Kamis, 24 Oktober 2013

" Flu Burung "


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Avian influenza (AI) atau flu burung  (bird flu) atau sampar unggas ( fowl plague) pertama kali ditemukan menyerang di italia sekitar 100 tahun yang lalu. Pada mulanya penyakit ini hanya menyerang unggas mulai dari ayam, merpati sampai burung-burung liar. Akan tetapi, laporan terakhir melapaorkan serangan pada babi dan manusia.
Wabah virus ini menyerang manusia pertama kali di hongkong pada tahun 1997 dengan 18 korban dan 6 di antranya meninggal. Diindonesia, penyakit ini awalnya diduga sebagai penyakit tetelo atau VVND (velogenic viscerotropic newcastle disease) yang pernah menyerang pada tahun-tahun sebelunya.
Penyakit ini merupakan penyakit baru yang banyak menarik perhatian berbagai pihak karena penularanya yang sangat cepat dengan angka kematian yang tinggi. Avian flu juga melibatkan sektor perternakan, khususnya unggas, yang memepunyai dampak besar terhadap ketersedian daging (gizi) di masyarakat, dan sektor ekonomi para perternanya.
Sejarah dunia telah mencatat  tiga pandemi besar yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Pandemi pertama terjadi pada tahun 1918 berupa flu spanyol yang disebabkan oleh suptipe H1N1 dan memakan korban meninggal 40 juta orang.  Pandemi ini sebagian besar terjadi di eropa dan amerika serikat.  Pandemi kedua terjadi pada tahun 1958 berupa flu asia yang disebabkan oleh H2N2 dengan korban 4 juta jiwa.  Pademi terakhir terjadi pada tahun 1968 berupa flu hongkong yang disebabkan H3N2 dengan korban satu juta jiwa.

B.       Epidemiologi
Sampai bulan juni 2007 sebanyak 313 orang diseluruh dunia telah terjangkit virus AI dengan 191 deantarnya meninggal dunia ( CFR= 61 %). Khasus penyakit ini meningkat cepat dari tahun ketahun. Pada tahun 2003 tercatat terdapat empat kasus, kemudian berkembang menjadi 46 kasus (2004), 97 kasus (2005), 116 kasus ( 2006), dan pada tahun 2007 per tanggal 15 juni telah dilaporkan terjadi 50 kasus dengan angka kematian 66% . Negara yang terjangkit sebagian besar  adalah negara-negara diasia ( thailand, vietnam, kamboja, cina, dan indonesia), tetapi saat ini sudah menyebar keirak dan turki.
Kasus AI diindonesia bermula dari ditemukanya kasus pada unggas dipekalongan, jawa tengah pada bulan agustus 2003. Sampai tahun 2006, penyakit ini sudah menyerang unggas di 29 provinsi yang mencakup 291 kabupaten/kota. Daerah yang memiliki populasi unggas yang padat dan diikuti populasi penduduk yang padat yang akan mengalami banyak kasus pada manusia.
     Di indonesia, sejak juli 2005 sampai dengan pertengahan juni 2007 tercatat terdapat 100 kasus dengan 80 kematian (CFR= 80%). Sebagian besar kasus berasal dari jawa dan sumatera. Provinsi terbanyak yang terjangkit penyakit ini adalah jawa barat, DKI jakarta dan banten. Penyakit ini sudah berjangkit di 11 provinsi dan 37 kabupaten/kota.

C.      Tujuan Penulisan Makalah
1.    Tujuan Umum
Setelah pertemuan ini mahasiswa mampu mengetahui dan memahami                                                                                           tentang isu kejadian penyakit Flu Burung.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mahasiswa mampu memahami sejarah penyakit Flu Burung.
b.    Mahasiswa mampu memahami pengertian penyakit Flu Burung.
c.    Mahasiswa mampu memahami penyebab, gejala dan penatalaksanaan penyakit Flu  Burung    

      

D.      Manfaat Penulisan Makalah
1.    Bagi Mahasiswa
Sebagai sumber pelajaran tentang isu kejadian penyakit Flu Burung.
2.    Bagi Institusi pendidikan
Sebagai masukan atau penambahan perpustakaaan yang dapat di jadikan bahan bacaan untuk semua mahasiswa STIKES HI.






BAB II
TEORITIS

A.  Pengertian
Flu burung (Avian Influenza) adalah penyakit infeksi akibat virus influenza tipe A yang biasa mengenai unggas. Virus influenza sendiri termasuk dalam famili orthomyxoviruses yang terdiri dari tiga tipe yaitu A, B, Dan C. Virus influenza tipe B, dan C dapat menyebabkan penyakit pada manusia dengan gejala yang ringan dan tidak patal sehingga tidak terlalu menjadi masalah. Virus influenza A dibedakan menjadi banyak sub tipe berdasarkan petanda tonjolan protein padapermukaan sel virus.

B.  Etiologi
Penyebab flu burung adalah virus AI dari famili Orthomyxoviridae. Virus strain A ini dibedakan menurut tipe hemaglutin (H) dan neuraminidase(N)-nya, sehingga virus ini dapat diklasifikasikan menurut subtipenya seperti  H1N1, H2N1, dll. Subtipe H5 dan H7 di perkirakan merupakan penyebab wabah dengan tingkat kematian yang tinggi (patogeni k). Sampai saat ini sudah teridentifikasi 15 subtipe virus.
Subtipe H5N1 dapat bermutasi secara genetik dengan subtipe lain sehingga dapat menular kemanusia atau hewan selain burung. Galur H5N1 bertanggung jawab atas terjadinya wabah flu di hongkon pada tahun 1997 dan merupakan penyebab kematian manusia (zoonosis) di vietnam pada bulan januari 2004.
Virus ini juga diidentifikasikan bedasarkan strainnya, yaitu terdapat strain A, B dan C. WHO melaporkan bawah virus  AI strain A bertanggung jawab atas terjadinya wabah flu burung saat ini.

C.  Penularan
Meskipun resevoar alami virus AI adalah unggas liar yang sering bermigrasi ( bebek liar), uunggas ternak menyebabkan epidemik fllu burung dikalangan unggas. Penularan penyakit terjadi melalui udara dan ekskret (kotoran, urin dan ingus) unggas yang terinfeksi.
Virus AI dapat hidup selama 15 hari diluar jaringan hidup. Virus pada unggas akan mati pada pemanasan 80 oc selama satu menit, dan virus pada telur akan mati pada suhu 64oc selama 5 menit. Virus akan mati dengan pemanasan sinar matahari dan pemberian disinfektan.
Secara genetik, virus influenza tipe A sangat labil dan tidak sulit beradaptasi untuk menginfeksi spesies sasarannya. Virus ini tidak memiliki sifat proof reading, yaitu keamampuan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi dan memperbaiki kesalahan pada saat replikasi. Ketidak stabilan sifat genetik virus inilah yang mengakibatkan terjadinya strain/jenis /mutan virus yang baru. Akibat dari proses tersebut virulensi virus AI dapat berubah menjadi lebih ganas dari sebelumnya (HPAI, high pathogenic avian influenza).

Karakteristik lain dari virus ini adalah kemampuannya untuk bertukar, bercampur dan bergabung dengan virus influenza strain lain sehingga menyebabkan munculnya strain baru yang bisa berbahaya bagi manusia. Mekanisme ini juga menyebabkan kesulitan dalam membuat vaksin untuk program penanggulangan.
Mekanisme penularan flu burung pada manusia melalui beberapa cara :
1.         Virus         unggas liar      unggas domestik       manusia.
2.         Virus       unggas liar       unggas domestik        babi       manusia.
3.         Virus       unggas liar        unggas domestik       ( dan babi)       manusia     
manusia.
Sampai bulan maret 2006, penularan melalui manusia kemanusia lain (human – to –human transmison) masih sangat jarang. meskipun demikian,para ahli mengewatirkan adanya kasus- kasus klaster keluarga karna merupakan indikator penularan antar manusia. munculnya kasus – kasus klaster dalam skala kecil dan smultan yang diikuti klaster- klaster sekla besar merupakan tanda munculnya.
Epidemi pada manusia dibagi menjadi enam tahap :
1.      Interpandemi
 tahap 1: infeksi pada hewan tapi berisiko rendah pada manusia
 tahap 2 : injeksi pada hewan tapi beresiko tinggi pada manusia
2.      Waspada pandemi
tahap 3 : penularan dari manusia kemanusia bellum ada atau belum efektif
tahap 4 : terbukti terdapat penularan antar manusia (klaster- klaster kecil dan terbatas )
tahap 5 : penularan antar manusia meningkat secara signifikan atau klaster besar
3.      Pandemi
tahap 6 A : pandemi lokal
tahap 6 B : pandemi yang luas
tahap 6 C : pandemi menurun atau subsided pandemic
tahap 6 D : gelombang pandemi selanjutnya

Kewaspadaan perlu ditingkatkan saat para ahli berasumsi bahwa apedemik akan terjadi bila dalam waktu 3 bulan sudah terjadi penyebaran kasus dalam radius 300 km yang dapat mengakibatkan 1773 kematian perhari.

D.    Gejala, tanda, dan diagnosis
Gejala pada tersangka AL adalah demam, anoroksia pusing,gangguan pernapasan atau sesak,nyeri otot, dan mungkin konjuctifitis yang terdapat pada pasien dengan riwayat kotak dengan unggas (minsalnya : peternak, pedagang). gejala tersebut tidak pas dan mirip gejala flu lainya, tetapi secara tepat gejala menjadi berat dan dapat menyebabkan kematian karna terjadi peradangan paru (pnemunia). masa inkubasinya adalah satu sampai tiga hari.

E.     Pengobatan
1.    Suportif : vitamin minsalnya vitamin c dan b kompleks
2.    Simtometif : analgesik, antitusif, mukolitik
3.    Frofilaksis : antibiotik
4.    Pengobatan anti virus dengan olestamivir 75 mg (kamiflu). dosis profilaktif adalah 1x75 mg selama 7 hari yang diberikan pada semua kasus susfek yang dirawat. dosis anak tergantung dari berta badan nya.
Penggunaan anti virus sangat membantu, terutama pada 48 jam pertama, karena virus akan mengilang sekitar 7 hari setelah masuk kealam tubuh.


F.     Pencegahan
1.  Peternak
a.    orang yanng kontak dengan unggas (minsalnya : peternak ayam ). harus .
b.    membatasi lalu lintas orang yang masuk kepeternakan
c.    mendisenfeksikan orang dan kendaraan yang masuk kepeternakan.
d.   mendesenfeksikan peralatan peternakan
e.    mengisolasi kandang dan kotoran dari lokasi peternakan.

2.  Masyarakat umum
a.    Memilih daging yang baik segar
b.    Memasak daging ayam minimal 800 C selama 1 menit dan telur minimal 640C selama 5 menit (sampai air atau kuahnya mendidih cukup lama)
c.    Menjaga kesehatan dan ketahanan umum tubuh dengan makanan dan olahraga, istirahat yang cukup.
d.   Segeralah kedokter atau puskesmas atau rumah sakit bagi masyarakat yang mengalami gejala – gejala diatas.

Tidak ada komentar: