A.
Konsep
dasar keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional serta social individu-indidu yang didalamnya dilihat
dari interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan
untuk mencapai tujuan umum ( Duval, 1972 ). Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaaan saling
ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).
Keluarga adalah dua atau lebih
individu yang tergantung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta empertahankan kebudayaan (
Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989 ).
2. Fungsi
keluarga menurut Friedman, (1987)
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang
berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar keluarga.
Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga
mengembangkan ganbaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik
dan penuh rasa kasih sayang.
b. Fungsi sosial
Fungsi sosial yaitu proses
perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi
social dan melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan
tempat individu melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin
norma keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu
maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk
meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekomomi
Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi
kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian, perumahan dan lain-lain.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu
keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan asuhan Kesehatan /
keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan
keluarga dan individu ( Zaidin Ali, 1999 ).
3. Tipe
keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :
a) Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungan dan tinggal dalam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b) Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang
tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
c) Single Parent Family
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup
bersama dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
d) Nuclear Dyatd
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,
tinggal dalam satu rumah yang sama.
e) Recontituened atau Blended Family
Keeluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan
masing-masing membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.
f) Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek,
bapak,ibu, anak dalam satu rumah.
g) Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam
rumahnya.
h) Midle Age Atau Ederly Coople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia
pertengahan.
4. Tingkat
perkembangan keluarga
Terdapat delapan tahap tingkat perkembangan keluarga menurut
Friedman, ( 1998 ) :
a. Tahap I : Keluarga Pemula (juga
menunjuk pasangan menikah atau tahap pernikahan) Tugasnya adalah :
a) Membangun perkawinan yang saling
memuaskan
b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orang tua)
b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh
anak (anak tertua adalah bayi sampai umur 30 bulan). Tugasnya adalah :
a) Membentuk keluarga muda sebagai
sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan).
b) Rekontruksi tugas-tugas perkembangan
yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga
c) Memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek.
c. Tahap III : Keluarga dengan anak
usia pra sekolah (anak tertua berumur 2 hingga 6 tahun). Tugasnya adalah :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
seperti rumah
b) Mensosialisasikan anak.
c) Mengintegrasikan anak yang baru
sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar
keluarga (keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia
sekolah (anak tertua berumur 6 hingga 13 tahun). Tugasnya adalah :
a) Mensosialisakan anak-anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sehat.
b) Mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan.
c) Memenuhi kebutuhan Kesehatan fisik
anggota keluarga.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak
remaja (anak tertua berumur 13 hingga 20 tahun). Tugasnya adalah :
a) Menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
b) Memfokuskan kembali hubungan
perkawinan.
c) Berkomunikasi secara terbuka antara
orang tua dan anak-anak.
f. Tahap VI : Keluarga melepas anak
usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan
rumah). Tugasnya adalah :
a) Memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
b) Melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyesuaikan kembali hubungan perkawinan.
c) Membantu orang tua lanjut usia dan
sakit-sakitan dari suami maupun istri.
g. Tahap VII : Orang tua usia
pertengahan (tanpa jabatan, pension). Tugasnya adalah :
a) Menyediakan lingkungan yang
meningkatkan Kesehatan.
b) Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak.
c) Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa
pensiunan dan lansia (juga menunjuk kepada keluarga yang berusia lanjut usia atau
pension hingga pasangan yang sudah meninggal dunia). Tugasnya adalah :
a) Mempertahankan pengaturan hidup yang
memuaskan
b) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
c) Mempertahankan hubungan perkawinan
d) Menyesuaikan diri terhadap
kehilangan pasangan
e) Mempertahankan ikatan keluarga antar
generasi
f) Meneruskan untuk memahami eksistensi
mereka (penelaahan dan integrasi hidup).
5. Lima
tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Lima tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman,
(1981) adalah :
a. Mengenal gangguan perkembangan
Kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan pada anggota
keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat
atau usianya terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang
menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik
antara keluarga dan lembaga-lembaga Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan
dengan baik fasilitas-fasilitas Kesehatan yang ada.
B.
Konsep Dasar keluarga dengan tahap
perkembangan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak
pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada
usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota
maksimum dan hubungan keluarga diakhir tahap ini ( Duval, 1977 ). Pada masa ini
merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini anak-anak mempunyai keinginan dan
kegiatan-kegiatan masing-masing, disamping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah
dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orangtua sendiri. Setiap orang
menjalani tugas-tugas perkembangannya sendiri-sendiri, sama seperti keluarga
berupaya memenuhi tugas-tugas dan perkembangannya sendiri.
Menurut Erikson (1950)orangtua
berjuang dengan tuntutan ganda yaitu
berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas perkembangan
generativitas) dan memperhatikan
perkembangan mereka sendiri, sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk
mengembangkan sense of industry–kapasitas untuk menikmati pekerjaan dan
mencoba mengangkis perasaan rendah hati.
Tugas orangtua pada tahap ini adalah
untuk belajar menghadapi pisah dengan atau lebih sederhana membiarkan anak
pergi. Lama kelamaan hubungan dengan teman sebaya dan kegiatan-kegiatan di luar
rumah akan memainkan peranan yang lebih besar dalam kehidupan anak usia
sekolah. Tahun-tahun ini dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan keluarga, tapi ada
juga kekuatan-kekuatan yang secara perlahanmendorong anak tersebut pisah dari
keluarga sebagai persiapan menuju masa remaja. Orangtua yang mempunyai
perhatian di luar anak mereka akan merasa lebih mudah membuat perpisahan yang
perlahan – lahan. Akan tetapi, dalam contoh – contoh dimana peran ibu merupakan
central dan satu – satu nya peran yang signifikan dalam kehidupan wanita, maka
proses pisah ini merupakan sesuatu yang menyakitkan dan dipertahankan
mati-matian.
Selama tahap ini orang tua merasakan
tekanan yang luar biasa dari komunitas diluar rumah melalui sistem sekolah dan
berbagai asosiasi di luar keluarga yang mengharuskan anak – anak mereka
menyesuaikan diri dengan standar – standar komunitas bagi anak. Hal ini
cendrung mempengaruhi keluarga – keluarga kelas menengah untuk kelas menengah
menekan nilai – nilai tradisional pencapaian dan produktivitas, dan menyebabkan
sejumlah keluarga dari kelas pekerja dan banyak keluarga miskin meras tersingkir
dari dan konflik dengan sekolah dan / atau nilai – nilai komunitas.
Kecacatan pada anak – anak akan
ketahuan selama periode kehidupan anak. Para perawat sekolah dan guru akan
mendeteksi banyak defek penglihatan, pendengaran, wicara, selain sulit belajar
gangguan tingkah laku, dan perawatan gigi yang tidak adekuat, penganiayaan anak
, penyalahgunaan zat, dan penyakut – penyakit menular (Edelman dan Mandle,
186). Bekerja dengan keluarga dengan peran sebagai konselor dan pendidik dalam
bidang kesehatan, selain untuk memulai rujukan yang layak untuk skrining
lanjutan, membutuhkan energi yang sangat banyak dari seorang perawat sekolah.
Ia juga bertindak sebagai narasumber bagi guru sekolah, memungkinkan guru mampu
menangani kebutuhan-kebutuhan kesehatan individu atau yang telah lazim dari
siswa-siswa secara efektif.
Ada banyak keadaan cacat yang terdeteksi selama tahun-tahun sekolah, termasuk epilepsi,
serebral palsi, reterdasi mental, kanker,
kondisi ortopedik. Fungsi utama
perawat kesehatan disini disamping fungsi
rujukan, mengajar, dan memberikan konseling kepada orangtua
mengenai kondisi tersebut akan membantu keluarga melakukan koping sehingga
pengaruh yang merugikan dari cacat tersebut pada keluarga dapat diminimalkan.
Bagi anak-anak dengan masalah tingkah
laku, perawat keluarga di sekolah, klinik, kantor dokter, dan lembaga-lembaga
komunitas harus mengupayakan keterlibatan orangtua secara aktif. Memulai
rujukan untuk konseling/terapi keluarga sering amat bermanfaat dalam membantu
keluarga agar sadar akan masalah-masalah
keluarga yang mungkin mempengaruhi anak usia sekolah secara merugikan.
Jika orangtua dapat menata kembali masalah tingkah laku anak sebagai sebuah
masalah keluarga dan berupaya mencari resolusi dengan fokus baru tersebut, akan
tercapai lebih banyak fungsi-fungsi keluarga dan tingkah laku anak yang sehat
(Bradt, 19888).
Tabel :Tahap Siklus Kehidupan
Keluarga ini dengan Dua Orangtua, dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga dengan
Anak Usia Sekolah.
Tahap
Siklus Kehidupan Keluarga
|
Tugas-Tugas
Perkembangan Keluarga
|
Keluarga dengan anak usia sekolah
|
1. Mensosialisasikan anak-anak,
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya yang sehat.
2. Mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan.
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga.
|
Sumber : Carter & McGoldrick
(1988), Duvall & Miller (1985)
C.
Tahap-tahap perkembangan keluarga
dengan anak sekolah
Salah satu tugas orangtua yang
sangat penting dalam mensosialisasikan anak pada saat ini meliputi meningkatkan
prestasi anak di sekolah.Tugas keluarga yang signifikan lainnya adalah
mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia. Sekali lagi dilaporkan bahwa
kebahagiaan perkawinan selama tahap ini menurun. Dua buah penelitian yang besar
menguatkan observasi ini ( Burr, 1970 : Rollins dan Feldman, 1970).
Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan mendukung hubungan suami istri
merupakan hal yang vital dalam bekerja dengan keluarga dalam anak usia sekolah.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.U DAN
NY. A DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH
A.
PENGKAJIAN
1. INDENTITAS UMUM KELUARGA
a. Identitas kepala keluarga
Nama :
Tn. U
Umur :
35 tahun
Agama :
islam
Suku :
melayu
Pendidikan :
SMA
Perkerjaan :
Buruh bangunan
Alamat :
Pakuan Baru Thehok
2. KOMPOSISI KELUARGA
No
|
Nama
|
Jk
|
Hub
dgn KK
|
Umur
|
Pendidikan
|
Status
imuniasasi
|
1.
|
Ny.
A
|
P
|
Istri
|
20
thn
|
SMA
|
Lengkap
|
2.
|
An.
P
|
L
|
Anak
|
13
thn
|
SD
|
Lengkap
|
3.
|
An.
K
|
L
|
Anak
|
8 thn
|
SD
|
Lengkap
|
4.
|
An.
Q
|
L
|
Anak
|
6 thn
|
SD
|
Lengkap
|
3. TIPE
KELUARGA
Tipe keluarga pada
keluarga Tn. U termasuk tipe keluarga inti, dimana terdiri dari ayah, ibu,
anak.
4. SUKU
BANGSA
Asal Suku Bangsa : Tn. U dan Ny. S sama-sama berasal dari
suku melayu. Mereka bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai
kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok untuk
memicu perselisihan. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan, ketika sakit
keluarga percaya tidak boleh untuk potong kuku.
5. AGAMA
Agama Tn. U dan Ny. A adalah Islam, Tn. U dan Ny. A selalu
berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah
dengan anak mereka An. P, An. K, An. Q, yang sebelumnya sudah di masukkan ke
maddrasah untuk belajar agama, seperti
sholat dan baca tulis Al-Quran.
6. STATUS
SOSIAL EKONOMI
1) Anggota yang keluarga yang mencari
nafkah : Tn. U
2) Penghasilan : Rp. 1.000.000/ bulan
3) Upaya lain : tidak ada
4) Harta benda yang dimiliki (
perabotan transportasi, dll ) : motor 1 buah.
5) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap
bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 1 juta, sudah termasuk untuk
kebutuhan makan sehari hari,dan jajan An. P, An. K, dan juga pembayaran sekolah
An. Q. Kadang-kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarganya.
7. AKTIVITAS
REKREASI KELUARGA
Keluarga kadang-kadang berekreasi
diakhir pekan, dengan mengunjungi rumah martua Tn. U atau Ny. A.
8. RIWAYAT
DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
:
Keluarga Tn. U dan Ny. A memiliki
3 orang anak, yaitu An. P, An. K, dan An, Q berumur 13
tahun, 8 tahun, dan 6 tahun yang ketiga anaknya
pendidikan anaknya SD, jadi keluarga Tn. U dan Ny. A berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
2) Tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi dan kendalanya :
Saat ini keluarga Tn. U dan Ny A
sebagai keluarga yang memiliki 3 anak yang pendidikanya SD, Tn U mengatakan
belum bisa memenuhi kebutuhan kesehatan fisik keluarganya dikernakan pekerjaan
Tn. U hanya seorang buruh bangunan.
3) Riwayat keluarga inti
Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn. U saat ini menderita hipertensi dan kadang
merasa nyeri kepala, Ny A saat ini
mengalami haid yang tidak teratur sejak menggunkan kotrasepsi IUD, serta An. P,
dan An. K sering mengalami nyeri pada
gigi dan gusinya, dan Ny. A mengatakan anaknya susah di suruh mengosok gigi dan
gignya juga berlubang.
Riwayat penyakit keturunan :
Menurut pengakuan Tn. U ayahnya
mempunyai penyakit yang sama dengannya yaitu hipertensi (tekanan darah tinggi).
Dan pada keluarga Ny. A tidak ada yang mengalami penyakit yang serius.
Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Ny. A
jika dirinya sakit dan keluarga sakit, mereka langsung berobat ke puskesmas
menggunakan kartu sehat dari desa.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. A : mengalami tekanan darah tinggi sejak 3 balangan ini,
dan juga perokok berat. Ny. B :
Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah. An. P, An. K, dan
An. Q : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu biasa
9. LINGKUNGAN
KM R. Tidur R. Tidur
R.
Tamu jln
Dapur R. Tidur
U
Gambar : Denah rumah Tn U
Luas
rumah : 5x 9 meter, type rumah : permanen, kepemilikan : pribadi, jumlah dan ratio kamar/ruangan : 3 buah kamar tidur,
ventilasi/jendela : Ada 6 ventilasi yang terdapat di dalam rumah, pemanfaatan
ruangan : Ruang tamu, dapur, wc/toilet,
3 Kamar tidur, septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5
meter dari rumah, sumber air minum : air galon yang dibeli dari toko penyedia
minuman isi ulang. Kamar Mandi/ WC : hanya satu buah kamar mandi yang bersatu
dengan WC, dengan kloset jongkok, sampah limbah RT : dibuang ditempat
pembuangan sampah sejauh 600 meter. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan
lingkungan selalu terjaga karena setiap bulannya masyarakat selalu mengadakan
gotong royong untuk membersihkan lingkunga.
Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Tn. U dan Ny. A
tinggal dirumah sendiri. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah permanen
dengan status kepemilikan milik pribadi Tn. A. Luas rumah kurang lebih 40 m2.
Lantai rumah menggunakan marmer kecuali dapur yang masih menggunakan papan.
Rumah memiliki ventilasi. Penerangan di malam hari menggunakan listrik. Secara
umum kebersihan rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang kurang teratur
terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur.
Keadaan
diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang lumayan dan ditanami bunga bunga. Kebersihan
pekarangan secara umum baik. Keluarga memanfaatkan PDAM untuk sumber air
bersih. Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan
perumahan yang mengalir diparit. Kebersihan kamar mandi cukup. Dalam
pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat penampungan berupa
lobang yang terdapat di pekarangan samping rumah dan jika sudah penuh biasanya
di bakar. Lubang dalam keadaan terbuka. Secara umum kebersihan rumah cukup.
1) Karakteristik tetangga dan komunitas
RW
Kebiasaan : setiap
bulan biasanya mengadakan arisan RT dan pengajian setiap seminggu sekali. Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang
menginap harus lapor RT / RW. Budaya : Dilingkungan budaya yang mayoritas
adalah melayu.
2) Mobilitas geografis keluarga
Menurut Ny. A selama ini keluarganya sering mengunjungi
sanak saudara.
3) perkumpulan keluarga dan interaksi
dengan masyarakat : Menurut Ny. A dalam keluarganya ataupun keluarga suaminya
tidak terdapat perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya
berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran. dan kadang pergi ke
pesta ulangtahun teman anaknya jika anaknya diundang kepesta ultah.
4) Sistem pendukung keluarga : anaknya sebagai
penyemangat jika merasa lelah bekerja. Hubungan satu anggota keluarga dengan
yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling tolong menolong.
10. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara komunikasi keluarga
Menurut Tn. U dan Ny.
A mengalami kesulitan berkomunikasi dengan anakanya seperti anakanya susah
untuk menggosok gigi.
b. Struktur kekuatan keluarga
Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. U dan Ny. A selalu
memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Anaknya jarang diikut sertakan
jika memang itu menyangkut masalah keluarga, karena anaknya dianggap masih terlalu
kecil. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka
bermusyawarah
c. Struktur peran ( peran masng – masing
anggota keluarga )
Dalam keluarga Tn. U sebagai kepala keluarga berkewajiban
mencari nafkah untuk keluarga dan Ny. A perannya sebagai isteri yang harus
menyiapkan semua keperluan suaminya dan anaknya di rumah. Anaknya sebagai
seorang anak yang saat ini tugasnya hanya belajar.
d. Nilai dan norma keluarga
Sebagai bagian dari masyarakat melayu dan beragama islam
keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun
terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya anak dan suaminya
makan bersama kalau malam hari.
11. FUNGSI PERAWATAN KELUARGA
a) Fungsi Afektif : Tn. U dan Ny. A,
juga anaknya, melakukan peran mereka masing masing secara sempurna,
b) Fungsi sosialisasi : Hubungan antara
dirinya dengan suaminya serta anaknya sampai sejauh ini baik.
12. FUNGSI KEPERAWATAN KELUARGA
a. Fungsi Afektif : semua anggota
keluarga Tn. U saling menyayangi satu sama lain juga saling mendukung.
b. Fungsi sosialisasi : keluarga Tn. U
mengatakan keluarganya saling tolong menolong satu sama lain dan anak-anak meraka bermain dengan anak-anak yang lain
c. Fungsi perawatan kesehatan: Ny. A
mengatakan An. P dan An. K sering mengalami nyeri pada gig dan gusinya dan Ny. A juga mengatakan
anaknya susah apabila di suruh mengosok gigi , gignya juga berlubangtetapi Ny.
A selalu tetap meninta anaknya menggosok gigi.
Tn. U mengatan mengalami darah tinggi sejak 3 tahun
belakangan ini dan Ny.A mengatakan mengalami haid yang tidak teratur sejak
menggunkan IUD. Pada saat pengkajian Tn. U tampak sering meringis dan memegangi
kepalanya. Keluarga Tn. U mengatakan jika anggota keluarga sakit hanya berobat
ke puskesmas.
d. Fungsi reproduksi : keluarga Tn. U memiliki 3 orang anak , anak 1
berusia 13 tahaun, anak berusia 8 tahun, dan anak 3 berusia 6 tahun. Keluarga
Tn. U mengatakan tidak ingin menambah anggota keluarga lain. metode yzng di
gunakan dalam upaya pengendalian jumlah angota keluarga normal., serta pola
hubungan seksual normal.
e. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. U mengatakan kebutuhan sandang, pangan dan
papannya belum terpenuhi, mengingt pendapatan Tn. U hanya ± Rp 1.000.000/bln.
13. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a) Stressor jangka pendek : keluarga
Tn. U mengatakan khawatiran dengan kondisi kedua anaknya yang mengalami caries
dentis, Ny. A cemas dengan kondisinya yang mengalami haid yang tidak teratur,
serta pembiayaan semua pengobatan yang akan dilakukan.
b) Sressor jangka panjang : keluarga klien
khususnya Ny. A mengatakan takut/cemas apabila anaknya kedepannya masih tidak
mengikuti apa yang ia perintahkan yang berdampak pada kondisi anaknya sendiri,
serta keluarga Tn. U khususnya Tn. U merasa terbebani dengan masalah kebutuhan
pangan, sandang, dll karena minimnya hasil pendapatan yang ia punyai.
c) Respons keluarga terhadap stressor :
keluarga T,n. U mengatakan apabila ada anaknya sakit langsung di bawa ke
puskesmas, sedangkan Ny. A mengalami masalah yang sulit di atasi mengenai
penyampaian informasi terhadap An. P dan An. K.
d) Strategi koping : keluarga Tn. U
akan membawa keluargnya ke palayanan kesehatan di dekat rumahnya apa bila
anggota keluarganya sakit.
14. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik
keluarga sebagai berikut :
a. Pada
Tn. U kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam lurus, tidak rontok, pusing
(+).. Mata : Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan
baik. Telinga : Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis
(-), penciuman baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada
sariawan. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada
simetris, tidak ada nyeri tekan. Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi
20x/ menit, tidak ada wheezing dan ronchi. Jantung : TD: 180100 mmHg, Nadi: 84x
/ menit, Tidak ada pembesaran jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen :
Bentuk abdomen simetris, tidak ada acites, bising usus (+), BAB 1-2x perhari.
Sistem muskuloskeletal : Ekstermitas atas dan bawah tidak terganggu, kekuatan
otot trisep bisep normal, nyeri tekan (-).
b. Pada
Ny. A kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam panjang, tidak rontok. Mata
: Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga :
Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman
baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan. Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada
nyeri tekan. Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada
wheezing dan ronchi. Jantung : TD: 110/70 mmHg, Nadi: 70x / menit, Tidak ada
pembesaran jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : bentuk abdomen
simetris, tidak ada acites, bising usus (+), nyeri pada saat haid. BAB 1-2x perhari. Sistem
muskuloskeletal : Ekstermitas atas : tidak ada bengkak, nyeri pada sendi siku
dan pergelangan tangan. Ekstermitas bawah : bentuk simetris, kekuatan otot
menurun, adanya pembengkakan pada kaki.
c. Pada
An. P kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam panjang, tidak rontok. Mata
: Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga :
Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman
baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan, giginya
tampak berlubang dan sering tersa nyeri pada gig dan gusi. Leher : Tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan.
Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada wheezing dan
ronchi. Jantung : TD: 110/60 mmHg, Nadi: 70x / menit, Tidak ada pembesaran
jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : bentuk abdomen simetris, tidak ada
acites, bising usus (+). BAB 1-2x perhari. Sistem muskuloskeletal : Ekstermitas
atas : tidak ada bengkak, nyeri pada sendi siku dan pergelangan tangan.
Ekstermitas bawah : bentuk simetris, kekuatan otot menurun, adanya pembengkakan
pada kaki.
d. Pada
An K kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam panjang, tidak rontok. Mata
: Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga :
Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman
baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan, giginya
tampak berlubang dan sering tersa nyeri pada gig dan gusi. Leher : Tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan.
Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada wheezing dan
ronchi. Jantung : TD: 110/70 mmHg, Nadi: 70x / menit, Tidak ada pembesaran
jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : bentuk abdomen simetris, tidak ada
acites, bising usus (+). BAB 1-2x perhari. Sistem muskuloskeletal : Ekstermitas
atas : tidak ada bengkak, nyeri pada sendi siku dan pergelangan tangan.
Ekstermitas bawah : bentuk simetris, kekuatan otot menurun, adanya pembengkakan
pada kaki.
e. Pada
An. Q kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam panjang, tidak rontok. Mata
: Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga :
Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman
baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan. Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada
nyeri tekan. Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada
wheezing dan ronchi. Jantung : TD: 100/60 mmHg, Nadi: 70x / menit, Tidak ada
pembesaran jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : bentuk abdomen
simetris, tidak ada acites, bising usus (+). BAB 1-2x perhari. Sistem
muskuloskeletal : Ekstermitas atas : tidak ada bengkak, nyeri pada sendi siku
dan pergelangan tangan. Ekstermitas bawah : bentuk simetris, kekuatan otot
menurun, adanya pembengkakan pada kaki.
15. HARAPAN KELUARGA
Keluarga
Tn. U berharap kepada petugas kesehata dapat membantu memberi informasi lebih
mengenai masalah caries dentis dan di ajarkan ke pada anak mereka jadi motivasi
utntuk anaknya mengosok gigi. Keluarga Tn. U
juga berharap kepada petugas kesehatan dapat memberi informasi mengenai
masalah hipertensi yang di alami oleh Tn. U sehingga Tn U tidak mengalami nyeri
kepala lagi dan berharap petugaas kesehatan dapat menyelaskan mengenai gangguan
haid yang dialami Ny. A sehingga dapat memberi kontraseps yang tepat.
ANALISA DATA
No
|
Data Penunjang
|
Masalah Keperawatan
|
Diagnosa Keperawatan
|
1
|
DS :
· Ny.
A mengatakan An. P dan An. K sering mengalami nyeri pada gigi dan gusinya.
DO :
· Skala
nyeri 7
· Durasi
± 3 menit
· An.
P dan An. K tampak memegang area nyeri
· An.
P dan An. K tampak meringgis
· Gigi
An. P dan An. K tampak berlubang
|
Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat
anggota keluarga dengan masalah carier dentis
|
Nyeri pada An. P dalam keluarga Tn. U
|
2
|
DS :
· Ny.
A mengatakan An. P dan An. K susah apabila di suruh menggosok gigi.
DO :
· An.
P dan An. K tampak susah menggosok gigi
· Pola
komunikas Ny. A terhadap anaknya kurang
· Pola
komunikasi disfungsional
|
Ketidak mampuan keluarga (KMK) untuk
mengenal masalah caries dentis
|
Komunikasi tidak efektif Ny. A
terhadap An. P dan An. K pada keluarga Tn. U
|
3.
|
Ds :
· Tn.
U mengatakan mengalami darah tinggi dengan Tn. U sering pusing
Do
:
· TD
: 180/90 mmHg
· Sakit
kepala (+)
· Skala
nyeri 7
|
Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat
anggota keluarga dengan masalah hipertensi
|
Nyeri pada Tn. U pada keluarga Tn. U
|
SKORING/PRIORITAS MASALAH KELUARGA
Pada diagnosa pertama : Nyeri pada An. P
dalam keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat anggota
keluarga dengan masalah carier dentis.
NO
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skore
|
Pembenaran
|
|
Nilai
|
Bobot
|
||||
1
|
Sifat
masalah skala :
Ancaman
kesehatan
|
2
|
1
|
2/3x1
= 2/3
|
Masalah
ini telah menjadi ancaman kesehatan, karena jika tidak di tangani akan
menjadi masalah kesehatan.
|
2
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah :
Skala
: hanya sebagian
|
1
|
2
|
1/2x2
= 2/2
|
Apabila
An. P dan An. k dapat mengatasi carier
denis.
|
3
|
Potensi
masalah dapat untuk dicegah :
Skala
: tinggi
|
3
|
1
|
3/3x1
= 3/3
|
masalah
dirasakan apabila nyeri pada gigi kambuh
|
4
|
Menonjolnya
masalah.
Skala
: masalah berat, harus di tangani.
|
2
|
1
|
2/2x1
= 2/2
|
Masalah
ini perlu segera di tangani karena apabila tidak segera di tangani akan
berdampak pada anaknya
|
|
TOTAL
|
8
|
|
11/3=
3 2/3
|
|
Pada
diagnosa kedua : Komunikasi tidak efektif Ny. A terhadap An. P dan An. K pada
keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga (KMK) untuk mengenal masalah caries
dentis
NO
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skore
|
Pembenaran
|
|
Nilai
|
Bobot
|
||||
1
|
Sifat
masalah skala :
Ancaman
kesehatan
|
2
|
1
|
2/3x1
= 2/3
|
Masalah
ini telah menjadi ancaman kesehatan, karena jika tidak di tangani akan
menjadi masalah yang dapat menyebabakan komunikasi tidak terpenuhi dengan
baik
|
2
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah :
Skala
: hanya sebagian
|
1
|
2
|
1/2x2
= 2/2
|
Apabila
Ny. A dapat mengatasi masalah komikasi
|
3
|
Potensial
masalah untuk dicegah :
Skala
: cukup
|
2
|
1
|
2/3x1
= 2/3
|
masalah
dirasakan apabila anakanya tidak mau gosok gigi.
|
4
|
Menonjolnya
masalah.
Skala
: masalah berat, harus di tangani.
|
2
|
1
|
2/2x1
= 2/2
|
Masalah
ini perlu segera di tangani karena apabila tidak segera di tangani akan
berdampak pada anaknya.
|
|
TOTAL
|
7
|
|
20/6
= 3 1/3
|
|
Pada
diagnosa ketiga: Nyeri pada Tn. U pada keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan
keluarga (KMK) merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi
NO
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skore
|
Pembenaran
|
|
Nilai
|
Bobot
|
||||
1
|
Sifat
masalah skala :
Ancaman
kesehatan
|
2
|
1
|
2/3x1
= 2/3
|
Masalah
ini telah menjadi ancaman kesehatan, karena jika tidak di tangani akan
menjadi masalah yang dapat menyebabakan nyeri pada Tn. U semakin parah
|
2
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah :
Skala
: hanya sebagian
|
1
|
2
|
1/2x2
= 2/2
|
Apabila
Tn. Udapat mengatasi masalah nyeri
|
3
|
Potensial
masalah untuk dicegah :
Skala
: tinggi
|
3
|
1
|
3/3x1
= 3/3
|
masalah
dirasakan apabilanyeri kepala kambuh
|
4
|
Menonjolnya
masalah.
Skala
: ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani
|
2
|
1
|
1/2x1
= 1/2
|
Masalah
ini perlu segera di tangani karena apabila tidak segera di tangani akan
berdampak pada Tn. U
|
|
TOTAL
|
7
|
|
20/6
= 3 1/3
|
|
Dari scoring atau pembobotan masalah
tersebut, didapat satu diagnosa yang prioritas yaitu :
1. Nyeri
pada An. P dalam keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat
anggota keluarga dengan masalah carier dentis.
2. Nyeri
pada Tn. U pada keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat
anggota keluarga dengan masalah hipertensi
3. Komunikasi
tidak efektif Ny. A terhadap An. P dan An. K pada keluarga Tn. U b/d Ketidak
mampuan keluarga (KMK) untuk mengenal masalah caries dentis
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
Umum
|
Tujuan
khusus
|
Kriteria
Evaluasi
|
Standar
Evaluasi
|
Intervensi
|
1
|
Nyeri pada An. P dan An. K b/d ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat
anggota keluara dengan masalah caries dentis
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapakan keluarga Tn. U mampu
merawat keluarga yang sakit.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan keluarga mampu :
Tupen I
Mengengenal dan penyebab carier dentis.
Tupen II
Keluarga mampu memutuskan tindakan
yang tepat untuk merawat anggota dengan masalah scarier dentis pada An. P dan
An. K
Tupen III
Keluarga mampu merawat anggota keluarga
yang mengalami cerier dentis
Tupen IV
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Tupen V
Keluarga mampu menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.
|
Kognitif
Kognitif
Psikomotor
Psikomotor
Afektif
|
Keluarga mampu menjelaskan penertian
carier dentis
Keluarga mampu memutuskan untuk
control satu kali perminggu ke RS.
Keluarga mampu melakukan tindakan
secara mandiri jika An. P dan An. K carier dentis
Keluarga Tn. U dapat memodivikasi
lingkungan sekitarnya.
Keluarga Tn. U dapat memfaatkan
fasilitas kesehatan terdekat untuk kesembuhan An. P dan An. K
|
1.1
Diskusikan dengan keluarga mengenai
pengertian carier dentis
1.2
Beri kesempatan keluarga untuk
menanyakan yang belum dipahami mengenai carier dentis
1.3
Evalusi kembali pemahaman keluarga
tentang pengertian carier dentis
1.4
Beri pujian kepada keluarga atas
keberhasilannya menyebutkan kembali pengertian carier dentis
1.1
Tanyakan pada keluarga akibat
dari carier dentis
1.2
Beri kesempatan pada keluarga
untuk menanyakan yang belum dipahami mengenai akibat dari carier dentis
1.3
Evaluasi kembali pemahaman
keluarga mengenai akibat dari carier dentis
1.4
Beri penghargaan atas kemampuan
keluarga dalam menyebutkan kembali akibat dari cerier dentis
1.1
Diskusikan pada keluarga mengenai
cara memeriksa carier dentis secara mandiri.
1.2
Beri kesempatan keluarga untuk
menanyakan apa yang belum di pahami bagaimana cara memeriksa carier dentis.
1.3
Evaluasi kembali pemahaman
keluarga mengenai cara memeriksan carier dentis secara mandiri.
1.4
Beri penghargaan atas kemampuan keluarga
dalam menyebutkan dan memperagakan cara memeriksa carier dentis.
4.1 Diskusikan dengan keluarga tindakan
dan cara mengatasi carier dentis.
4.2 Motivasi usaha keluarga untuk
merubah gaya hidup.
4.3
Monitor TD dan Nadi.
4.4 Beri kesempatan keluarga untuk
bertanya hal yang belum di mengerti.
4.5 Evaluasi pemahaman keluarga
tentang carier dentis.
5.1 Informasikan mengenai pengobatan
dan pendidikan kesehatan yang diperoleh.
5.2 Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali hasil diskusi.
|
2
|
Nyeri pada Tn. U pada keluarga Tn. U
b/d ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat anggota seluarga dengan masalah
hipertensi
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapakan keluarga Tn. U mampu
merawat keluarga yang sakit.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan keluarga mampu :
Tupen I
Mengengenal dan penyebab carier dentis.
Tupen II
Keluarga mampu memutuskan tindakan
yang tepat untuk merawat anggota dengan masalah hipertensi pada Tn. U
Tupen III
Keluarga mampu merawat anggota keluarga
yang mengalami hipertensi
Tupen IV
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Tupen V
Keluarga mampu menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
|
Kognitif
Kognitif
Psikomotor
Psikomotor
Afektif
|
Keluarga mampu menjelaskan penertian
hipertensi
Keluarga mampu memutuskan untuk
control satu kali perminggu ke RS.
Keluarga mampu melakukan tindakan secara
mandiri jika Tn. U dengan hipertensi
Keluarga Tn. U dapat memodivikasi
lingkungan sekitarnya.
Keluarga Tn. U dapat memfaatkan
fasilitas kesehatan terdekat untuk kesembuhan Tn. U
|
1.5
Diskusikan dengan keluarga mengenai
pengertian hipertensi
1.6
Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan
yang belum dipahami mengenai hipertensi
1.7
Evalusi kembali pemahaman
keluarga tentang pengertian hipertensi
1.8
Beri pujian kepada keluarga atas
keberhasilannya menyebutkan kembali pengertian hipertensi
1.5
Tanyakan pada keluarga akibat
dari hipertensi
1.6
Beri kesempatan pada keluarga
untuk menanyakan yang belum dipahami mengenai akibat dari hipertensi
1.7
Evaluasi kembali pemahaman
keluarga mengenai akibat dari hipertensi
1.8
Beri penghargaan atas kemampuan
keluarga dalam menyebutkan kembali akibat dari hipertensi
1.5
Diskusikan pada keluarga mengenai
cara memeriksa hipertensi secara mandiri.
1.6
Beri kesempatan keluarga untuk
menanyakan apa yang belum di pahami bagaimana cara memeriksa hipertensi.
1.7
Evaluasi kembali pemahaman
keluarga mengenai cara memeriksan hipertensi secara mandiri.
1.8
Beri penghargaan atas kemampuan
keluarga dalam menyebutkan dan memperagakan cara memeriksa hipertensi.
4.1 Diskusikan dengan keluarga tindakan
dan cara mengatasi hipertensi
4.2 Motivasi usaha keluarga untuk
merubah gaya hidup.
4.3
Monitor TD dan Nadi.
4.4 Beri kesempatan keluarga untuk
bertanya hal yang belum di mengerti.
4.5 Evaluasi pemahaman keluarga
tentang hipertensi
5.1 Informasikan mengenai pengobatan
dan pendidikan kesehatan yang diperoleh.
5.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali hasil diskusi.
|
3.
|
Komunikasi tidak efektif Ny. A
terhadap An. P dan An. K pada keluarga Tn. U b/d ketidak mampuan kelearga
(KMK) untuk mengenal masalah carier dentis
|
Setelah
diberikan panjelasan keluarga Tn. U memahami pentingnya kesehatan An. P dan
An. K
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan keluarga mampu :
Tupen I
Keluarga Tn. U dapat mengenal masalah
kesehatan yang terjadi pada An. P dan An. K
Tupen II
Keluarga Tn. U mampu memutuskan
masalah yang terjadi pada An. P dan An. K
Tupen III
Keluarga
Tn. U dapat menggunakan fasilitas kesehatan.
|
Kognitif
Afektif
Psikomotor
|
Keluarga mengerti tentang pentingnya
komunikasi efektif
Keluarga mampu melakukan tindakan yang
tepat untuk An. P dan An. K
Keluarga
Tn. S dapat memfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk kesembuhan An. P
dan An. K
|
1.1 Kaji
pengetahuan keluarga tentang komunikasi efektif anaknya.
1.2 Diskusikan
tentang keluarga pentingnya komunikasi efektif anaknya.
1.3 Beri
penjelasan apabila keluarga tidak mengerti.
1.4 Motivasi
keluarga untuk mengnal komunikasi efektif.
1.5 Puji
keluarga atas jawaban atau tindakan yang tepat
2.1 Beri penjelasan kepada keluarga tentang
pentingnya komunikasi efektif.
2.2
Diskusikan pada keluarga kominikasi yang tepat untuk An. P dan An. K.
2.3 Beri kesempatan keluarga untuk
mendiskusikan Komunikasi yang baik unuk An. P dan An. K
2.4 Jelaskan baik-Buruknya komunikasi Ny. A
pada anaknya.
3.1
Jelaskan berapa tempat pelayanan kesehatan yang di sekitar rumahnya.
3.2
Libatkan suami untuk mengambil keputusan yang terbaik untuk An. P dan An. K
3.3 Libatkan suami diskusi tentang kesehatan
An..P dan An. K
|
DAFTAR PUSTAKA
Efendi,
ferry makhfudli. 2009. Keperawatan
kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta :
salemba medika
Friedman,
marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga :
Teori dan Praktik. Jakarta : EGC
Potter
& Perry. 2009. Fundamental keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Suprajitno.
2004. Asuhan keperawatan keluarga :
aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC