Kamis, 24 Oktober 2013

" PERAWATAN KULIT "


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Kulit merupakan organ yang cukup luas yang terdapat dipermukaan tubuh, dan berfungsi sebagai pelindung untuk menjaga jaringan internal dari trauma, bahaya radiasi ultra violet, temperature yang ektrim, toksin dan bakteri. Kulit terdiri dari beberapa lapisan yaitu epidermis, dermis dan lapisan jaringan subkateneus.
Epidermis merupakan bagian luar kulit. Ketebalan daripada epidermis ini bervariasi tergantung pada tipe kulit. Pada bagian  epidermis terdapat lima lapisan  mulai dari bawah sampai keatas yaiu stratum basale, stratum spinasum, strasum granulasum, stratum lucidum, dan stratum corneum. Fungsi lapisan epidermis adalah melindungi dari masuknya bakteri, toksin, untuk keseimbangan cairan yaitu menghindari pengeluaran cairan secara berlebihan,
Lapisan dermis lebih tebal daripada lapisan epidermis.  Fungsi utama adalah sebagai penyokong untuk epidermis. Pada lapisan dermis lapisannya lebih kompleks dan terdapat dua lapisan bagian superficial papillary  dan bagian dalam reticular dermis. Kemudian pada lapisan reticular dermis terdapat serabut kolagen yang tebal, juga fibroblast, sel mast, ujung saraf dan limpatik. Sel tersebut memproduksi dan mengsekresikan prokolagen dan serabut elastic.
Jaringan subkutan merupakan lapisan lemak dan jaringan ikat yang banyak terdapat pembuluh darah dan saraf. Pada lapisan ini penting untuk pengaturan temperature pada kulit. Lapisan ini dibuat dari jaringan adipos ( sel lemak ) yang dipisahkan oleh fibrous septa. Sebagi bantalan jaringan yang lebih dalam dan lapisan ini berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap dingin, serta tempat penyimpanan bahan bakar.
A.     Tujuan
a.       Tujuan Umum
Untuk mengetahui berbagai cara untuk melakukan perawat kulit yang baik.
b.      Tujuan khusus
Untuk mengetahui macam-macam perawatan kulit.
B.     Manfaat Penulisan
a.       Bagi Mahasiswa semoga makalah ini bisa menambah wawasan bagi mahasiswa/i psik dalam mata kuliah KDDK II, khususnya dengan topik  perawatan kulit.
b.      Bagi intstitusi pendidikan
semoga makalah ini bisa menjadi referensi tambahan khususnya bagi mahasiswa/i psik Stikes HI.


BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.     Pengertian Perawatan  luka
Perawatan luka akan tergantung pada jenis luka,  berat ringannya luka, ada tidaknya pendarahan dan resiko yang dapat menimbulkan infeksi. Luka adalah terputusnya kontinunitas jaringan. Prinsip perawatan pada luka sebagai berukit :
1.      Mencuci tangan menggunakan sabun atau larutan antiseptik.
2.      Segera pantau luka kemungkinan ada benda asing dalam luka.
3.      Bersihkan luka dengan anti septik atu sabun anti septik, bila lukanya dalam, bersihkan dengan normal salin dari pusat luka kearah luar, setelah luka dibersihkan kemudian lakukan irigasi luka dengan normal salin.
4.      Keringkan luka dengan kasa steril yang lembut.
5.      Berikan antibiotik atu obat antiseptik yang sesuai.
6.      Tutup luka dengan kasa steril dan paten.
7.      Tinggikan posisi area luka bila ada pendarahan dan immobilisasi.

Luka terdiri atas beberapa luka yaitu :
1.   luka terbuka adalah luka yang menyangkut epidermis-dermis dan jelas tampak jaringan dibawah dermis misal lemak, otot atau tulang.
2.    Luka tertutup adalah kerusakan jaringan yang terjadi dibawah dermis, “closed degloving injury” dan rufture intestinum pada trauma tumpul abdomen.
3.    Luka tengah adalah luka dengan jarak ke dua tepinya relatip jauh dan saat ditautkan memerlukan daya yang besar. Biasanya bekas lukanya/parut akan menebal ataupun melebar
4.   Luka memar adalah biasanya akibat benda tumpul, pembuluh darah kapiler dibawah kulit pecah tampak robekan pada kulit diatasnya sehingga darah menyusup pada jaringan ikat longgar, terlihat dari luar berwarna kebiruan/kehitaman.
5.   Luka sayat adalah luka akibat benda tajam, biasanya tepi lukanya lurus/teratur.
6.   Luka robek adalah terjadi akibat traumaoleh benda yang tidak tajam misalnya tepi meja, bagian dari kendaraan bermotor dan sebagainya, Tapi luka tidak rata.
7.   Luka terinfeksi adalah terdapat refleksi kuman pathogen dalam luka. Tanda yang dapat ditemukan adalah kemerahan pada luka bengkak, rasa panas pada luka dan nyeri.
8.      Luka gigitan adalah luka yang diakibatkan oleh bagian mulut hewan atau manusia. Harus diperhatikan kemungkinan infeksi bakteri dan rabies.
9.   Luka kering adalah luka yang tidak lagi mengeluarkan eksudet. Biasanya setelah hari yang ke-7 pada saat telah terbentuk fibrin sebagai perekat tepi luka yang cukup kuat sehingga jahitan kulit luar bisa diangkat (Handayani, 2009 ).

B.     Penyembuhan luka
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan banyak sel. Proses yang dimaksudka disini karena penyembuhan luka melalui beberapa fase. Fase tersebut meliputi :
1.      Fase koagulasi, merupakan awal proses penyembuhan luka dengan melibatkan platelet. Awal pengeluaran platelet akan menyebabkan vasokonstriksi dan terjadi koaglogasi.
2.      Fase inflamasi, mulainya beberapa menit setelah luka  dan kemudian dapat berlangsung sampai beberapa hari.selam fase ini sel-sel inflammatory terikat dalam luka dan aktif dalam melakukan penggerakan dengan lekosites.
3.      Fase profilerasi,  apabila tidak ada infeksi dan kontaminasi pada fase inflamasi, maka akan cepat terjadi fase profilerasi. Pada fase propilerasi ini terjadi proses granulasi dan kontraksi.
4.      Fase maturasi, banyak komponen matrik. Komponen hyaluronic, proteoglycan dan kolagen yang berdeposit selama perbaikan untuk memudahkan perekatan pada migrasi seluler dan menyokong jaringan. Serabut-serabut kolagen meningkat secara bertahap dan bertambah tebal kemudian disokong oleh proteinase untuk perbaikan sepanjang garis luka ( suriadi, 2004 )

C.  Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan luka
Faktor yang mempengaruhi pada penyembuhan luka dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu :
1.            Faktor sistemik
a.    Usia
Pada usia lanjut proses penyembuhan luka lebih lama di bandingkan dengan usia mudah. Faktor ini karenakemungkinan adanya degenerasi, tidak adekuatnya pemasukan makan, menurunya kekebalan dan menurunya sirkulasi.
b.      Nutrisi
Faktor nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan luka. Pada pasien yang mengalami penurunan tingkat diantaranya serum albumin, total limposit dan transferin adalah merupakan resiko terhambatnya proses penyembuhan luka.
c.       Insufisiennsi vasculer
Merupakan faktor penghambat proses penyembuhan luka. Sering kali pada kasus extremitas bawah seperti luka diabetik, dan pembuluh arteri atu vena kemudian decubitus karena faktor tekanan yang semuanya akan berdampak pada penurunan atau gangguan sirkulasi darah.
d.      Obat-obatan
Terutama sekali pada pasien yang menggunakan terapi steroid, kemoterapi dan imunosupresi.

2.            Faktor lokal
a.       Supli darah
b.      Infeksi sistemik atau lokal dapat menhambat penyembuhan luka
c.       Nekrosisi luka dengan jaringan yang mengalami nekrosis dan ekskar akan dapat menjadi faktor penghambat untuk perbaikan luka.
d.      Adanya benda asing pada luka.

D.    Penanganan Luka khusus
Ada beberapa kondisi yang membuat penjahitan luka tidak serta merta dikerjakan oleh dokter, guna menghindari maleficience atau kerugian pasien yaitu :
1.      Luka yang terkontaminasi berat.
2.      Kehilangan jaringan yang bermakna.
3.      Luka yang kompleks pada wajah dan tangan yang memerlukan segera penanganan specialis bedah plastik.
4.      Terdapat kerusakan pada struktur dibawah luka ( misalnya praktur terbuka ).
5.      Luka terbuka lama ( >6 jam atau yang diperkirakan dengan debridement tidak dapat bersih ).
6.      Perlu penilaian vitalitas jaringan dibawahnya ( misalnya otot, saraf dll )

Berkonsultasila dengan dokter yang lebih dapat memberikan penganan terbaik dan aman bagi pasien ( utamakan keaman pasien/patien safety ).

E.     Luka Venous
Luka penus adalah luka yang mengenai lapisan kulit sampai jaringan subkutan dan terjadi pada bagian kaki akibat terhambatnya sirkulasi aliran vena.
Luka venus dapat disebabkan oleh meningkatkan tekanan hidrostatik, dan kemudian berkembang yang akan menimbulkan hipertensi vena dan memicu pila terjadinya vasokontriksi. Adapun penyebab lain adalah tharombus, kehamilan, postplebitis syndrom, gagal jantung, pembuluh yang tidak kompeten, kegemukan adanya regurgitasi pada vena super ficial, dan kelenahan otot karena paralisis atau artritis.
                    Karakteristik luka pada venus adalah sebagai berikut :
1.   Sekeliling luka tampak kemerahan atau kecoklatan.
2.   Kedalamannya dangkal.
3.   Lukanya tidak beraturan.
4.   Eksudatnya sedikit dan bisa banyak.
5.   Adanya piting edema.
6. Nyeri yang minimal.
7.   Pada pemeriksaan ABI normal.
Adapun komplikasi kemungkinan yang terjadi seperti dermatitis dan luka yang mengalami infeksi.

F.      Manajemen pada Luka Umum
Bila seseorang mengalami luka akan menimbulkan seperti kerusakan kulit, jaringan otot, bahkan sampai tulang. Penyebab terjadinya luka dapat disebabkan oleh berbagai macam dan termasuk jenis lukanya.pada bahasan berikut ini akan di jabarkan beberapa tepe luka yang umum terjadi pada seseorang. Luka dapat dikatagorikan dalam beberapa kategoriyaitu luka tertutup dan luka terbuka, kemudian luka akut dan luka kronik. Para tenaga profesional mempunyai perbedaan pendapat pada kategori luka.
 Jenis luka kronik seperti pada luka diabetik dan luka akut misalnya pada luka tembak atau gigitan binatang. Dalam bahasan berikut memaparkan tentang luka akut yang umum. Luka tersebut terdiri dari beberapa kategori yaitu :
a.       Luka abrasi ( luka lecet ), luka ini terjadi oleh karena gesekan pada permukaan kulit yang melawan permukaan benda kasar . biasanya hanya mengenai kulit lapisan luar atau membran mukosa, atau kulit sedikit terkikis. ( seperti jatuh terseret, dll).
b.      Luka laserasi ( luka robek ), pada luka laserasi terjadi kerusakan jaringan. Dapat disebabkan misalnya oleh pecahan gelas, kaca atau benda tajam. Luka ini akan mudah terkontaminasi dan timbul infeksi.
c.       Luka kontusio ( luka memar ), luka yang terjadi dengan tidak menimbulkan kerusakan pada permukaan kulit akan tetapi adanya injury pada struktur internal.
d.      Luka tusuk, luka yang dalam akibat dari benda –benda tajam seperti pisau, dapat juga pecahan gelas, dan paku.


BAB III
A.     Kesimpulan
Kulit merupakan organ yang cukup luas yang terdapat dipermukaan tubuh, dan berfungsi sebagai pelindung untuk menjaga jaringan internal dari trauma, bahaya radiasi ultra violet, temperature yang ektrim, toksin dan bakteri. Kulit terdiri dari beberapa lapisan yaitu epidermis, dermis dan lapisan jaringan subkateneus.
Perawatan luka akan tergantung pada jenis luka,  berat ringannya luka, ada tidaknya pendarahan dan resiko yang dapat menimbulkan infeksi. Luka adalah terputusnya kontinunitas jaringan. Luka terdiri atas luka terbuka, luka tertutup, luka memar, luka sayat, luka robek, luka lecet, luka kering, luka sembuh, luka terinfeksi dan luka gigitan.
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan banyak sel. Proses yang dimaksudkan disini karena penyembuhan luka melalui beberapa fase. Fase itu meliputi yaitu : fase koagulasi, fase inflamasi, fase proliferasi, fase maturasi. Faktor yang mempengaruhi pada penyembuhan luka dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu : faktor sistemik meliputi usia, nutrisi,insufiesiensi vasculer dan obat-obatan. Faktor lokal meliputi suplai darah, infeksi,nekrosis dan adanya benda asing pada luka.

B. Saran
1. Institusi Pendidikan
Semoga makalah ini dapat menjadi sumber ilmu yang baru bagi mahasiswa STIKES HI.

2.   Bagi Mahasiswa
Semoga dengan makalah ini dapat menambah referensi dan pengetahuan mahasiswa.

Tidak ada komentar: