Rabu, 23 Oktober 2013

TREN DAN ISU KEPERAWATAN KELUARGA KONSEP TUAL MODEL KEPERAWATAN KELUARGA SERTA PERAN DAN FUNGSI KEPERAWATAN KELUARGA


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.
Seiring dengan era reformasi dan era globalisasi di Indonesia saat ini, juga  diikuti dengan perubahan pemahaman terhadap konsep sehat-sakit, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penyebaran informasi tentang determinan kesehatan yang bersifat multifaktorial . Kondisi ini  mendorong pembangunan kesehatan nasional ke arah paradigma baru yaitu paradigma sehat. Dalam perkembangannya keperawatan mengalami pasang surut sekaligus babak baru bagi kehidupan profesi keperawatan di Indonesia.
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Jadi dari pengertian perawat tersebut dapat artikan bahwa seorang dapat dikatakan sebagai perawat dan mempunyai tanggungjawab sebagai perawat manakalah yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa dirinya telah menyelesaikan pendidikan perawat baik diluar maupun didalam negeri yang biasanya dibuktikan dengan ijazah atau surat tanda tamat belajar. Dengan kata lain orang disebut perawat bukan dari keahlian turun temurun, malainkan dengan memalui jenjang pendidikan perawat.
Proses keperawatan adalah suatu metode sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis,sosial, dan spiritual yang optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan, penentuan rencana keperawatan, melaksananakan tindakan keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan.

B.       Tujuan Penulisan
1.    Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang trend an isu keperawatan keluarga, konseptual model keperawatan keluarga serta peran dan fungsi keperawatan keluarga.
2.    Tujuan khusus
a.    Mahasiswa mampu memahami trend an isu keperawatan.
b.    Mahasiswa mampu memahami bentuk keluarga.
c.    Mahasiswa mampu memahami model konseptual keperawatan keluarga.
d.   Mahasiswa mampu memahami peran perawatan profesional.
e.    Mahasiswa mampu memahami struktur dan fungsi keluarga.
f.     Mahasiswa mampu memahami fungsi keperawatan.

C.      Manfaat Penulisan        
1.    Mahasiswa
 Dapat mempelajari dan memahami tentang trend an isu keperawatan keluarga, konseptual model keperawatan keluarga serta peran dan fungsi keperawatan keluarga.
2.    Institusi
Semoga bermanfaat dan menambah wawasan tentang trend an isu keperawatan keluarga, konseptual model keperawatan keluarga serta peran dan fungsi keperawatan keluarga bagi mahasiswa PSIK Stikes HI Jambi.








2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.      Tren dan isu keperawatan keluarga di indonesia
Salah satu masalah kesehatan yang menonjol di Indonesia semenjak otonomi daerah adalah kasus gizi buruk. Salah satu cara pemerintah untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan revitalisasi untuk menghidupkan kembali konsep Posyandu.
Saat ini masih terjadi persepsi yang keliru si masyarakat tentang profesi keperawatan di Indonesia. Persepsi keliru itu terjadi karena kesalahan informasi yang mereka terima dan kenyataan di lapangan. Kondisi ini didukung pula dengan kebudayaan dan kebiasaan-kebiasaan perawat seperti mengambilkan stetoskop, tissue untuk para dokter. Masih banyak para perawat yang tidak percaya diri ketika berjalan  dan berhadapan dengan dokter. Paradigma ini harus dirubah, mengikuti perkembangan keperawatan dunia. Para perawat menginginkan perubahan mendasar dalam kegiatan profesinya. Kalau tadinya hanya membantu pelaksanaan tugas dokter, menjadi bagian dari upaya mencapai tujuan asuhan medis, kini mereka menginginkan pelayanan keperawatan mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
Institusi pendidikan keperawatan sangat bertanggungjawab dan berperan penting dalam rangka melahirkan generasi perawat yang berkuwalitas dan berdedikasi. Pemilik dan pengelola insititusi pendidikan keperawatan  yang sama sekali tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang keperawatan baik secara disiplin ilmu atau profesi dapat menjadi penyebab rendahnya mutu lulusan dari pendidikan keperawatan yang ada. Hal ini dapat di ukur dengan kalah bersaingan para Perawat Indonesia bila di bandingkan dengan negara-negara lain seperti Philipina dan India. Pemicu yang paling nyata adalah karena dalam system pendidikan keperawatan kita masih menggunakan “Bahasa Indonesia”sebagai pengantar dalam proses pendidikan.
Isu hangat di berbagai pertemuan keperawatan baik regional maupun nasional adalah isu tentang jasa keperawatan. Hal ini merupakan kebutuhan mendesak, karena dapat menimbulkan dampak serius, seperti penurunan mutu pelayanan, meningkatnya keluhan konsumen, ungkapan ketidakpuasan perawat lewat unjuk rasa dan sebagainya. Isu ini jika tidak ditanggapi dengan benar dan proporsional dikhawatirkan dapat menghambat upaya melindungi kepentingan pasien dan masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan, menghambat perkembangan rumah sakit serta menghambat upaya pengembangan dari keperawatan sebagai profesi.
B.       Bentuk Keluarga
Beberapa bentuk keluarga menurut aziz alim hidayat (2004),  adalah sebagai berikut :
1.      Keluarga inti ( nuclear family ), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami,istri dan anak_anak, baik karena kelahiran  ( natural ) maupun adopsi. Keluarga asal  (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
2.      Keluarga besar ( extenden family ), keluarga inti ditambah keluarga yang lain ( karena hubungan darah ), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasang sejenis.
3.      Keluarga berantai ( social family ), keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
4.      Keluarga duda atau janda, keluarga yang terbentuk karena perceraian atau kematian pasangan yang dicintai.
5.      Keluarga komposit ( composite family ), keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.
6.      Keluarga kohabitasi ( cohabitation ), dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memilih anak atau tidak.
7.      Keluarga inses ( incest family ), seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim.
8.      Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan.keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan.

C.      Model konseptual keperawatan keluarga
Menurut  Potter & Perry (2005), Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu :
1.    Orang yang menerima asuhan keperawatan.
2.    Lingkungan ( masyarakat ).
3.    Kesehatan ( sehat/sakit, kesehatan dan penyakit ).
4.    Keperawatan dan peran perawat ( tujuan/sasaran, peran dan fungsi ).
Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam dalam kegiatan praktik, penelitian dan pengajaran, oleh karena itu model harus diperkenalkan kepada perawat atau calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti : perawat sebagai pembantu dokter,, oleh karena itu model harus diperkenalkan kepada perawat atau calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti : perawat sebagai pembantu dokter (Aziz Alimul Hidayat, 2007 ).
1.      Gambaran model konseptual keperawatan keluarga
Dalam keperawatan terdapat beberapa model keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada. Menurut Aziz Alimul Hidayat, ( 2007 ) Beberapa model keperawatan tersebut antara lain :
a.       Model keperawatan menurut Dorothea Orem ( model self care )
Self-cave (perawatan diri) merupakan suatu konstribusi berkelanjutan orang dewasa bagi eksistensinya, kesehatannya, dan kesejahteraannya. Bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipadang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan indivu dalammemenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.
b.      Model konsep dan teori keperawatan menurut Sister Calisa Roy
Merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta mampu merubah perilaku yang mal adaptif. Sebagai individu dan makhluk holistik memilih system adaptifyang selalu beradaptasi secara keseluruhan.
c.       Model konsep dan teori keperawatan Virginia Handerson
Merupakan model konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik yang sakit atau sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan, serta agar meninggal dengan damai.
d.      Model konsep dan teori keperawatan Betty Neumen
Merupakan model konsep health care system yaitu model konsep yang mengambarkan aktivitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahan diri secara fleksibel atau normal maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
e.       Model konsep dan teori keperawatan Jea Waston
Model Waston ini terkenal dengan teori pengetahuian manusia dan merawat manusia. Waston memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual. Model ini manisia memiliki empat cabang yaitu kebutuhan biophysical, kebutuhan psikofisikal, kebutuhan psikososial, dan kebutuhan intrapersonal-interpersonal.
f.       Model konsep dan teori keperawatan King
King memahami konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga king memgemukakan dalam model konsep interaksi.
g.      Model konsep dan teori keperawatan Peplau
Pada model ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal, perawat-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit.
h.      Model konsep dan teori keperawatan Johnson
Sebagai pendekat system perilaku, dimana individu dipandang sebagai system perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dilingkungan internal maupun dilingkungan eksternal, juga memiliki nkeinginan dalam mengatur dan menyelesaikan diri pengaruh yang ditimbulkannya.
i.        Model konsep dan teori keperawatan Martha E Roger
Satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia selalu berintraksi dengan lingkungan yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, serta dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karekteristik dan keunikan tersendiri.
j.        Model konsep dan teori keperawatan Florence Nightingale
Sebagai fokus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.
k.      Model konsep dan teori keperawatan Faye Abdellah
Memberbaiki kebutuhan secara fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual bagi para pasien maupun keluarga.
l.        Model konsep dan teori keperawatan Ida Orlando
Dalam rangka mengatasi masalah sters, meningkatan kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan optimal.
m.    Model konsep dan teori keperawatan Myra Levine
Memandang klien sebagai makhluk hidup integrasi yang saling berintraksi dan beradaptasi terhadap lingkungan. Dan intervensi keperawatan adalah suatu beraktivitas konservasi, dan konservasi energy adalah bagian yang menjadi pertimbangan.

D.      Peran Perawat Profesional
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengartuhi oleh keadaan sosial baik dari profesi maupun diluar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut konsirsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari :
1.      Peran Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhann dasar manusia yang dibutuhkan  melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan kllien secara holistik, meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial.
2.      Peran Perawat sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian . Sebagai contoh, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya (Potter & Perry, 2005).
3.      Peran Perawat sebagai Edukator                                                                    
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan (A. Aziz Alimul,2007).
4.      Peran Perawat sebagai koordinator (Menejer Kasus)
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. Selain itu Adanya berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai menejer asuhan keperawatan  atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan menejer (Manthey, 1990).  Sebagai menejer, perawat mengoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya (Potter & Perry, 2005).
5.      Peran Perawat sebagai kolaborator (Pembuat Keputusan Klinis)
Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahlian berfikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum menngambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan denngan menetapkan pendekatan terbaik bagi tiap klien. Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya (A. Aziz Alimul hidayat, 2007).
6.      Peran Perawat sebagai Konsultan
Peran ini sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Pertan ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan (A. Aziz Alimul hidayat, 2007).
7.      Peran Perawat sebagai Pembaharuan
Peran ini dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.Selain peran perawat berdasarkan konsirsium ilmu kesehatan, terdapat pembagian peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983, yang membagi empat peran perawat: Peran Perawat sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan, Peran Perawat sebagai Pendidik dalam Keperawatan, Peran Perawat sebagai Pengelola pelayanan Keperawatan, Peran Perawat sebagai Peneliti dan Pengembang pelayanan Keperawatan.
8.      Peran Perawat Sebagai Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang yanng dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Misalnya, ketika perawat mengajarkan cara menyuntikkan insulin secara mandiri pada klien yanng diabetes (Potter & Perry, 2005).
9.      Peran Karier
Berkarier merupakan dimana perawat di tempatkan di posisi jabatan tertentu. Contohnya seperti peran mendidik dan perawat ahli, seperti perawat spesialis klinis, perawat pelaksana, perawat maternitas, anestesi, pengelola dan peneliti (Potter & Perry, 2005).
10.  Rehabilitator
Rehabilitasi merupakan proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktifitas rehabilitatif dan resoratif mulai dari mengajar klien berjalan dengan menggunakan kruk sampai membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis (Potter & Perry, 2005).
11.    Pemberi Kenyamanan
Peran sebagai pemberi kenyamanan, merupakan merawat klien sebagai seorang manusia, merupakan peran tradisionaldan historis dalam keperawatandan telah berkembang sebagaisesuatu peran yang penting dimana perawat melakukan peran baru.  Sebagai pemberi kenyamanan, perawat sebaiknya membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantunganemosi dan fisiknya (Potter & Perry, 2005).
12.    Peran Komunikator
Peran sebagai komunikator yaitu mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Kuallitas komunikasi merupakan faktor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas (Potter & Perry, 2005).
A.      Struktur dan Fungsi Keluarga
            Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal.struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi,kemampuan keluarga untuk saling berbagi,kemampuan sistem pendukung diantara anggota keluarga,kemampuan perawatan diri dan kemampuan menyelesaikan masalah (Sudirharto. 2007)
Menurut frideman (1999), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut :
1.         Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga pemenuha kebutuhan psikososoial,saling mengasuh dan memberikan cinta kasih serta saling menerima dan mendukung.
2.         Fungsi social proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,tempat anggota keluarga berinteraksi social dan belajar berperan dilingkungan social.
3.         Fungsi refroduksi adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4.         Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, separti sandang,pangan dan papan.
5.         Fungsi keperawatan kesehatan adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
B.       Fungsi Perawat
Menurut (A. Aziz Alimul hidayat, 2007). fungsi perawat :
1)      Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2)      Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.
3)      Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan  dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan  kerjasama tim dalam pemberian pelayanan.



13
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Beberapa model keperawatan tersebut antara lain : Dorothea Orem ( model self care ), Sister Calisa Roy, Virginia Handerson, Betty Neumen, Jea Waston, King, Peplau, Johnson, Martha E Roger, Florence Nightingale, Faye Abdellah, Ida Orlando, dan Myra Levine. Peran perawat menurut konsirsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari : Peran Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat klien, Edukator, koordinator (Menejer Kasus), kolaborator (Pembuat Keputusan Klinis), Konsultan, Pembaharuan, Penyuluh, Karier, Rehabilitator, Pemberi Kenyamanan, dan Peran Komunikator.
Bentuk keluarga antara lain : keluarga inti, keluarga besar, keluarga berantai, keluarga duda atau janda, keluarga komposit, dan keluarga kohabitas. Untuk mencapai pelayanan yang efektif maka perawat, dokter dan tim kesehatan harus berkolaborasi satu dengan yang lainnya. Fungsi dasar keluarga sebagai berikut : fungsi efektif, sosial, refroduksi, ekonomi,dan keperawatan kesehatan. Sedangkan fungsi perawat antara lain : fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen.

B.       SARAN
1. Bagi institusi
        Agar dapat memperluas pendidikan kesehatan STIKES HI JAMBI terutama dalam hal tentang trend an isu keperawatan keluarga, konseptual model keperawatan keluarga serta peran dan fungsi keperawatan keluarga.
2.      Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu untuk memahami, menjelaskan tentang tentang trend an isu keperawatan keluarga, konseptual model keperawatan keluarga serta peran dan fungsi keperawatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul (2007). Pengatar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Perry, dan Potter (2005). Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
Sudirharto. SKP,M Kes . 2007 . Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural . Jakarta : EGC.
Andaners. 2009. Konsep keperawatn keluarga . diakses dari : http://andaners.wordpress.com/2009/04/27/konsep-keperawatan-keluarga/ . diambil tanggal 14 febuari 2012

Tidak ada komentar: