Selasa, 29 Oktober 2013

SISTEM PERKEMIHAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Transplantasi organ manusia yang pertama kali berhasil di lakukan adalah transplantasi ginjal pada tahun 1953. Karena donor darah dan penerima darh adalah kembar identik, tidak terjadi reaksi penolakan. Sejak itu telah ribuan transplantasi ginjal di lakukan, dan perkembangan pengobatan imunosupresif telah memungkinkan sebagian besar orang dapt hidup normal dengan ginjal donor. Walaupun biasanya seseorang memiliki dua ginjal, namun telah terbukti satu ginjal mampu menjalankan kerja yang kompleks, yang di perlukan untuk mempertahankan cairan tubuh(Valerie c.scanlon, 2007).
System perkemihan terdiri atas dua ginjal, dua ureter, vesika urinaria dan uretra. Pembentukan urine merupakan fungsi ginja, sedanhakan bagian lain system perkemihan berfungsi dalam pembuangan urine, sel-sel tubuh memproduksi zat-zat sisa seperti, urea, kreatinin, dan ammonia, yang harus di buang dari darah sebelum zat-zat tersebut berakumulasi dan mencapai kadar toksik. Selain membentuk urine untuk mengekskresi produk sisa tersebut, ginjal juga mempunyai beberapa fungsi  (Tarwoto, 2009) :
1.      Pengaturan volume darah melalui pembuangan air
2.      Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis racun.
3.      Mempertahankan susasana keseimbangan cairan.
4.      Memepertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
5.      Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatimin, dan amoniak.
            Proses pembentukam urine membantu mempertahankan komposisi, volume, dan ph darah dan cairan jaringan dengan membuang zat-zat yang dapat mengacaukan kekonstanan normal dan keseimbangan cairan dan ekstraseluler tersebut.
Sistim perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan melakukan eliminasi sisa – sisa hasil metabolisme tubuh. Aktivitas sistim perkemihan dilakukan secara hati – hati untuk menjaga komposisi darah dalam batas yang bisa diterima. Setiap adanya gangguan pada sistim tersebut akan memberikan dampak yang merugikan. Beberapa jenis gangguan pada saluran kemih yang saling mempengaruhi dan sering kali terjadi pada klien dengan lama perawatan baik di pelayanan kesehatan maupun di rumah adalah inkontinensia urin, retensi urin atau pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna dan infeksi saluran kemih. Kondisi ini banyak ditemukan pada unit perawatan jangka panjang pada pelayanan kesehatan, dan pada beberapa kasus dapat mengancap jiwa. Perawat mungkin tidak menyadari penyebab mendasar dari disfungsi kandung kemih dan dalam banyak kasus terutama dipengaruhi oleh faktor degeneratif. (Kelly, CE, 2004).

Di seluruh dunia, masalah pada sistim perkemihan mencapai 45,15/100.000, dimana insiden tertinggi pada wanita. Walaupun dapat terjadi pada semua usia, gangguan pada sistim perkemihan umumnya terjadi pada populasi lanjut usia. Mortalitas sebelum usia 30 tahun relatif rendah, setelah usia 30 tahun meningkat tajam. Rasio kelamin mortalitas adalah 2,59. (Strayer, Darlene A & Tanja Schub, 2006).
Di Indonesia, masalah penyakit sistem perkemihan yang terbanyak adalah disfungsi kandung kemih dengan masalah klinis inkontinensia urin (UI), retensi urin (UR) dan ISK yang masuk dalam posisi 40 peringkat utama penyebab kematian, rawat inap dan rawat jalan pada pusat layanan kesehatan selama tahun 2004. Jumlah klien yang keluar rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan diagnosis disfungsi kandung kemih pada tahun 2006 sebanyak 22.165 klien, sedangkan kasus baru pada rawat jalan sebanyak 14.053 kasus. (Ditjen Bina Yanmedik, 2008).



B.     TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1.      Tujuan Umum
Setelah pertemuan ini mahasiswa mampu memahami tentang sistem perkemihan
2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mampu memahami pengertian sistem perkemihan
b.      Mahasiswa mampu memahami tentang ginjal dan fungsinya
c.       Mahasiswa mampu memahami organ-organ ginjal
d.      Mahasiswa mampu memahami pembuluh darah ginjal
e.       Mahasiswa mampu memahami karakteristik dan eliminasi urine
f.       Mahasiswa mampu proses pembentukan urine
C.    MANFAAT PENULISAN MAKALAH
1.      Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang sistem perkemihan.
2.      Bagi Institusi pendidikan
Sebagai masukan atau penambahan perpustakaaan yang dapat di jadikan  bahan bacaan untuk semua mahasiswa STIKES HI.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat yang digunakan oleh tubuh. Zat ini akan larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine. Zat yang dibutuhkan tubuh akan beredar kembali dalam tubuh melalui pembuluh darah kapiler ginjal, masuk dalam pembuluh darah dan beredar keseluruh tubuh. (Syaifuddin, 2011).
Fungsi utama sistem perkemihan adalah untuk keseimbangan cairan dan elektrolit. Elektrolit terdiri dari ion-ion yang kemudian larut dalam air dan keseimbangan terjadi ketika elektrolit yang masuk dalam tubuh sama dengan yang dilepaskan. Hidrogen merupakan salah satu ion yang mempengaruhi konsentrasi larutan dan keseimbangan asam basa atau pH. Fungsi utama yang lain adalah pengeluaran toksik hasil metabolisme, seperti komponen-komponen nitrogen khususnya urea dan kreatinin (Tarwoto, 2009). sistem perkemihan merupakan sistem rangkaian organ yang terdiri atas ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra. 

B.      GINJAL
Kedua ginjal terletak di antara di kavitalis abdominis bagian atas, di kanan dan kiri kolumna vertebralis di belakang peritoneum (retroperitoneal). Bagian atas ginjal menempal pada permukaan bawah diafragma dan di lindungi oleh rangka iga. Ginjal tertanam pada jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan dan di selimuti oleh membrane jaringan ikat fibrosa yang di sebut fascia renalis, yang membantu menahan ginjal pada tempatnya (Valerie c. Scanlon, 2007)
Setiap ginjal memilki lekukan yang di sebut hilus di sisi medialnya. Pada hilus, arteri renalis memasuki ginjal, sedangkan vena renalis dan ureter keluar. Arteri renalis adalah salah satu cabang aorta abdominalis , vena renalis mengirim darah ke vena kava inferior. Ureter membawa urine dari ginjal ke vesika urinaria.

C.    FUNGSI GINJAL
1.      Mempertahankan keseimbangan kadar asam atau basah dari cairan tubuh.
2.      Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis racun.
3.      Mempertahankan susasana keseimbangan cairan.
4.      Memepertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
5.      Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatimin, dan amoniak.
6.      Sekresi rennin: bila tekanan darah turun, sel-sel jukstaglomerulus di dinding atriol efferent menyekresi enzim
7.      Sekresi eritropoietin: hormone ini di sekresi bila kadar oksigen drah rendah.
8.      Aktivasi vitamin D: vitamin D terdapat dalam berbagai bentuk yang nantinya akan di ubah menjadi kaliseferol oleh ginjal.

D.    STRUKTUR BAGIAN DALAM GINJAL
            Pada korona atau bagian depan ginjal, dapat dibedakan menjadi tiga area daerah terluar di sebut korteks renalis yang di susun oleh korpuskulum renalis dan tubulus kontortus. Daerah tengah adalah medulla renalis yang di susun oleh lengkung henle dan tubulus kolektivus (bagian dari nefron), medulla renalis terdiri atas potongan-potongan berbentuk baji yang di sebut piramides renalis. Ujung masing-masing pyramid adalah apeks atau papilla. Daerah ketiga adalah pelvis renalis, daerah ini tidak berbentuk selapis jaringan, tetapi merupakan sebuah rongga yang di bentuk oleh perluasan ureter dalam ginjal pada hilus. Perluasan pelvis ginjal berbentuk corong, yang di sebut kaliks, menyelubungi papilla piramides renales. Urine mengalir dari piramides renales ke dalam kaliks, kemudian ke pelvis renalis dan keluar ke ureter.

E.    NEFRON
            Nefron adalah unit structural dan fungsional ginjal. Setiap ginjal terdiri atas kira-kira 1 juta nefron. Di dalam nefron, dengan pembuluh darah yang berkaitan denganya, urine terbentuk. Setiap nefron terdiri atas 2 bagian besar yaitu :
1.      Korpulus Renalis
     Sebuah  korpulus renalis terdiri atas sebuah glomerulus yang di kelilingi oleh kapsul bowman. Glomerulus adalah suatu jaringan kapiler yang di bentuk dari sebuah arteriol aferen dan sebuah arteriol eferen. Diameter arteriola eferen lebih kecil daripada arteriola aferen, yang membantu mempertahankan tekanan darah yang tinggi di dalam glomerulus.
     Kapsul bowman (kapsula glomerulus) adalah ujung perluasan tubulus renalis yang menutupi glomerulus. Lapisan dalam kapsul bowman memiliki pori dan sangat permeable. Celah antara lapisan dalam dan lapisan luar kapsula bowman berisi filtrasi ginjal, cairan yang berasal dari darah dalam glomerulus, dan kemudian di ubah menjadi urine.
2.      Tubulus Renalis
     Tubulus renalis adalah lanjutan kapsula bowman yang terdiri atas bagian-bagian berikut:tubulus kontortus proksimal(dalam korteks renalis),lengkung Henle (atau lengkung nefron,dalam medulla renalis),dan tubulus kontortus distal (dalam korteks renalis).Tubulus kontortus distal dari beberap nefron bergabung menjadi sebuah tubulus kolektifu. Beberapa tubulus kolektivus kemudian bergabung untuk membentuk sebuah duktus papilaris,yang akan mengalirkan urine ke dalam kaliks di pelvis renalis.
     Seluruh  bagian tubulus renalis dikelilingi oleh kapiler peritubular,yang tersusun atas arteriola effren.Kapiler pertibuler akan menerima zat-zat yang direabsorpsioleh tubulus ginjal;hal ini kan dijelaskan pada bagian pembentukan urine.

F.     PEMBULUH DARAH GINJAL
            Aliran darah ke ginjal merupakan bagian yang penting pada proses pembentukan urine.Darah aorta abdominalis masuk ke arteri renalis,yang kemudian bercabang-cabang menjadi arteri-arteri yang lebih kecil.Arteri-arteri terkecil akan menjadi arteriol aferen dalam korteks ginjal.Dari arteriol aferen,darah mengalir masuk ke gromeruli(kapiler-kapilernya),ke arteriola eferen ke vena-vena dalam ginjal,ke vena renalis,dan akhirna masuk ke vena kava inferior.Dalam jalur ini terdapat dua susuna kapiler,dan perlu diingat lagi bahwa dalam kapiler-kapilerini pertukaran antara darah dan jaringan,di sekitarnya terjadi.Oleh karena itu,didalam ginjal terdapat dua sisi pertukaran.Pertukaran yang terjadi di kapiler ginjal akan membentuk urine dari plasma darah.

G.   PEMBENTUKAN URINE
Pembentukan urine melibatkan tiga proses utama,proses pertama adalah filtrasi glomerulus,yang berlangsung dikorpuskulum renalis.proses kedua dan ketiga adalah reabsorpsi dan sekresi tubular,yang berlangsung ditubulus renalis.
1.      Filtrasi Glomerulus
      Ingat kembali bahwa filtrasi adalah proses tekanan darah mendorong plasmasehingga zat-zatterlarut keluar dari kapiler.Dalam filtrasi glomerulus tekanan darah mendorong plasma,zat-zat terlarut serta protein berukuran kecil keluar dari glomeruli dan masuk kekapsul Bowman.Cairan ini tidak lagi seperti plasma,dan disebut filtrate ginjal. Tekanan darah didalam glomerulirelatif lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di dalam kapiler lainnya,yaitu sekitar 60mmHg.Tekanan didalam kapsula Bowman sangat rendah, dan lapisan di dalamnya sangat permeable,sehimgga kira-kira20% sampai 25% darah yang masuk ke gromeluli menjadi filtrate ginjal di kapsula Bowman.Sel-sel darah dan protein berukuran besar terlalu besar untuk dikeluarkan dari glomeruli,sehingga tetap berada didalam darah.Zat-zat sisa larut dalam plasma darah,sehingga dapat lolos masuk ke filtrat ginjal.Zat-zat yang berguna,seperti nutrien dan mineral,juga larut dalam plasmadan juga terdapat dalam filtrat ginjal.Oleh karena itu,filtrat ginjal sangat miripdengan plasma darah,tetapi filtrat ginjal mempunyai protein yang lebih sedikit,dan tidak ada sel-sel darah didalalamnya.
      Laju Filtrasi Ginjal(Glomerular Filtration Rate,GFR)adalah jumlah filtrat ginjal yang terbentuk oleh ginjal dalam satu menit;rata-rata 100 sampai 125 ml per menit. GFR dapat berubah jika laju aliran darah melalui ginjal berubah.Jika aliran darah meningkat,GFR akan meningkat dan akan lebih banyak filtrat dibentuk.Jika aliran darah turun(seperti yang terjadi setelah perdarahan hebat),GFR akan turun, sehingga filtrat yang dibentuk sedikit haluaran urine turun.
2.      Reabsorpsi Tubulus
      Reabsorpsi tubulus berlangsung dari tubulus renalis ke kapiler pertibuler.Dalam waktu 24 jam,ginjal membentuk 150 sampai 180 liter filtrate,dan haluaran urine normal selama waktu itu adalah satu sampai dua liter.Karena itu tampak bahwa sebagian besar filtrate ginjal tidak menjadi urine.Sekitar 99% filtrat direabsorpsi kembali ke dalam darah kapiler pertibuler.Hanya sekitar 1% filtarat akan masuk ke pelvis ginjal sebagai urine. Sebagian besar reabsorpsi dan sekresi (sekitar 65%) terjadi di tubulus kontortus proksimal,yang sel-selnya mempunyai mikrofil yang berfungsi memperluas permukaannya. Tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus juga mempunyai fungsi penting dalam reabsorpsi air.
a.       Mekanisme Reabsorpsi
1.      Transpor Aktif sel-sel tubulus ginjal menggunakan ATP untuk mentranspor sebagian besar zat yang beramanfaat dari filtrat ke dalam darah.Zat-zat tersebut antara lain,glukosa,asam amino,vitamin,dan ion-ion positif.Tubulus ginjal memiliki nilai ambang reabsorpsi bagi beberapa di antara zat tersebut.Hal ini berarti bahwa ada batasan tentang seberapa banyak tubulus ginjal dapat memindahkannya dari filtrat.Sebagai contoh,jika kadar glukosa dalam filtrat normal (menggambar kadar glukosa darah normal),tubulus akan mereabsorpsi seleluruh glukosa,sehingga glukosa tidak akan ditemukan dalam urine.Namun,jika kadar glukosa darah diatas normal ,jumlah glukosa dalam filtrat juga diatas normal dan akan melewati nilai ambang reabsorpsi.Oleh karena itu,dalam keadaan ini sejumlah glukosa akan terdapat dalam urine.
2.      Transpor Pasif: sejumlah ion negative di kembalikan ke dalam darah di reabsorpsi, setelah di reabsorpsi ion-ion positif karena terjadi tarik menarik antara muatan yang berbeda.
3.      Osmosis: reabsorpsi air mengikuti reabsorpsi mineral, terutama ion natrium.
4.      Pinositosis: protein berukuran kecil terlalu besar untuk di reabsorpsi dengan transfor aktif.
b.      Hormon Yang Mempengaruhi Reabsorpsi Air
1.      Hormon antidiuretik (ADH) berfungsi meningkatkan reabsorpsi air dan filtrate ke dalam darah
2.      Hormone paratiroid (PTH) berfungsi meningkatkan reabsorpsi ion ca dari filtrate ke dalam darah dan ekskresi ion-ion fosfat ke dalam filtrate
3.      Aldosteron berfungsi meningkatkan reabsorpsi air na dan filtrate ke dalam darah dan ekskresi ion k ke dalam filtrate
4.      Atrial natiuretik hormone (ANH) berfungsi menurunkan reabsorpsi ion na yang masih terdapat dalam filtrate, sehingga lebih banyak natrium dan air di buang ke dalam urine.

3.      Sekresi Tubular
      Mekanisme ini juga mengubah komposisi urine. Dalam sekresi tubular, zat-zat secara aktif di sekresikan dari darah di kapiler peritubuluar ke dalam filtrate di tubulus renalis. Zat-zat sisa, seperti ammonia dan sejumlah kreatinin, serta produk metabolic obat di sekresikan ke dalam filtrate untuk di keluarkan ke dalam urin. Ion-ion hydrogen (H) di sekresikan oleh sel-sel tubulus untuk mempertahankan ph darah agar tetap normal.

H.    ELIMINASI URINE
            Eliminasi urine terbagi menjadi tiga yaitu ureter, vesika urnaria dan uretra yang tidak mengubah komposisi maupun jumlah urine, tetapi bertanggung jawab terhadap pembuangan urine secara periodic.
1.      Ureter
      Ureter merupakan saluran yang berbentuk tabung dari ginjal ke bladder, pajangnya 25-30 cm dengan diameter 6 mm. Berjalan mulai dari pelvis renal setinggi lumbal ke-2. Posisi ureter miring dan menyempit di 3 titik yaitu, di titik asal ureter pada pelpis ginjal, titik saat melewati pinggiran pelpis dan titik pertemuan dengan kandung kemih. Ada 3 lapisan jaringan pada ureter yaitu epitelmukosa, bagian tengah lapisan otot polos dan bagian luarnya lapisan fibrosa.
a.       Lokasi ureter
1.    Pars abdominalis ureter : dalam kavum abdomen ureter terletak dibelakang peritoneum sebelah media anterior muskulos psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa.
2.    Pars pelvis ureter : pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral dari kavum pelvis sepanjang tepi anterior  dari insisura iskiadika mayor dan tertutup oleh peritoneum.
3.    Ureter pada pria : uretra pada pria terdapat dalam fisura seminalis, bagian atasnya disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. selanjutnya ureter berjalan obligue sepanjang 2 cm didalam dinding kandung kemih pada sudut lateradari trigonum vesika.
4.    Ureter pada wanita : uretra pada wanita terdapat dibelkang fosa ovarika berjalan ke bagian medial dan kedepan bagian lateralis serviks uterus, bagian atas vagina untukmencapai fundus vesika urinaria.
5.    Pembuluh darah ureter
1.      Arteri renalis
2.      Arteri spermatika interna
3.      Arteri hipogastrika
4.      Arteri vesikalis inferior
6.      Persarafan ureter : merupakan cabang dari pleksus menstrikus inferior, pleksus pelvis. Sepertiga bawah dari ureter terisi oleh sel-sel saraf yang bersatu dengan rantai eferens dan nervous fagus. Rantai eferens dan nervous torakalis XI dan XII, nervous lumbalis I dan nervous fagus mempunyai trantai eferens untuk uretra.
2.      Vesika Urinaria (kandung kemih)
Kandung kemih merupakan organ berongga dan berotot yang berfungsi menampung. Urin sebelum dikeluarkan melalui uretra. Terletak pada rongga pelvis, pada laki-laki kandung kemih berada dibelakang simfisis pubis dan didepan rektum. Pada wanita kandung kemih berada dibawah uterus dan didepan vagina. Dinding kandung kemih memiliki 4 lapisan jaringan yaitu : lapisan paling dalam disebut mukosa yang menhasilkan mucus, lapisan submukosa, lapisan otot polos yang satu sama lain membentuk sudut atau disebut otot detrusor dan lapisan paling luar disebut serosa (Tarwoto, 2009).
3.      Uretra
Uretra merupakan alur sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan urine ke luar. Adanya spinter uretra interna yang dikontrol secara involunter  memungkinkan urine dapat keluar serta spinter uretra eksterna memungkinkan pengeluaran urine dapat dikontrol ( Syaifuddin, 2011).
a.       Uretra pria
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagian penis panjangnya kurang lebih 20cm. Uretra laki-laki terdiri dari:
1.      Uretra prostatia
2.      Uretra nembranosa
3.      Uretra kevernosa
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam) dan lapisan submukosa. Uretra pria mulai dari orifisium uretra interna didalam vesika urinaria sampai orifisium uretra eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20cm.
b.      Uretra wanita
Pada wanita, terletak dibelakang simfisis pubis bejalan miring sedikit kearah atas, panjangnya kurang lebih 3-4 cm. Mulai dari orifisium uretra internal sampai orifisium uretra eksterna. Pada dinding anterior vagina menjurus obligue kebawah dan menghadap kedepan. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. Uretra ini menembus vasia diafragma urogenitalis dan orifisium eksternal langsung didepan permukasan vagina. Jaraknya kurang lebih 2,5 cm dibelakang gland klitoris, glandula uretra bermuara ke uretra yang terbesar diantaranya adalah glandula parauretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.

Diafragma urogenetalis dan orifisium eksternal berada di permukaan vagina dan 2,5 cm dibelakang gland klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek pada uretra pria dan terdiri atas lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka. Pada muaranya ditandai dengan banyak sinus venosus mirip jaringan kavernosa. Lapisan uretra wanita terdiri atas:
1.                   Tunika muskularis
2.                   Lapisan spongeosa berjalan pleksus dari vena-vena
3.                   Lapisan mukosa sebelah dalam. 

I.       KARAKTERISTIK URINE
Karakteristik urine baik fisik maupun kimia sering di evaluasi sebagai bahan urinalisis. Beberapa di antaranya di jelaskan sbb:
a.       Jumlah urine
Urine yang keluar secara normal selama 24 jam sekitar 1-2 liter. Ada banyak faktor yang dapat merubah jumlah haluaran urine secara signifikan, keringat berlebihan atau kehilangan cairan secara berlebihan saat diare dapat menurunkan haluaran urine guna menghemat cairan tubuh.
b.      Warna
Warna kuning khas urine sering di samakan dengan warna jerami atau gading. Urine yang pekat berwarna lebih kuning tua di banding urine yang encer.
c.       Berat jenis
Berat jenis urine sekitar 1,010-1,025, berat jenis di jadikan ukuran sebagai jumlah zat yang terlarut dalam urine.
d.      Ph
Ph urine berkisar antara 4,6-8,0 dengan nilai rata-rata 6,0. Diet mempunyai pengaruh terbesar terhadap urine, karena diet dapat menyebabkan urine basa.
e.       Unsure
Urine terdiri 95% air, yang melarutkan zat-zat sisa garam. Garam tidak termasuk sebagai zat sisa sebenarnya, sebab garam masih bisa di gunakan saat di butuhkan tetapi bila berlebuhan garam akan di sekresikan ke dalam urine.
f.       Limbah nitrogen (urea, kreatinin dan asam urat).
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat yang digunakan oleh tubuh. Fungsi utama sistem perkemihan adalah untuk keseimbangan cairan dan elektrolit. Elektrolit terdiri dari ion-ion yang kemudian larut dalam air dan keseimbangan terjadi ketika elektrolit yang masuk dalam tubuh sama dengan yang dilepaskan. Fungsi utama yang lain adalah pengeluaran toksik hasil metabolisme, seperti komponen-komponen nitrogen khususnya urea dan kreatinin.
2.      Kedua ginjal terletak di antara di kavitalis abdominis bagian atas, di kanan dan kiri kolumna vertebralis di belakang peritoneum (retroperitoneal). Bagian atas ginjal menempal pada permukaan bawah diafragma dan di lindungi oleh rangka iga.
3.      Fungsi ginjal Mempertahankan keseimbangan kadar asam atau basah dari cairan tubuh,Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis racun, Mempertahankan susasana keseimbangan cairan, Memepertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh dan Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatimin, dan amoniak.
4.      Pembentukan urine melalui proses filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubular
5.      Eliminasi urine meliputi ureter, vesika urinaria dan uretra
6.      Karakteristik urine terdiri dari : jumlah, ph, warna, berat jenis unsure dan limbah nitrogen.

B.     SARAN
1.    Bagi Mahasiswa
Setelah mempelajari secara lebih dalam tentang sistem perkemihan diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mengetahui apa yang telah dipelajari dan diperoleh nya, serta memberikan manfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.
2.      Bagi Institusi Pendidikan
Semoga dapat menambah bahan bacaan perpustakaan dan dapat memberikan masukan bagi mahasiswa tentang sistem perkemihan.

DAFTAR PUSTAKA
Pearce, C. Evelyn (2010). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Syaifuddin (2011). Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Syaifuddin (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC
Tarwoto, dkk (2009) Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
Scanlon c. Valerie (2007). Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta: EGC