Selasa, 03 Desember 2013

keperawatan keluarga


A.    Konsep dasar keluarga
1.      Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social individu-indidu yang didalamnya dilihat dari interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum ( Duval, 1972 ). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta empertahankan kebudayaan ( Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989 ).

2.      Fungsi keluarga menurut Friedman, (1987)
a.       Fungsi afektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan ganbaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.
b.      Fungsi sosial
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin norma keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
c.       Fungsi reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d.      Fungsi ekomomi
Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian, perumahan dan lain-lain.
e.       Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan asuhan Kesehatan / keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu ( Zaidin Ali, 1999 ).

3.      Tipe keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :
a)      Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan dan tinggal dalam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b)      Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
c)      Single Parent Family
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
d)     Nuclear Dyatd
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
e)      Recontituened atau Blended Family
Keeluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.
f)       Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu, anak dalam satu rumah.
g)      Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
h)      Midle Age Atau Ederly Coople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.





4.      Tingkat perkembangan keluarga
Terdapat delapan tahap tingkat perkembangan keluarga menurut Friedman, ( 1998 ) :
a.       Tahap I : Keluarga Pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau tahap pernikahan) Tugasnya adalah :
a)      Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b)       Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c)       Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
b.      Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai umur 30 bulan). Tugasnya adalah :
a)      Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan).
b)      Rekontruksi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga
c)      Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek.
c.       Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2 hingga 6 tahun). Tugasnya adalah :
a)      Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah
b)      Mensosialisasikan anak.
c)      Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain.
d)     Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas).
d.      Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6 hingga 13 tahun). Tugasnya adalah :
a)      Mensosialisakan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b)      Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
c)      Memenuhi kebutuhan Kesehatan fisik anggota keluarga.
e.       Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13 hingga 20 tahun). Tugasnya adalah :
a)      Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
b)      Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
c)      Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f.       Tahap VI : Keluarga melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah). Tugasnya adalah :
a)      Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
b)      Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan.
c)      Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri.
g.      Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pension). Tugasnya adalah :
a)      Menyediakan lingkungan yang meningkatkan Kesehatan.
b)      Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak.
c)      Memperkokoh hubungan perkawinan.
h.      Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiunan dan lansia (juga menunjuk kepada keluarga yang berusia lanjut usia atau pension hingga pasangan yang sudah meninggal dunia). Tugasnya adalah :
a)      Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b)       Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
c)      Mempertahankan hubungan perkawinan
d)     Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e)      Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f)       Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup).

5.      Lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Lima tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, (1981) adalah :
a.       Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap anggotanya
b.      Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c.       Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.
d.      Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e.       Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas Kesehatan yang ada.

B.     Konsep Dasar keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum dan hubungan keluarga diakhir tahap ini ( Duval, 1977 ). Pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini anak-anak mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-masing, disamping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orangtua sendiri. Setiap orang menjalani tugas-tugas perkembangannya sendiri-sendiri, sama seperti keluarga berupaya memenuhi tugas-tugas dan perkembangannya sendiri.
Menurut Erikson (1950)orangtua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu berupaya mencari kepuasan dalam  mengasuh generasi berikutnya (tugas perkembangan generativitas) dan memperhatikan perkembangan mereka sendiri, sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk mengembangkan sense of industry–kapasitas untuk menikmati pekerjaan dan mencoba mengangkis perasaan rendah hati.
Tugas orangtua pada tahap ini adalah untuk belajar menghadapi pisah dengan atau lebih sederhana membiarkan anak pergi. Lama kelamaan hubungan dengan teman sebaya dan kegiatan-kegiatan di luar rumah akan memainkan peranan yang lebih besar dalam kehidupan anak usia sekolah. Tahun-tahun ini dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan keluarga, tapi ada juga kekuatan-kekuatan yang secara perlahanmendorong anak tersebut pisah dari keluarga sebagai persiapan menuju masa remaja. Orangtua yang mempunyai perhatian di luar anak mereka akan merasa lebih mudah membuat perpisahan yang perlahan – lahan. Akan tetapi, dalam contoh – contoh dimana peran ibu merupakan central dan satu – satu nya peran yang signifikan dalam kehidupan wanita, maka proses pisah ini merupakan sesuatu yang menyakitkan dan dipertahankan mati-matian.
Selama tahap ini orang tua merasakan tekanan yang luar biasa dari komunitas diluar rumah melalui sistem sekolah dan berbagai asosiasi di luar keluarga yang mengharuskan anak – anak mereka menyesuaikan diri dengan standar – standar komunitas bagi anak. Hal ini cendrung mempengaruhi keluarga – keluarga kelas menengah untuk kelas menengah menekan nilai – nilai tradisional pencapaian dan produktivitas, dan menyebabkan sejumlah keluarga dari kelas pekerja dan banyak keluarga miskin meras tersingkir dari dan konflik dengan sekolah dan / atau nilai – nilai komunitas.
Kecacatan pada anak – anak akan ketahuan selama periode kehidupan anak. Para perawat sekolah dan guru akan mendeteksi banyak defek penglihatan, pendengaran, wicara, selain sulit belajar gangguan tingkah laku, dan perawatan gigi yang tidak adekuat, penganiayaan anak , penyalahgunaan zat, dan penyakut – penyakit menular (Edelman dan Mandle, 186). Bekerja dengan keluarga dengan peran sebagai konselor dan pendidik dalam bidang kesehatan, selain untuk memulai rujukan yang layak untuk skrining lanjutan, membutuhkan energi yang sangat banyak dari seorang perawat sekolah. Ia juga bertindak sebagai narasumber bagi guru sekolah, memungkinkan guru mampu menangani kebutuhan-kebutuhan kesehatan individu atau yang telah lazim dari siswa-siswa secara efektif.
Ada banyak keadaan cacat yang terdeteksi selama tahun-tahun sekolah, termasuk epilepsi, serebral palsi, reterdasi mental, kanker, kondisi ortopedik. Fungsi utama perawat kesehatan disini disamping fungsi rujukan, mengajar, dan memberikan konseling kepada orangtua mengenai kondisi tersebut akan membantu keluarga melakukan koping sehingga pengaruh yang merugikan dari cacat tersebut pada keluarga dapat diminimalkan.
Bagi anak-anak dengan masalah tingkah laku, perawat keluarga di sekolah, klinik, kantor dokter, dan lembaga-lembaga komunitas harus mengupayakan keterlibatan orangtua secara aktif. Memulai rujukan untuk konseling/terapi keluarga sering amat bermanfaat dalam membantu keluarga agar sadar akan masalah-masalah  keluarga yang mungkin mempengaruhi anak usia sekolah secara merugikan. Jika orangtua dapat menata kembali masalah tingkah laku anak sebagai sebuah masalah keluarga dan berupaya mencari resolusi dengan fokus baru tersebut, akan tercapai lebih banyak fungsi-fungsi keluarga dan tingkah laku anak yang sehat (Bradt, 19888).






Tabel :Tahap Siklus Kehidupan Keluarga ini dengan Dua Orangtua, dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah.
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga dengan anak usia sekolah
1.      Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
2.      Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3.      Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
Sumber : Carter & McGoldrick (1988), Duvall & Miller (1985)
C.    Tahap-tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah
Salah satu tugas orangtua yang sangat penting dalam mensosialisasikan anak pada saat ini meliputi meningkatkan prestasi anak di sekolah.Tugas keluarga yang signifikan lainnya adalah mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia. Sekali lagi dilaporkan bahwa kebahagiaan perkawinan selama tahap ini menurun. Dua buah penelitian yang besar menguatkan observasi ini ( Burr, 1970 : Rollins dan Feldman, 1970). Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan mendukung hubungan suami istri merupakan hal yang vital dalam bekerja dengan keluarga dalam anak usia sekolah.








ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.U DAN NY. A DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH

A.    PENGKAJIAN
1.      INDENTITAS UMUM KELUARGA
a.       Identitas kepala keluarga
Nama                    : Tn. U
Umur                    : 35 tahun
Agama                  : islam
Suku                     : melayu
Pendidikan           : SMA
Perkerjaan            : Buruh bangunan
Alamat                 : Pakuan Baru Thehok
2.      KOMPOSISI KELUARGA
No
Nama
Jk
Hub dgn KK
Umur
Pendidikan
Status imuniasasi
1.
Ny. A
P
Istri
20 thn
SMA
Lengkap
2.
An. P
L
Anak
13 thn
SD
Lengkap
3.
An. K
L
Anak
  8 thn
SD
Lengkap
4.
An. Q
L
Anak
  6 thn
SD
Lengkap

3.      TIPE KELUARGA
Tipe keluarga pada keluarga Tn. U termasuk tipe keluarga inti, dimana terdiri dari ayah, ibu, anak.

4.      SUKU BANGSA
Asal Suku Bangsa : Tn. U dan Ny. S sama-sama berasal dari suku melayu. Mereka bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok untuk memicu perselisihan. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan, ketika sakit keluarga percaya tidak boleh untuk potong kuku.



5.      AGAMA
Agama Tn. U dan Ny. A adalah Islam, Tn. U dan Ny. A selalu berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah dengan anak mereka An. P, An. K, An. Q, yang sebelumnya sudah di masukkan ke maddrasah  untuk belajar agama, seperti sholat dan baca tulis Al-Quran.

6.      STATUS SOSIAL EKONOMI
1)      Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Tn. U
2)      Penghasilan : Rp. 1.000.000/ bulan
3)      Upaya lain : tidak ada
4)      Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : motor 1 buah.
5)      Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 1 juta, sudah termasuk untuk kebutuhan makan sehari hari,dan jajan An. P, An. K, dan juga pembayaran sekolah An. Q. Kadang-kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

7.      AKTIVITAS REKREASI KELUARGA
Keluarga kadang-kadang berekreasi diakhir pekan, dengan mengunjungi rumah martua Tn. U atau Ny. A.

8.      RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1)      Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Tn. U dan Ny. A memiliki 3  orang anak,  yaitu An. P, An. K, dan An, Q berumur 13 tahun, 8 tahun, dan 6 tahun yang ketiga anaknya  pendidikan anaknya SD, jadi keluarga Tn. U dan Ny. A berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
2)      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
Saat ini keluarga Tn. U dan Ny A sebagai keluarga yang memiliki 3 anak yang pendidikanya SD, Tn U mengatakan belum bisa memenuhi kebutuhan kesehatan fisik keluarganya dikernakan pekerjaan Tn. U hanya seorang buruh bangunan.




3)      Riwayat keluarga inti
Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn. U  saat ini menderita hipertensi dan kadang merasa nyeri kepala, Ny A  saat ini mengalami haid yang tidak teratur sejak menggunkan kotrasepsi IUD, serta An. P, dan An. K  sering mengalami nyeri pada gigi dan gusinya, dan Ny. A mengatakan anaknya susah di suruh mengosok gigi dan gignya juga berlubang.
Riwayat penyakit keturunan :
Menurut pengakuan Tn. U ayahnya mempunyai penyakit yang sama dengannya yaitu hipertensi (tekanan darah tinggi). Dan pada keluarga Ny. A tidak ada yang mengalami penyakit yang serius.
Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Ny. A jika dirinya sakit dan keluarga sakit, mereka langsung berobat ke puskesmas menggunakan kartu sehat dari desa.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. A : mengalami tekanan darah tinggi sejak 3 balangan ini, dan juga      perokok berat. Ny. B : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah. An. P, An. K, dan An. Q : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu biasa

9.      LINGKUNGAN
                                        KM               R. Tidur            R. Tidur

















 

                                                                                         R. Tamu                    jln
                                         Dapur          R. Tidur
                  U  
Gambar : Denah rumah Tn U
Luas rumah : 5x 9 meter, type rumah : permanen, kepemilikan : pribadi,  jumlah dan ratio kamar/ruangan : 3 buah kamar tidur, ventilasi/jendela : Ada 6 ventilasi yang terdapat di dalam rumah, pemanfaatan ruangan : Ruang tamu, dapur, wc/toilet,  3 Kamar tidur, septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5 meter dari rumah, sumber air minum : air galon yang dibeli dari toko penyedia minuman isi ulang. Kamar Mandi/ WC : hanya satu buah kamar mandi yang bersatu dengan WC, dengan kloset jongkok, sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 600 meter. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga karena setiap bulannya masyarakat selalu mengadakan gotong royong untuk membersihkan lingkunga.
 Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Tn. U dan Ny. A tinggal dirumah sendiri. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah permanen dengan status kepemilikan milik pribadi Tn. A. Luas rumah kurang lebih 40 m2. Lantai rumah menggunakan marmer kecuali dapur yang masih menggunakan papan. Rumah memiliki ventilasi. Penerangan di malam hari menggunakan listrik. Secara umum kebersihan rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang kurang teratur terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur.
Keadaan diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang lumayan  dan ditanami bunga bunga. Kebersihan pekarangan secara umum baik. Keluarga memanfaatkan PDAM untuk sumber air bersih. Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan perumahan yang mengalir diparit. Kebersihan kamar mandi cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat penampungan berupa lobang yang terdapat di pekarangan samping rumah dan jika sudah penuh biasanya di bakar. Lubang dalam keadaan terbuka. Secara umum kebersihan rumah cukup.
1)      Karakteristik tetangga dan komunitas RW
 Kebiasaan : setiap bulan biasanya mengadakan arisan RT dan pengajian setiap seminggu sekali. Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang menginap harus lapor RT / RW. Budaya : Dilingkungan budaya yang mayoritas adalah melayu.
2)      Mobilitas geografis keluarga
Menurut Ny. A selama ini keluarganya sering mengunjungi sanak saudara.
3)      perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Menurut Ny. A dalam keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak terdapat perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran. dan kadang pergi ke pesta ulangtahun teman anaknya jika anaknya diundang kepesta ultah.
4)      Sistem pendukung keluarga : anaknya sebagai penyemangat jika merasa lelah bekerja. Hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling tolong menolong.

10.  STRUKTUR KELUARGA
a.       Pola/cara komunikasi keluarga
Menurut  Tn. U dan Ny. A mengalami kesulitan berkomunikasi dengan anakanya seperti anakanya susah untuk menggosok gigi.
b.      Struktur kekuatan keluarga
Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. U dan Ny. A selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Anaknya jarang diikut sertakan jika memang itu menyangkut masalah keluarga, karena anaknya dianggap masih terlalu kecil. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bermusyawarah
c.       Struktur peran ( peran masng – masing anggota keluarga )
Dalam keluarga Tn. U sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan Ny. A perannya sebagai isteri yang harus menyiapkan semua keperluan suaminya dan anaknya di rumah. Anaknya sebagai seorang anak yang saat ini tugasnya hanya belajar.
d.      Nilai dan norma keluarga
Sebagai bagian dari masyarakat melayu dan beragama islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya anak dan suaminya makan bersama kalau malam hari.

11.  FUNGSI  PERAWATAN KELUARGA
a)      Fungsi Afektif : Tn. U dan Ny. A, juga anaknya, melakukan peran mereka masing masing secara sempurna,
b)      Fungsi sosialisasi : Hubungan antara dirinya dengan suaminya serta anaknya sampai sejauh ini baik.


12.  FUNGSI KEPERAWATAN KELUARGA
a.       Fungsi Afektif : semua anggota keluarga Tn. U saling menyayangi satu sama lain juga saling mendukung.
b.      Fungsi sosialisasi : keluarga Tn. U mengatakan keluarganya saling tolong menolong satu sama lain dan anak-anak  meraka bermain dengan anak-anak yang lain
c.       Fungsi perawatan kesehatan: Ny. A mengatakan An. P dan An. K sering mengalami nyeri pada  gig dan gusinya dan Ny. A juga mengatakan anaknya susah apabila di suruh mengosok gigi , gignya juga berlubangtetapi Ny. A selalu tetap meninta anaknya menggosok gigi.
Tn. U mengatan mengalami darah tinggi sejak 3 tahun belakangan ini dan Ny.A mengatakan mengalami haid yang tidak teratur sejak menggunkan IUD. Pada saat pengkajian Tn. U tampak sering meringis dan memegangi kepalanya. Keluarga Tn. U mengatakan jika anggota keluarga sakit hanya berobat ke puskesmas.
d.      Fungsi reproduksi : keluarga      Tn. U memiliki 3 orang anak , anak 1 berusia 13 tahaun, anak berusia 8 tahun, dan anak 3 berusia 6 tahun. Keluarga Tn. U mengatakan tidak ingin menambah anggota keluarga lain. metode yzng di gunakan dalam upaya pengendalian jumlah angota keluarga normal., serta pola hubungan seksual normal.
e.       Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. U mengatakan kebutuhan sandang, pangan dan papannya belum terpenuhi, mengingt pendapatan Tn. U hanya ± Rp 1.000.000/bln.

13.  STRESS DAN KOPING KELUARGA
a)      Stressor jangka pendek : keluarga Tn. U mengatakan khawatiran dengan kondisi kedua anaknya yang mengalami caries dentis, Ny. A cemas dengan kondisinya yang mengalami haid yang tidak teratur, serta pembiayaan semua pengobatan yang akan dilakukan.
b)      Sressor jangka panjang : keluarga klien khususnya Ny. A mengatakan takut/cemas apabila anaknya kedepannya masih tidak mengikuti apa yang ia perintahkan yang berdampak pada kondisi anaknya sendiri, serta keluarga Tn. U khususnya Tn. U merasa terbebani dengan masalah kebutuhan pangan, sandang, dll karena minimnya hasil pendapatan yang ia punyai.
c)      Respons keluarga terhadap stressor : keluarga T,n. U mengatakan apabila ada anaknya sakit langsung di bawa ke puskesmas, sedangkan Ny. A mengalami masalah yang sulit di atasi mengenai penyampaian informasi terhadap An. P dan An. K.
d)     Strategi koping : keluarga Tn. U akan membawa keluargnya ke palayanan kesehatan di dekat rumahnya apa bila anggota keluarganya sakit.

14.  PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik keluarga sebagai berikut :
a.       Pada Tn. U kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam lurus, tidak rontok, pusing (+).. Mata : Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga : Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan. Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada wheezing dan ronchi. Jantung : TD: 180100 mmHg, Nadi: 84x / menit, Tidak ada pembesaran jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : Bentuk abdomen simetris, tidak ada acites, bising usus (+), BAB 1-2x perhari. Sistem muskuloskeletal : Ekstermitas atas dan bawah tidak terganggu, kekuatan otot trisep bisep normal, nyeri tekan (-).
b.      Pada Ny. A kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam panjang, tidak rontok. Mata : Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga : Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan. Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada wheezing dan ronchi. Jantung : TD: 110/70 mmHg, Nadi: 70x / menit, Tidak ada pembesaran jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : bentuk abdomen simetris, tidak ada acites, bising usus (+), nyeri  pada saat haid. BAB 1-2x perhari. Sistem muskuloskeletal : Ekstermitas atas : tidak ada bengkak, nyeri pada sendi siku dan pergelangan tangan. Ekstermitas bawah : bentuk simetris, kekuatan otot menurun, adanya pembengkakan pada kaki.
c.       Pada An. P kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam panjang, tidak rontok. Mata : Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga : Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan, giginya tampak berlubang dan sering tersa nyeri pada gig dan gusi. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan. Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada wheezing dan ronchi. Jantung : TD: 110/60 mmHg, Nadi: 70x / menit, Tidak ada pembesaran jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : bentuk abdomen simetris, tidak ada acites, bising usus (+). BAB 1-2x perhari. Sistem muskuloskeletal : Ekstermitas atas : tidak ada bengkak, nyeri pada sendi siku dan pergelangan tangan. Ekstermitas bawah : bentuk simetris, kekuatan otot menurun, adanya pembengkakan pada kaki.
d.      Pada An K kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam panjang, tidak rontok. Mata : Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga : Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan, giginya tampak berlubang dan sering tersa nyeri pada gig dan gusi. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan. Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada wheezing dan ronchi. Jantung : TD: 110/70 mmHg, Nadi: 70x / menit, Tidak ada pembesaran jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : bentuk abdomen simetris, tidak ada acites, bising usus (+). BAB 1-2x perhari. Sistem muskuloskeletal : Ekstermitas atas : tidak ada bengkak, nyeri pada sendi siku dan pergelangan tangan. Ekstermitas bawah : bentuk simetris, kekuatan otot menurun, adanya pembengkakan pada kaki.
e.       Pada An. Q kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam panjang, tidak rontok. Mata : Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga : Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan. Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada wheezing dan ronchi. Jantung : TD: 100/60 mmHg, Nadi: 70x / menit, Tidak ada pembesaran jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : bentuk abdomen simetris, tidak ada acites, bising usus (+). BAB 1-2x perhari. Sistem muskuloskeletal : Ekstermitas atas : tidak ada bengkak, nyeri pada sendi siku dan pergelangan tangan. Ekstermitas bawah : bentuk simetris, kekuatan otot menurun, adanya pembengkakan pada kaki.

15.  HARAPAN KELUARGA
Keluarga Tn. U berharap kepada petugas kesehata dapat membantu memberi informasi lebih mengenai masalah caries dentis dan di ajarkan ke pada anak mereka jadi motivasi utntuk anaknya mengosok gigi. Keluarga Tn. U  juga berharap kepada petugas kesehatan dapat memberi informasi mengenai masalah hipertensi yang di alami oleh Tn. U sehingga Tn U tidak mengalami nyeri kepala lagi dan berharap petugaas kesehatan dapat menyelaskan mengenai gangguan haid yang dialami Ny. A sehingga dapat memberi kontraseps yang tepat.





















ANALISA DATA
No
Data Penunjang
Masalah Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
1
DS :
·      Ny. A mengatakan An. P dan An. K sering mengalami nyeri pada gigi dan gusinya.

DO :
·      Skala nyeri 7
·      Durasi ± 3 menit
·      An. P dan An. K tampak memegang area nyeri
·      An. P dan An. K  tampak meringgis
·      Gigi An. P dan An. K  tampak berlubang
Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat anggota keluarga dengan masalah carier dentis
Nyeri pada An. P dalam keluarga Tn. U
2
DS :
·      Ny. A mengatakan An. P dan An. K susah apabila di suruh menggosok gigi.

DO :
·      An. P dan An. K tampak susah menggosok gigi
·      Pola komunikas Ny. A terhadap anaknya kurang
·      Pola komunikasi disfungsional
Ketidak mampuan keluarga (KMK) untuk mengenal masalah caries dentis
Komunikasi tidak efektif Ny. A terhadap An. P dan An. K pada keluarga Tn. U
3.
Ds :
·      Tn. U mengatakan mengalami darah tinggi dengan Tn. U sering pusing
Do :
·      TD : 180/90 mmHg
·      Sakit kepala (+)
·      Skala nyeri 7

Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi
Nyeri pada Tn. U pada keluarga Tn. U




























SKORING/PRIORITAS MASALAH KELUARGA
Pada diagnosa pertama : Nyeri pada An. P dalam keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat anggota keluarga dengan masalah carier dentis.
NO
Kriteria
Perhitungan
Skore
Pembenaran
Nilai
Bobot
1
Sifat masalah skala :
Ancaman kesehatan

2

1

2/3x1 = 2/3
Masalah ini telah menjadi ancaman kesehatan, karena jika tidak di tangani akan menjadi masalah kesehatan.
2
Kemungkinan masalah dapat diubah :
Skala : hanya sebagian

1

2

1/2x2 = 2/2
Apabila An. P dan An. k  dapat mengatasi carier denis.
3
Potensi masalah dapat untuk dicegah :
Skala : tinggi

3

1

3/3x1 = 3/3
masalah dirasakan apabila nyeri pada gigi kambuh
4
Menonjolnya masalah.
Skala : masalah berat, harus di tangani.


2


1


2/2x1 = 2/2
Masalah ini perlu segera di tangani karena apabila tidak segera di tangani akan berdampak pada anaknya

TOTAL
8

11/3= 3 2/3


Pada diagnosa kedua : Komunikasi tidak efektif Ny. A terhadap An. P dan An. K pada keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga (KMK) untuk mengenal masalah caries dentis
NO
Kriteria
Perhitungan
Skore
Pembenaran
Nilai
Bobot
1
Sifat masalah skala :
Ancaman kesehatan

2

1

2/3x1 = 2/3
Masalah ini telah menjadi ancaman kesehatan, karena jika tidak di tangani akan menjadi masalah yang dapat menyebabakan komunikasi tidak terpenuhi dengan baik
2
Kemungkinan masalah dapat diubah :
Skala : hanya sebagian

1

2

1/2x2 = 2/2
Apabila Ny. A dapat mengatasi masalah komikasi
3
Potensial masalah untuk dicegah :
Skala : cukup

2

1

2/3x1 = 2/3
masalah dirasakan apabila anakanya tidak mau gosok gigi.
4
Menonjolnya masalah.
Skala : masalah berat, harus di tangani.


2


1


2/2x1 = 2/2
Masalah ini perlu segera di tangani karena apabila tidak segera di tangani akan berdampak pada anaknya.

TOTAL
7

20/6 = 3 1/3

Pada diagnosa ketiga: Nyeri pada Tn. U pada keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi
NO
Kriteria
Perhitungan
Skore
Pembenaran
Nilai
Bobot
1
Sifat masalah skala :
Ancaman kesehatan

2

1

2/3x1 = 2/3
Masalah ini telah menjadi ancaman kesehatan, karena jika tidak di tangani akan menjadi masalah yang dapat menyebabakan nyeri pada Tn. U semakin parah
2
Kemungkinan masalah dapat diubah :
Skala : hanya sebagian

1

2

1/2x2 = 2/2
Apabila Tn. Udapat mengatasi masalah nyeri
3
Potensial masalah untuk dicegah :
Skala : tinggi

3

1

3/3x1 = 3/3
masalah dirasakan apabilanyeri kepala kambuh
4
Menonjolnya masalah.
Skala : ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani


2


1


1/2x1 = 1/2
Masalah ini perlu segera di tangani karena apabila tidak segera di tangani akan berdampak pada  Tn. U

TOTAL
7

20/6 = 3 1/3

            Dari scoring atau pembobotan masalah tersebut, didapat satu diagnosa yang prioritas yaitu :
1.      Nyeri pada An. P dalam keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat anggota keluarga dengan masalah carier dentis.
2.      Nyeri pada Tn. U pada keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi
3.      Komunikasi tidak efektif Ny. A terhadap An. P dan An. K pada keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga (KMK) untuk mengenal masalah caries dentis


















RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan khusus
Kriteria Evaluasi
Standar Evaluasi
Intervensi
1
Nyeri pada An. P dan An. K  b/d ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat anggota keluara dengan masalah caries dentis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan keluarga  Tn. U mampu merawat keluarga yang sakit.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga mampu :
Tupen I
Mengengenal dan penyebab carier dentis.









Tupen II
Keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat untuk merawat anggota dengan masalah scarier dentis pada An. P dan An. K







Tupen III
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami cerier dentis














Tupen IV
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan










Tupen V
Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.


Kognitif















Kognitif














Psikomotor



















Psikomotor













Afektif

Keluarga mampu menjelaskan penertian carier dentis











Keluarga mampu memutuskan untuk control satu kali perminggu ke RS.








Keluarga mampu melakukan tindakan secara mandiri jika An. P dan An. K carier dentis












Keluarga Tn. U dapat memodivikasi lingkungan sekitarnya.









Keluarga Tn. U dapat memfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk kesembuhan An. P dan An. K

1.1      Diskusikan dengan keluarga mengenai pengertian carier dentis
1.2      Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan yang belum dipahami mengenai carier dentis
1.3      Evalusi kembali pemahaman keluarga tentang pengertian carier dentis
1.4      Beri pujian kepada keluarga atas keberhasilannya menyebutkan kembali pengertian carier dentis


1.1      Tanyakan pada keluarga akibat dari carier dentis
1.2      Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan yang belum dipahami mengenai akibat dari carier dentis
1.3      Evaluasi kembali pemahaman keluarga mengenai akibat dari carier dentis
1.4      Beri penghargaan atas kemampuan keluarga dalam menyebutkan kembali akibat dari cerier dentis


1.1      Diskusikan pada keluarga mengenai cara memeriksa carier dentis secara mandiri.
1.2      Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan apa yang belum di pahami bagaimana cara memeriksa carier dentis.
1.3      Evaluasi kembali pemahaman keluarga mengenai cara memeriksan carier dentis secara mandiri.

1.4      Beri penghargaan atas kemampuan keluarga dalam menyebutkan dan memperagakan cara memeriksa carier dentis.

4.1 Diskusikan dengan keluarga tindakan dan cara mengatasi carier dentis.
4.2 Motivasi usaha keluarga untuk merubah gaya hidup.
4.3  Monitor TD dan Nadi.
4.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya hal yang belum di mengerti.
4.5 Evaluasi pemahaman keluarga tentang carier dentis.

5.1 Informasikan mengenai pengobatan dan pendidikan kesehatan yang diperoleh.
5.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali hasil diskusi.








2
Nyeri pada Tn. U pada keluarga Tn. U b/d ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat anggota seluarga dengan masalah hipertensi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan keluarga  Tn. U mampu merawat keluarga yang sakit.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga mampu :

Tupen I
Mengengenal dan penyebab carier dentis.








Tupen II
Keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat untuk merawat anggota dengan masalah hipertensi pada Tn. U









Tupen III
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami hipertensi














Tupen IV
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan










Tupen V
Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Kognitif















Kognitif
















Psikomotor

















Psikomotor













Afektif








Keluarga mampu menjelaskan penertian hipertensi











Keluarga mampu memutuskan untuk control satu kali perminggu ke RS.










Keluarga mampu melakukan tindakan secara mandiri jika Tn. U dengan hipertensi










Keluarga Tn. U dapat memodivikasi lingkungan sekitarnya.









Keluarga Tn. U dapat memfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk kesembuhan Tn. U

1.5      Diskusikan dengan keluarga mengenai pengertian hipertensi
1.6      Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan yang belum dipahami mengenai hipertensi
1.7      Evalusi kembali pemahaman keluarga tentang pengertian hipertensi
1.8      Beri pujian kepada keluarga atas keberhasilannya menyebutkan kembali pengertian hipertensi


1.5      Tanyakan pada keluarga akibat dari hipertensi
1.6      Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan yang belum dipahami mengenai akibat dari hipertensi
1.7      Evaluasi kembali pemahaman keluarga mengenai akibat dari hipertensi
1.8      Beri penghargaan atas kemampuan keluarga dalam menyebutkan kembali akibat dari hipertensi


1.5      Diskusikan pada keluarga mengenai cara memeriksa hipertensi secara mandiri.
1.6      Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan apa yang belum di pahami bagaimana cara memeriksa hipertensi.
1.7      Evaluasi kembali pemahaman keluarga mengenai cara memeriksan hipertensi secara mandiri.

1.8      Beri penghargaan atas kemampuan keluarga dalam menyebutkan dan memperagakan cara memeriksa hipertensi.

4.1 Diskusikan dengan keluarga tindakan dan cara mengatasi hipertensi
4.2 Motivasi usaha keluarga untuk merubah gaya hidup.
4.3  Monitor TD dan Nadi.
4.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya hal yang belum di mengerti.
4.5 Evaluasi pemahaman keluarga tentang hipertensi



5.1 Informasikan mengenai pengobatan dan pendidikan kesehatan yang diperoleh.
5.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali hasil diskusi.




3.
Komunikasi tidak efektif Ny. A terhadap An. P dan An. K pada keluarga Tn. U b/d ketidak mampuan kelearga (KMK) untuk mengenal masalah carier dentis
Setelah diberikan panjelasan keluarga Tn. U memahami pentingnya kesehatan An. P dan An.  K
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga mampu :
Tupen I
Keluarga Tn. U dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi pada An. P dan An. K




Tupen II
Keluarga Tn. U mampu memutuskan masalah yang terjadi pada An. P dan An. K











Tupen III
Keluarga Tn. U dapat menggunakan fasilitas kesehatan.

Kognitif












Afektif















Psikomotor


Keluarga mengerti tentang pentingnya komunikasi efektif







Keluarga mampu melakukan tindakan yang tepat untuk An. P dan An. K









Keluarga Tn. S dapat memfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk kesembuhan An. P dan An. K

1.1       Kaji pengetahuan keluarga tentang komunikasi efektif anaknya.
1.2       Diskusikan tentang keluarga pentingnya komunikasi efektif  anaknya.
1.3       Beri penjelasan apabila keluarga tidak mengerti.
1.4       Motivasi keluarga untuk mengnal komunikasi efektif.
1.5       Puji keluarga atas jawaban atau tindakan yang tepat

2.1  Beri penjelasan kepada keluarga tentang pentingnya komunikasi efektif.
2.2 Diskusikan pada keluarga kominikasi yang tepat untuk An. P dan An. K.
2.3  Beri kesempatan keluarga untuk mendiskusikan Komunikasi yang baik unuk An. P dan An. K
2.4  Jelaskan baik-Buruknya komunikasi Ny. A pada anaknya.



3.1 Jelaskan berapa tempat pelayanan kesehatan yang di sekitar rumahnya.

3.2 Libatkan suami untuk mengambil keputusan yang terbaik untuk An. P dan An. K
3.3    Libatkan suami diskusi tentang kesehatan An..P dan An. K














DAFTAR PUSTAKA

Efendi, ferry makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta : salemba medika
Friedman, marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2009. Fundamental keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Suprajitno. 2004. Asuhan keperawatan keluarga : aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC