Rabu, 01 Oktober 2014

tumbuh kembang anak dan penilaian anak


 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.            DEFINISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1.        Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Kemenkes RI, 2010).
Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kuantitatif, atau dapat diukur, aspek peningkatan ukuran fisik individu sebagai hasil peningkatan dalam jumlah sel. Indikator ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat badan, gigi, struktur skelet dan karakteristik seksual (Potter & Perry, 2005).
(Gambar 2.1) Pertumbuhan pada usia 0-5 tahun
Menurut Nursalam (2008) pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel.
Pertumbuhan mencakup perubahan fisik yang terjadi sejak priode prenatal sampai masa dewasa lanjut yang dapat berupa kemajuan atau kemunduran. Anak yang berusia muda pertumbuhanya lebih cepat di banding anak yang lebih tua, dan pada waktu dewasa pertumbuhan tinggi badan akan berhenti. Memasuki usia lanjut akan terjadi penurunan tinggi badan yang di ikuti penyusutan otot dan tulang.

2.        Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya struktur fungsi tubhyang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gera halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. (Kemenkes RI, 2010).
Perkembang adalah bertambahnya kemampuan struktur / fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses deferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang terorganisasi (Nursalam, 2008).
Perkembangan adalah perubahan bentuk yang di mulai saat konsepsi dan terus berlanjut sepanjang satu masa kehidupan. Bentuk ini termasuk  perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional yang terjadi selama masa kehidupan individu. Perkembangan bersifat dinamis dan melibatkan progesivitas dan penurunan. Sebagai contoh perkembangan kognitif pada usia lanjut dapat di lihat dari sikap bijaksana dalam mengambil keputusan karena adanya faktor pengalama, tetapi mereka sulit bertindak seperti orang muda saat di butuhkan kecepatan dalam proses informasi (Potter & Perry, 2009).
Individu memiliki bentuk pertumbuhan dan perkembangan tertentu. Kemajuan dalam setiap fase perkembangan akan mempengaruhi kesehatan individu. Keberhasilan atau kegagalan dalam suatu fase akan mempengaruhi kemampuanya dalam menyelesaikan fase berikutnya. Jika individu mengalami kegagalan perkembangan yang berulang, akan meningkatkan kesehatan. Seorang anak yang tidak belajar berjalan pada usia 20 bulan menunjukan keterlambatan perkembangan motorik kasar. Seorang anak usia 10 bulan yang sudah bisa berjalan akan mampu meningkatkan pembelajarannya melalui eksplorasi lingkungan (Potter & Perry, 2009).


B.            CIRI-CIRI DAN PRINSIP-PRINSIP TUMBUH KEMBANG ANAK
Menurut Potter & Perry (2009) ciri-ciri pertumbuhan yaitu :
1.      Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalani hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.
2.      Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.
3.      Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.
4.      Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.
Menurut Potter & Perry (2009) ciri-ciri perkembangan yaitu :
1.      Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.
2.      Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal.
3.      Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.
4.      Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda.
5.      Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana tahapan  perkembangan harus melewati tahap demi tahap.



Kemenkes RI (2010) menyatakan Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri yang saling berkaiatan. Cirri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1)             Perkembangan menimbulkan perubahan
Perekembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
2)             Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menetukan perkembangan selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri.
3)             Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4)             Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demekian terjadi peningkatan mental, memori, daya alar, asosiasi dan lain-lain.
5)             Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hokum yang tetap yaitu :
a.    Perkembangan terjadi terlebih dahulu didaerah kepala, kemudian menuju kearah kaudal/ anggota tubuh.
b.    Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah proksimal ( gerak kasar) lalu berkembangan kebagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus ( pola proksimodistal).
6)             Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar koatak anak mampu berdiri sbelum berjalan dan sebagainya.
C.            TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA TUMBUH KEMBANG ANAK
Menurut Nursalam (2008), tumbuh kembang pada masa anak sudah dimulai sejak dalam kandungan sampai 18 tahun. Hal ini sesuai dengan pengertian anak menurut WHO, yaitu sejak terjadinya konsepsi sampai usia 18 tahun.
1.        Tahapan tumbuh kembang
Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian adalah pada masa anak-anak.
Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak. Menurut Soetjiningsih (2002), tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Masa pranatal ( konsep-lahir), terbagi atas :
a.    Masa embrio (mudigah) : masa konsepsi-8 minggu
b.    Masa janin (fetus): 9 minggu-kelahiran
2.      Masa pascanatal, terbagi atas :
a.    Masa neonatal usia 0-28 hari
1)   Neonatal dini ( perinatal ) : 0-7 hari
2)   Neonatal lanjut : 8-28 hari
b.    Masa bayi
1)   Masa bayi dini : 1-12 bulan
2)   Masa bayi akhir : 1-2 tahun
3.      Masa prasekolah (usia 2-6 tahun), terbagian atas :
a.       Prasekolah awal ( masa balita ) : mulai 2-3 tahun
b.      Prasekolah akhir : mulai 4-6 tahun
4.      Masa sekolah atau masa prapubertas, terbagi atas:
a.    Wanita : 6-10 tahun
b.    Laki-laki : 8-12 tahun

5.      Masa adolesensi atau masa remaja, terbagi atas :
a.    Wanita : 10-18 tahun
b.   Laki-laki : 12-20 tahun
Setiap anak akan melewati tahapan tersebut secara fleksibel dan keseimbangan. Misalnya, pencapaian kemampuan tumbuh kembang pada masa bayi tidak selalu dicapai persis pada usia 1 tahun, tetapi terdapat dicapai lebih awal atau terlambat -dari satu tahun. Masing-masing tahap memiliki ciri khas dalam anatomi, fisiologi, biokimia, dan karakter. Dari tahapan-tahapan tersebut, yang akan dibahas pencapaian tumbuhan kembangnya adalah masa pranatal, neonatal, masa bayi, balita, dan prasekolah. Penekanan ini disesuaikan dengan ruang lingkup tenga perawat yang lebih banyk memberikan asuhan pada bayi dan balita.

D.           FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS TUMBUH KEMBANG ANAK
Nursalam (2008) mengatakan bahwa pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh intraksi banyak faktor.
Menurut Kemenkes RI (2010), pada umumnya anak mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan noramal yang merupakan hasil interaksi banayak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut anatara lain :
Faktor dalam (internal)
a.         Genetika
Faktor genetika akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang, yaitu :
1)        Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
2)        Keluarga
3)        Umur
4)        Jenis kelamin
5)        Kelainan kromosom
b.        Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal, yaitu saat janin berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat. hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu, kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.

Faktor dalam (internal)
Selain faktor internal Soetjiningsih (2007) mengatakan ada pula yang berasal dari luar dirinya (eksternal). Faktor eksternal adalah segala sifat atau kecakapan yang dikuasai individu dalam perkembangannya yang diperoleh dari lingkungan. Faktor eksternal terdiri dari :
1.      Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yng dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi 3 yaitu pranatal, kelahiran, dan pasca natal.
a.     Faktor pranatal
1)        Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir tahun.
2)        Mekanis. Posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan congenital misalnya club foot.
3)        Toksin, zat kimia, radiasi.
4)        Kelainan endokrin
5)        Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual.
6)        Kelainan imunologi
7)        Psikologis ibu
b.    Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga berisiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
c.     Faktor pascanatal
Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainal kongenital, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.

2.      Faktor Alam atau Geografis
Lingkungan alam atau geografis di mana individu tinggal akan berpengaruh terhadap terhadap perkembangan dan perilaku individu. Seseorang yang lahir dan dibesarkan di daerah pegunungan akan memiliki sifat-sifat dan kecakapan untuk mengatasi tantangan di daerah tersebut. Kondisi alam daerah pertanian yang relatif sunyi, jauh dari kebisingan akan membentuk individu-individu memiliki kebiasaan berbicara pelan dan memiliki berbagai keterampilan yangberkaitan dengan bidang pertanian. Berbeda dengan individu-individu yang terlahir dan besar di daerah pegunungan, mereka yang terlahir dan dibesarkan didaerah pantai yang selalu bising dengan suara ombak, biasanya mereka memiliki kebiasaan bicara keras dan memiliki keterampilan yang banyak berkaitan dengan bidang kelautan.

3.      Faktor Sosial
Sesuai dengan kodratnya, manusia adalah makhluk sosial di mana ia tidak akan dapat hidup sendirian tanpa membutuhkan atau berhubungan dengan orang lain. Faktor-faktor yang menyangkut hubungan seorang manusia dengan manusia lainnya inilah yang disebut dengan lingkungan sosial. Hubungan yang terjadi dapat berbentuk hubungan antara individu dengan individu, hubungan antara individu dengan kelompok, atau hubungan atntara kelompok dengan kelompok. Hubungan juga dapat berlangsung dalam berbagai situasi, seperti situasi kekeluargaan, situasi kedinasan, situasi belajar, dan sebagainya. Situasi sosial di mana individu berada tentu akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Individu yang tumbuh dan berkembang di lingkungan sosial yang diwarnai gotong royong dan kebersamaan akan memiliki karakteristik yang berbeda dari individu yang tumbuh di lingkungan yang diwarnai dengan kompetisi atau persaingan.

4.      Faktor Budaya
Lingkungan budaya merupakan lingkungan yang berkenaan dengan segala hasil kreasi manusia, baik hasil kreasi yang konkrit maupun yang abstrak, berupa benda, ilmu pengetahuan, teknologi, aturan-aturan, lembaga-lembaga, adat kebiasaan, dan lain-lain. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan membudaya. Mereka bukan saja menerima, turut melestarikan, menikmati, dan memanfaatkan hasil-hasil kebudayaan, tetapi juga menciptakan kebudayaan. Dalam proses berbudaya dan membudaya inilah individu berkembang dan berperilaku. Dibandingkan dengan makhluk lain, manusia terlahir dengan beberapa kelebihan di antaranya adalah kemampuan berpikir, berinteraksi, berkreasi, dan bermoral.

5.      Faktor Politik dan keamanan
Lingkungan politik dan keamanan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan individu. Keduanya mempunyai pengaruh yang tidak kalah besarnya dibandingkan dengan lingkungan yang lain terhadap perkembangan individu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jerman, anak-anak dan remaja serta yang masih dalam kandungan ketika terjadi perang dunia sebagian besar menderita stress dan kegugupan. Sebagian besar atau mungkin juga seluruh anak-anak dan pemuda Palestina memiliki rasa benci terhadap Israel.

6.      Faktor Agama
Bagi orang-orang yang taat beragama, lingkungan keagamaan memiliki pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan lingkungan yang lain. Hal demikian karena kepatuhan terhadap ketentuan agama bukan hanya dilatarbelakangi oleh kebiasaan, peniruan, penyamaan diri, rasa senang, dan rasa bangga sebagaimana yang terjadi pada lingkungan sosial maupun budaya, melainkan karena adanya keharusan dan rasa tanggung jawab terhadap kewajiban-kewajiban agama.


E.            KEBUTUHAN DASAR UNTUK TUMBUH KEMBANG
Menurut Nursalam (2008), Tumbuh dan kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar tertentu.
Menurut Soetjiningsih (2007), kebutuhan dasar ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu asuh, asih dan asah.
1.        Asuh ( kebutuhan fisik-biomedis)
Yang termasuk kebutuhan asuh adalah :
a.    Nutrisi yang mencukupi dan seimabang
Pemberian nutrisi secara mencukupi pada anak harus sudah dimulai dalam kandunagan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai  pada ibu hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu pemberian ASI saja sampai anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur 6 bulan, sudah waktunya anak diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping ASI. Pemberian makanan tambahan ini penting untuk meletih kebiasaan makan yang baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa bayi da prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat, terutama pertumbuhan otak (Soetjiningsih 2007).
b.    Perawatan kesehatan dasar
Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal diperlukan beberapa upaya, misalnya, imunisasi, kontrol ke puskesmas/posyandu secara berkala, diperiksakan segera bila sakit (Soetjiningsih 2007).
c.    Pakaian
Anak perlu mendapatkan pakaina yang bersih dan nyaman dipakai.
d.    Perumahan
Dengan pemberikan tempat tinggal yang layak maka hal tersebut akan membantu anak untuk bertumbuh kembang secara optimal.
e.    Higiene diri dan lingkungan
Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi risiko tertularnya berbagai penyakit infeksi.
f.      Kesegaran jasmani (olahraga dan rekreasi)
Aktivitas olahraga dan reakreasi digunakan untuk melatih kekuatan otot-otot tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga membuat meningkatkan motorik anak, dan aspek perkembangan lainnya (Soetjiningsih 2007).

2.             Asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang)
Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimuali sedini mungkin. Bahkan, sejak anak berada dalam kandungan, perlu diupayakan kontak psikologis antara ibu dan anak, misalnya, dengan mengajak berbicara/mengeluaskan. Setelah lahir, upaya tersebut dapat dilakukan dengan mendekap bayi kedada ibu segera setelah lahir. Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara ibu dengan anak sangatlah penting, karena berguna untuk menentukan perilaku anak di kemudian hari, merangsang perkemabang  otak anak, serta merangsang perhatian anakterhadap dunia luar. Oleh karena itu Soetjiningsih (2007) mengatakan kebutuhan asih ini meliputi :
a.         Kasih sayang orang tua
Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan penuh  kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana orang tua menciptakan hubungan yang hangat dengan anak, sehingga anak merasa aman dan senang (Soetjiningsih 2007).
b.             Rasa aman
Adanya intraksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.
c.              Harga diri
Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginananya. Apabila anak diacuhkan maka hal ini dapat menyebabkan frustasi.
d.             Dukungan /dorongan
Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh dukungan dari lingkungan. Apabila orang tua sering melarang aktivitas yang akan dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan anak raggu-ragu  dalam melakukan setiap aktivitas.
e.              Mandiri
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya.
f.               Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.
g.              Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman
Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan sifat-sifat bawaaannya. Tidak pada tempatnya jika orang tua memaksakan keinginan untuk dilakukan oleh anak tanpa memperhatiakan kemauan anak (Soetjiningsih 2007).

3.        Asah  (kebutuhan stimulasi)
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa latihan dan bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.  Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang  dibandingkan dengan anak yang berkurang mendapatkan stimulasi. Pembahasan mengenai bagaimana cara untuk memberikan stimulasi dengan bermain.
Pemberian stimulus ini sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal, dan setelah lahir dengan cara menetekkan bayi pada ibunya sedinikan mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan (Soetjiningsih 2007).
                
F.             TAHAPAN PERKEMBANGAN ANAK MENURUT UMUR
Tahapan perkembangan anak menurut Kemenkes RI (2010), anata lain :
1.             Umur 0-3 bulan
a.         Mengakat kepala setinggi 450
b.        Menggerakan kepala dari kiri/kanan ketengah
c.         Melihat dan menatap wajah anda
d.        Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
e.         Suka tertawa keras
f.          Bereaksi terkejut terhadap suara keras
g.         Membalas tersenyum ketika diajak berbicara/tersenyum
h.         Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak.
(Gambar 2.2) Tahap Perkembangan Anak Usia 0-3 bulan

2.             Umur 3-6 bulan
a.         Berbalik dari telungkup ketelentang
b.        Mengankat kepala setinggi 900
c.         Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
d.        Menggegam pensilmeraih benda yang ada dalam jangkauanya
e.         Memegang tangannya sendiri
f.          Berusaha memperluas pandangan
g.         Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
h.         Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memikik
i.           tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik say bermain sendiri
(Gambar 2.3) Tahap Perkembangan Anak Usia 3-6 bulan

3.         Umur 6-9 bulan
a.         Duduk ( sikap tripoid-sendiri)
b.        Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga senagian berat badan
c.         Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
d.        Memindahkan benda dari satu tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan
e.         Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
f.          Bersuara tanpa arti, mamama,bababa,dadada,tatata
g.         Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
h.         Bermainan tepuk tangan/ciluk ba
i.           Bergembira denganmelempar benda
j.          Makan kue sendiri
(Gambar 2.4) Tahap Perkembangan Anak Usia 6-9 bulan

4.        Umur 9-12 bulan
a.         Mengakat badannya keposisi berdiri
b.         Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dikursi
c.         Dapat berjalan dengan dituntun
d.         Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
e.         Menggenggam erat pensil
f.           Memasukan benda kemulut
g.         Mengulang menirukan bunyi yang didengar
h.         Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.
i.           Mengesplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja.
j.           Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
k.         Senang diajak bermain”ciluk ba”.
l.           Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal.
(Gambar 2.5) Tahap Perkembangan Anak Usia 9-12 bulan



5.        Umur 12-18 Bulan
a.         Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
b.         Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali.
c.         Berjalan mundur lima langkah.
d.         Memanggil ayah dengan kata “papa” memanggi ibu dengan kata “mama”.
e.         Menumpuk 2 kubus.
f.           Memasukan kubus kekotak.
g.         Menunjuk Apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu.
h.         Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing.
(Gambar 2.6) Tahap Perkembangan Anak Usia 12-18 bulan

Menurut Nelson (1999), perkembangan anak pada usia 12-18 bulan atau pada tahun kedua berupa perkembangan fisik, emosi dan bahasa.
a)        Perkembangan fisik
Tingkat pertumbuhan lebih lambat pada umur tahun kedua dan nafsu makan menurun, lemak bayi dibakar oleh gerakan yang bertambah, lumbal lordisis berlebihan membuatn perut menonjol. Otak terus tumbuh dengan mielinisasi sepanjang tahun kedua.
Sebagian besar anak mulai berjalan sendiri mendekati usia satu tahun. Sebagian lagi tidak dapat berjalan sampai usia 15 bulan.  Bayi yang sangat aktif dan berani cenderung berjalan lebih awal, bayi yang kurang aktif, lebih penakut dan yang terikat dengan menyelidiki obyek-obyek secara terperinci berjalan lebih lambat (Nelson, 1999).

b)        Perkembangan kognitif
Penjelajahan benda mempercepat jalannya karena pendekatan, pemegangan dan pelepasan hampir sepenuhnya matur dan berjalan bertambah kehal-hal yang menarik. Anak yang baru belajar berjalan menggambungkan obyek-obyek dengan cara-cara baru untuk menciptakan hal-hal yang menarik, seperti menumpuk balok-balok atau meletakkan barang kedalam tempat kaset video. Alat-alat mainan juga lebih mungkin untuk digunakan pada maksud-maksud terjual ( sisir untuk rambut, cangkir untuk minum). Meniru orang tua dan anak-anak yang lebih dewasa adalah cara belajar yang penting. Permainan khayalan berpusat pada tubuh anak itu sendiri (Nelson,1999).
c)        Perkembangan emosi
Bayi-bayi yang berkembang mendekati kejadian penting dari langkah-langkah pertama mereka mungkin mudah marah. Bila mereka mulai berjalan, perubahan suasana hati utama mereka nyata sekali. Anak yang baru belajar berjalan digambarkan seperti orang yang dimamukan oleh kemampuan mereka yang baru dan oleh kekuatan untuk mengatur jarak antara mereka sendiri dan orang tua mereka. Mereka sering berputar mengelilingi mstshsri, berpindah-pindah, menoleh kebelakang, bergerak lebih jauh dan kemudian kembali untuk mendapatkan sentuhan yang menenangkan dari orang tua mereka (Nelson,1999).
d)        Perkembangan bahasa
Penerimaan bahasa mendahului perasaan. Ketika mulai bayi mengucapkan kata-kata pertamanya, kira-kira 12 bulan, mereka mulai menganggap dengan tepat beberapa contoh pertanyataan sederhana seperti “ tidak”, “selamat tinggal”, “saya Minta”. Pada 15 bulan, rata-rata anak menunjukkan pada bagian-bagian utama pada tubuh dan mengunakan 4-6 kata-kata sepontan dan benar termasuk kata benda, nama diri. Anak yang baru belajar berjalan juga menikmati kata-kata dengan suku kata yang banyak (Nelson,1999).



6.        Umur 18-24 bulan
a.         Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.
b.         Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
c.         Bertepuk tangan,melambai-lambai.
d.         Menumpuk 4 buah kubus.
e.         Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
f.           Mengelindingkan bola kearah sasaran.
g.         Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.
h.         Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.
i.           Memegang cangkir sendiri, belajar makan, minum sendiri.
(Gambar 2.7) Tahap Perkembangan Anak Usia 18-24 bulan

7.    Umur 24-36 bulan
a.       Jalan naik tangga sendiri
b.      Dapat bermain dan menendang bola kecil mencoret-coret pensil pada kertas
c.       Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata.
d.      Dapat menunjukan 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.
e.       Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
f.        Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta.
g.       Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
h.       Melepas pakaiannya sendiri.
(Gambar 2.8) Tahap Perkembangan Anak Usia 24-36 bulan

8.    Umur 36-48 bulan
a.       Berdiri 1 kaki 2 detik
b.      Melompat kedua kaki diangkat
c.       Mengayuh sepeda roda tiga
d.      Menggambar garis lurus
e.       Menumpuk 8 buah kubus
f.        Mengenal 2-4 warna
g.       Menyebut nama, umur tempat
h.       Mengerti arti kata diatas, dibawah, didepan
i.         Mendengarkan cerita
j.        Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
k.      Bermain bersama-sama teman, mengikuti aturan permainan
l.         Mengenakan sepatu sendiri
m.     Mengenakan celana panjang, kemeja, baju
(Gambar 2.9) Tahap Perkembangan Anak Usia 36-48 bulan



9.    Umur 48-60 bulan
a.       Berdiri satu kaki 6 detik
b.      Melompat-lompat 1 kaki
c.       Menari
d.      Menggambar tanda silang
e.       Menggambar lingkaran
f.        Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
g.       Mengancing baju atau pakaian boneka
h.       Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
i.         Senang menyebut kata-kata baru
j.        Senang bertanya tentang sesuatu
k.      Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
l.         Bicaranya mudah dimengerti
m.     Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
n.       Menyebut angka, menghitung jari
o.      Menyebut nama-nama hari
p.      Berpakaian sendiri tanpa dibantu
q.      Menggosok gigi tanpa dibantu
r.        Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu
(Gambar 2.10) Tahap Perkembangan Anak Usia 48-60 bulan

10.  Umur 60-72 bulan
a.       Berjalan lurus
b.      Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik
c.       Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
d.      Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
e.       Menggambar segiempat
f.        Mengerti arti lawan kata
g.       Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih
h.       Menjawabpertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya.
i.         Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
j.        Mengenal warna-warni
k.      Mengungkapkan simpati
l.         Mengikuti aturan permainan
m.     Berpakaian sendiri tanpa dibantu.

Tahun-tahun pra sekolah
Antara usia 2  dan 5 tahun, tantangan-tantangan perkembangan dari priode sebelumnya diakhiri dalam keadaan lingkungan yang luasdan dibentuk kembali oleh tambahan bahasa yang rumit. Sebagai contoh adalah tantangan penganturan diri sendiri dalam  menghadapi kemungkinan dorongan yang besar. Masalah ini, pada masa pertumbuhan muncul kembali seperti anak menghadapi tempat bermain yang ramai atau suatu ruangan kelas pra sekolah. Ketegangan antara pertumbuhan perasaan otonomi anak dan keterbatasan internal maupun eksternal, menentukan pusat dinamis usia ini. Ketegangan ini dipengaruhi oleh dan selanjutnya mempengaruhi perkembangan dibanyak bidang (Nelson,1999).
Nelson (1999) mengatakan beberapa perkembangan pada usia 2-5 tahun yaitu:
1.        Perkembangan fisik
Pada akhir tahun kedua, pertumbuhan tubuh dan otak lambat, dengan penurunan yang seimbang pada kebutuhan nutrisi dan napsu makan. Antara usia 2 dan 5 tahun, rata-rata pertambahan berat badan anak bertambah kira-kira 2kg, tinggi badan 7m setiap tahun. Bagian utama perut anak menjadi rata dan tubuh menjadi lebih langsing. Pucak energi dan kebutuhan tidur menurun sampai 11-13 jam/24jam, biasanya termasuk sekali tidur siang. Ketajaman penglihatan mencapai 20/30 pada usia 3 tahun dan 20/20 pada usia 4tahun. Semua 20 gigi primer telah muncul pada usia 3 tahun.
Kemandirian biasanya dilakukan pada tahun ketiga. Frustasi mungkin akibat dari upaya untuk mengubah pilihan tangan anak. Variasi dalam perkembangan motorik halus menggambarkan kecendrungan individu maupun berbagai kesempatan untuk belajar (Nelson,1999).
2.        Bahasa, kognisi, dan permainan
a)         Bahasa
Perkembangan bahsa terjadi paling cepat antar usia 2dan 5 tahun. Perbendaharaan kata bertambah dari 50-100 kata samapi 2000 lebih. Perbedaan yang penting antara percakapan, produksi suara yang dapat di mengerti dan bahasa mendasari tindakan metal. Bahasa mencangkup fungsi pengungkapan maupun penerimaan. Pada umum nya masalah percakapan lebih dapat dinilai untuk terapi daripada maslah biasa.
Bahasa adalah barometer yang kritis  dari perkembangan kognitif maupun emosi. Retardasi mental mungkin mula-mula menjadi jelas pada biara yang tertunda pada kira-kira usia 2tahun. Meskipun tanda-tanda yang lebih awal telah dilupakan. Anak yang diperlakukan dengan kejam dan diacuhkan, dikolerasikan dengan bahasa yang tertunda, terutama kemampuan untuk menyampaukan keadaan emosi (Nelson,1999).

b)      Kognisi 
Periode prasekolah dapat disamakan dengan stadium praoperasional piaget ( pralogika), ditandai oleh pemeriksaan ajaib, egosentris dan pemikiran yang didominasi oleh kesadaran. Pemikiran ajaib keracunan dari kejadian yang kebetulan untuk sebab dan akibat, aninisme (menghubungkan motivasi kepada benda mati dan kejadian) dan kepercayaan yang tidak realistik mengenai kekuatan hasrat. Anak mungkin percaya bahwa orang-orang membuat hujan dengan membawa payung, bahwa matahari turun atau bahwa perasaan marah kepada saudara kandung sesungguhnya dapat membuat saudaranya sakit (Nelson,1999).


c)      Bermain
Selama priode prasekolah, bermain ditandai dengan penambahn kompleksitas dan khayalan, dari tulisan-tulisan sederhana yang meniru pengalaman umum seperti belanja dan meletakkan bayi di tempat tidur (usia2 atau 3 tahun) keskenario yang lebih luas mencangkup kejadian tunggal seperti pergi kekebun binatang atau pergi berwisata.
Bermain memungkinkan anak mengalami kemenangan dengan menyelesaikan teka-teki, berlatih berperan orang dewasa, meniru peran menyerang bukannya korban (menampar boneka), meniru kekuatan super (memaikan dinosaurus dan pahhlawan super), dan mendapatkan hal-hal yang ditolak dalam kehidupan nyata (membuat percaya orang atau binatang kesayangan).

3.        Perkembangan emosi
Tantangan emosi dalam menghadapi anak prasekolah termasuk keterbatasan penerimaan sementara mempertahankan  rasa pengawasan diri, menimbulkan keagresifan dan dorongan seksual, dan interaksi dengan lingkungan orang dewasa dan teman-teman yang semakin luas. Pada usia 2tahun, pembatasan timgkah laku teruma eksternal, pada usia 5 tahun, pengontrolan-pengontrolan ini diperlukan kendali jika anak harus berfungsi dalam kelas yaang khas. Keberhasilan dalam mencapai tujuan ini berdasarkan pada perkembangan emosi sebelumnya, khususnya kemampuan mengunakan bayangan internalisasi dari orang dewasa yang dipercaya untuk memberikan rasa aman  pada saat stres. Anak perlu mempercai diri sendiri terhadap dukungan orang dewasa untuk mengatasi masalah emosi (Nelson,1999).

Tahun-tahun awal sekolah
Pada anak usia antara 6-12tahun, priode yang kadang-kadang disebut sebagai masa anak-anak pertengahan atau masa laten, mempunyai tantangan baru. Kekuatan kognitif untuk memikirkan banyak factor secara silmutan takkan memberikan kemampuan pada anak usia-sekolah untuk mengevaluasi diri sendiri dan merasakan evaluasi teman-temannya. Sebagai akibatnya, menghargaan diri menjadi masalah sentral. Perkembangan kesehatan membutuhkan peningkatan pemisahan dalam kelompok yang sepadan serta merundingkan tantangan yang berada didunia luar (Nelson, 1999).
1.        Perkembangan fisik
Pertumbuahan selam priode tersebut rata-rata 3-3,5 kg (7lb), dan 6cm (2,5 inci). Lingkar kepala tumbunhnya hanya 2-3 cm selama priode tersebu, menandakan pertumbuhan otak yang melambat, karena proses mielinisasi sesudah sempurna pada usia 7 tahun (Nelson,1999).
Pertumbuhan wajah bagian tengah dan bawah terjadi secara bertahap. Kehilangan gigi desidua (bayi) merupakan tanda maturasi yang lebih dramatis, mulai sekitar 6 tahun setelah tumbuhnya gigi moral utama. Pengantian dengan gigi dewasa terjadi pada kecepatan sekitas 4tahun. Jaringan limfoid hipertropi, sering ditimbulkan tonsil dan adenoid yang menegaskan, yang kadang-kadang membutuhkan penangan pembedahan.
Kekuatan otot, koordinasi dan daya tahan tubuh meningkatkan terus menerus, seperti hal nya kemampuan menampilkan pola gerakan-gerakan yang rumit seperti menari, melempar bola basket, atau bermain piano. Organ-organ seksual secara fisik belum matang, namun minat pada jenis kelamin yang berbeda dan tingkah laku seksual tetap aktif (Nelson,1999).

2.        Perkembangan kognitif dan bahasa
Pemikiran anak usia sekolah secara kualitas verdeba dari pemikiran anak yang lebih muda 1-2 tahun. Pada tempat kognisi yang berdaya tarik, egosentris, dan terkait persepsi, anak usia sekolah semakin memperatekkan aturan-aturan yang berdasarkan padafenomena yang dapat diamati, faktor pada banyak demensi dan pandangan, serta menginterpretasi persepsinya verdasarkan teori-teori yang realistik mengenai hukum-hukum nyata (Nelson,1999).

3.        Perkembangan emosi dan sosial
Dalam teori psikoanalitis, masa laten mengikuti penyelesaian konflik oedipus, karena energi seksual dipusatkan jauh dari objek larangan aslinya, orangtua, dan kearah pencapaian penyelesaian yang diterima secara sosial. Sebagai bagian dari pemecahan masalah, pertimbangan moral orangtua diinternalisasikan sebagai superego. Pengamatan yang mendukung teori ini meliputi pengurangan labilitas emosi terhadap orang tua dan peningkatan keterlibatan dalam hubungan diluar rumah. Perkembangan emosi dan sosial berkelanjutan pada tiga kontenks, yaitu rumah, sekolah, dan lingkungan (Nelson,1999).


G.           PENILAIAN TUMBUH KEMBANG PADA ANAK
Menurut Hidayat (2008) terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang anak, diantaranya dengan pengukuran antropometri, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi.
1)             Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometri ini meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala dan lingkar lengan atas. Dalam pengukuran antropometri terdapat 2 cara dalam pengukuran, yaitu pengukuran berdasarkan usia dan pengukuran tidak berdasarkan usia (Hidayat, 2008).
Pengukuran berdasarkan usia misalnya berat badan berdasarkan usia, tinggi badan berdasarkan usia, dan lain-lain. Pengukuran tidak berdasarkan berdasarkan usia misalnya pengukuran berat badan berdasarkan tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan, dan lain-lain.

a.         Pengukuran Berat Badan
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai paeningkatan atau penuruan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak (Hidayat, 2008).
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut WHO yaitu menggunakan presentasi dari median sebagai berikut: antara 80 – 100% dikatakan malnutrisi sedang dan kurang dari 80% dikatakan malnutrisi akut (wasting).
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut standar baku NCHS yaitu menggunakan presentil sebagai berikut: persentil 72-25 dikatakan normal, persentil 10-5 dikatakan malnutrisi sedang, dan kurang dari persentil 5 dikatakan malnutrisi berat (Hidayat, 2008).
Tabel 2.1 Ukuran Berat Badan Berdasarkan Usia Anak





Selain penggunaan standar baku NCHS juga dapat digunakan Kartu Menuju Sehat(KMS).
(Gambar 2.11) Gambar Kartu Menuju Sehat


b.             Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak (Hidayat, 2008).
Penilaian tinggi badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standar baku NCHS yaitu menggunakan presentase dari median sebagai berikut : lebih dari atau sama dengan 90 % dikatakan normal, sedangkan kurang dari 90% dikatakan malnutrisi kronis (abnormal).
(Gambar 2.12) Grafik Tinggi Badan Anak

c.              Pengukuran Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala ini digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai pertumbuhan otak. Dengan penilaian ini, dapat dideteksi secara dini apabila terjadi pertumbuhan otak mengecil yang abnormal (mikrosefali) yang dapat mengakibatkan adanya retardasi mental atau pertumbuhan otak membesar yang abnormal (volume kepala meningkat) yang dapat disebabkan oleh penyumbatan pada aliran cairan serebrospinalis. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan kurva lingkar (Hidayat, 2008).
(Gambar 2.13) Grafik Lingkar Kepala Pada Anak Perempuan

(Gambar 2.14) Grafik Lingkar Kepala Pada Anak Laki-Laki




d.             Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, namun penilaian ini tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila di bandingkan dengan berat badan.

Untuk menilai perkembangan anak, hal yang dapat dilakukan pertama kali adalah melakukan wawancara tentang factor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan, tes skrining perkembangan anak dengan DDST, tes IQ dan tes psikologi, atau pemeriksaan lainnya (Hidayat, 2008).
Pada saat ini terdapat beberapa perkembangan dalam penggunaan tes DDST, misalnya revisi atau perubahan dalam penggunaan tes yang dikenal dengan nama DDST II. Pada awalnya tes ini dikenal dengan nama DDST, kemudian terjadi revisi dengan nama DDST-R dan saat ini menggunakan istilah DDST II yang sudah mengalami penyempurnaan dalam pengukuran.
Hidayat (2008) mengatakan penilaian DDST ini menilai perkembangan anak dalam 4 faktor, diantaranya terhadap personal social, motorik halus, bahsa dan motorik kasar dengan persyaratan tes sebagai berikut:
1.             Lembar formulir DDST II
2.             Alat bantu atau peraga seperti benang wol merah; manic-manik; kubus berwarna merah, kuning, hijau, dan biru; permainan bola kecil; serta bola tenis kertas dan pensil.
Adapun cara pengukuran DDST dijabarkan sebagai berikut:
a)             Tentukan usia anak saat pemeriksaan
b)             Tarik garis pada lembar DDST II sesuai usia yang telah di tentukan
c)             Lakukan pengukuran pada anak tian komponen dengan batasan garis yang ada mulai motorik kasar, bahsa, motorik halus dan personal social
d)             Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan atau abnormal.
(Gambar 2.15) Lembar Formulir DDST II
Dikatakan meragukan apabila terdapat 2 keterlambatan/ lebih pada 2 sektor atau 2 keterlambatan/ lebih pada 1 sektor ditambah 1 keterlambatan pada 1 sektor/ lebih.
Dikatakan meragukan apabila terdapat 2 keterlambatan/lebih pada 1 sektor atau terdapat 1 keterlambatan pada 1 sektor/lebih.
Dapat juga dengan menentukan ada tidaknyya keterlambatan pada masing-masing sector bila menilai setiap sector atau tidak menyimpulkan gangguan perkembangan keseluruhan.

H.           GANGGUAN TUMBUH KEMBANG PADA ANAK
Menurut Kemenkes RI (2010) gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan antara lain :
1.             Gangguan bicara dan bahasa
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitive terhadap keterlambatan atau kerusakan pada system lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor,psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan  berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2.             Cerebral palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3.             Sindrom down
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenitifnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa factor seperti kelainan jantung congenital, hipotenia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk mendorong diri sendiri.
4.             Perawakan pendek
Short stature atau perawakan pendek meruapakan suatu terminology mengenai tinggi Abadan yang berada dibawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5.             Gangguan autisme
Merupakan gangguan pekembangan pervetif pada anak yng sengajanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Perventif bearti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autism mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
6.             Retardasi mental
Meruapakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah ( IQ< 70 ) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntunan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7.             Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
    Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Kemenkes RI, 2010).
     Perkembangan adalah perubahan bentuk yang di mulai saat konsepsi dan terus berlanjut sepanjang satu masa kehidupan. Bentuk ini termasuk  perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional yang terjadi selama masa kehidupan individu. Perkembangan bersifat dinamis dan melibatkan progesivitas dan penurunan. Sebagai contoh perkembangan kognitif pada usia lanjut dapat di lihat dari sikap bijaksana dalam mengambil keputusan karena adanya faktor pengalama, tetapi mereka sulit bertindak seperti orang muda saat di butuhkan kecepatan dalam proses informasi (Potter & Perry, 2009).
      Menurut Potter & Perry (2009) ciri-ciri pertumbuhan yaitu :
1.      Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalani hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.
2.      Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.
3.      Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.
4.      Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.


Menurut Potter & Perry (2009) ciri-ciri perkembangan yaitu :
6.      Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.
7.      Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal.
8.      Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.
9.      Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda.
10.  Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana tahapan  perkembangan harus melewati tahap demi tahap.
           Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak. Menurut Soetjiningsih (2002), tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Masa pranatal ( konsep-lahir), terbagi atas :
a.    Masa embrio (mudigah) : masa konsepsi-8 minggu
b.    Masa janin (fetus): 9 minggu-kelahiran
2.      Masa pascanatal, terbagi atas :
a.    Masa neonatal usia 0-28 hari
1)   Neonatal dini ( perinatal ) : 0-7 hari
2)   Neonatal lanjut : 8-28 hari
b.    Masa bayi
1)   Masa bayi dini : 1-12 bulan
2)   Masa bayi akhir : 1-2 tahun
3.      Masa prasekolah (usia 2-6 tahun), terbagian atas :
a.       Prasekolah awal ( masa balita ) : mulai 2-3 tahun
b.      Prasekolah akhir : mulai 4-6 tahun


4.      Masa sekolah atau masa prapubertas, terbagi atas:
a.    Wanita : 6-10 tahun
b.    Laki-laki : 8-12 tahun
5.      Masa adolesensi atau masa remaja, terbagi atas :
a.    Wanita : 10-18 tahun
b.   Laki-laki : 12-20 tahun
Menurut Kemenkes RI (2010 banayak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut anatara lain :
1.      Faktor Dalam (internal)
a.       Genetic
b.      Pengaruh hormon
2.      Faktor Alam atau Geografis
3.      Faktor Social
4.      Factor Budaya
5.      Faktor Politik dan keamanan
6.      Faktor Agama
Menurut Hidayat (2008) terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang anak,yaitu : Pengukuran antropometri, pengukuran Tinggi Badan, pengukuran Lingkar kepala, pengukuran menggunakan DDST.

B.     Saran
1.      Bagi Mahasiswa
Semoga makalah ini dapat dijadikan tambahan dalam memahami dan mempelajari materi tentang pertumbuhan dan perkembangan.
2.      Bagi institusi
Semoga makalah ini dapat menjadi tambahan informasi dan bahan perpustakan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Harapan Ibu Jambi (STIKES-HI) mengenai pertumbuhan dan perkembangan.

Tidak ada komentar: