Kamis, 21 November 2013

Cinta yang tulus dan menghargai


Cinta yang tulus dan menghargai

Ada sebuah desa yang terpencil, nama desanya rasau kecamatan pemayung, hiduplah seorang keluarga yang harmonis. Hidup suami istri yang saling menyayangi dan saling memberi perhatian yang lebih, suaminya bernama Syariful, ia berkerja sebagai petani yaitu motong karet, itu pun kebun karetnya punya orang yang ia potong dan sorenya ia berusaha membuat kebun karet diladangnya sendiri. Istrinya bernama Mus, setiap hari ia selalu membantu suaminya berkerja. Desa tersebut sangatlah nyaman, masyarakat selalu hidup yag rikun saling membantu satu sama yang lain. Pas malam harinya, dirumah Syariful sangatlah sunyi dan sepi, didesa tersebut semuanya masih banyak hutan, jalan satapak hanya pas untuk sepada, mobil pun belum bisa masuk kedesa tersebut. Saat hujan tiba jalan didesa rasau sangatla becek dan lengket dan didesa tersebut belum ada listrik. Semua masyarakat disana hidupnya cukup sederhana, pada malam hari ia semua masyarakat hanya mehidupkan lampu duduk yang dibuat dari kaleng, yang berisi dengan minyak tanah, sumbunya terbuat dari tali karung goni.
Saat ayam berkokok pada pagi hari, terbangunlah istri bapak Syariful yang akan membuat sarapan pagi hari sebelum mereka berangkat kerja. Ibu Mus ini membuat gorengan pisang dan memasang air dengan tunku kayu yang sederhana. Tak lama sang suami pun terbagun dari lelapnya tidur, lalu bapak Syariful kebelakang dan mencuci mukanya. Setelah itu ia duduk disebuah amben yang telah disiapi sarapan pagi oleh istrinya yang disuguhi air kopi serta sepiring goreng pisang. Suami istri tersebut sarapan bersama-sama dengan nikmatnya. Setelah sarapan seperti biasa suaminya merokok terlebih dahulu sebelum berangkat kerja. Istrinya mengatakan “ia ingin sekali mempunyai seorang anak karena sudah setahun mereka menikah sampai sekarang belum dikaruniai anak.” Namun sang suami hanyalah terdiam sejenak,  tapi ia sebenarnya juga ingin  mempunyai seorang ank hanya saja ia ingin kebunnya karetnya sudah tertanam dulu, jadi setelah ditanam tinggal merawatnya saja.
Sang suami istri tersebut berangkat kekebun dimana ia kerja sebagai motong karet. Dan istrinya memyiapi makanan siang untuk dibawa kekebun. Biasanya keluarga bapak Syariful ini selesai kerja tidak lagi pulang kerumah, ia hanya istirahat digubuk yang sederhana dikebunya setelah rasa capeknya hilang dan perutnya sudah kenyang mereka pergi kekebunnya sendiri intuk melanjutkan menanam karet. Jadi jangan sampai kesiangan kalau matahari telah terbit nanti selesai kerjanya kesiangan atau bisa juga sampai sore. Mereka merasa kepanasan dan haus. Biasanya mereka pulang kerja sekitar jam 11.00 WIB atau jam 12.00 WIB, itu pun mereka berangkat kerjanya pagi sekali malahan sebelum matahari terbit keluarga bapak Syariful sudah ada dikebun dan siap untuk berkerja. Selesai kerja mereka istirahat disebuah gubuk, dan siap untuk menyantap makan siang. Kebiasaan setelah makan bapak Syariful ini selalu saja merokok, dengan santai istrinya pun duduk dengan tenang. Kira-kira mereka sudah hilang capeknya mereka melanjutkan kerja lagi yaitu nanam karet supaya saat anaknya sudah lahir nanti batang karetnya sudah tubuh dengan baik dan bapak Syariful tinggal merawat serta menjaga kebun karetnya dari binatang yang ganas menghabiskan kebunnya.
Setiap hari masyarakat didesa rasau ini semuanya berkerja sebagai motong karet, jauh dari kecamatan jangankan kota atau kecematan toko sayur saja jauh. Kebanyakan didesa rasau masyarakatnya berkebun sayuran sendiri, jadi tidak perlu selalu mencari sayuran  yang jauh. Ya palingan seminggu sekali baru pergi ketoko mencari beras dan keperluan yang lain.
Setiap hari, setiap bulan suami dan istri bapak Syariful menjalani hidupnya dengan baik. Dan istri Syariful berharap sekali ia hamil secepatnya, agar kehidupan rumah tangganya menjadi lebih romantis dan harmonis.
Suatu hari ketika istri Syariful dikabarkan hamil. 9 bulan kemudian, dan tinggal waktunya melahirkan. Istrinya mengatakan “ bang aku ingin melahirkan ditempat orang tuaku, apakah abang mengizinkan kalau ia besok kita pulang ya bang ketempat orang tuaku”
Suaminya menjawab “ ya, boleh saja jadi ada yang bisa menjaga dan merawat kamu nanti saat telah lahiran.” “ terima kasih ya bang.”
Besoknya sang suami tidak berkerja, ia ingin mengantarkan sang istrinya kerumah orang tuanya, sang istri pun senag sekali. Setelah sampai mertua bapak Syariful juga menerima dan menjaga serta membantu lahiran anaknya, yaitu cucu pertama mbah Mu’in. Besok paginya bapak Syariful pun pulang kerumahnya dikebun untuk bekerja mencari uang untuk kehdupan anaknya dan syukuran anaknya bila anak pertamanya telah lahiran. Beberapa hari kemudian anak bapak Syariful lahir. Istrinya dibantu lahiran sama dukun beranak dan seorang bidan, serta semua keluarga kumpul dan berdoa agar anak dan istrinya selamat. Setelah lahir ternyata anaknya perempuan dan diazani oleh bapaknya. Setiap hari mbahnya selalu merawat dan menjaga dengan baik cucu pertamanya ini.
Setelah 40 hari ditempat mbahnya mengadakan syukuran dan cucunya diberi nama suparti. Sepertinya keluarga besar bapak syariful dan mus ini sangat senang sekali setelah lahirnya suparti. Besoknya setelah syukuran anaknya dan cucunya pulang ketempat orang tua sang suami. Tapi ntah mengapa setelah beberapa bulan tinggal ditempat keluarga sang suami, istrinya merasa keluarganya itu selalu menyalahkan Mus. Hanya saja datuk suparti yang selalu menyayangi nya, sedangkan Syariful jarang pulang, ia kerja dikebun, dan setelah nimbang baru lah ia pulang ketempat orang tuanya. Setalah suparti berumur setahun datuknya meninggal dunia, keluarga Syariful sangatlah sedih, dan ia menyalah kan bahwa mus yang telah meracuninya, semenjak itu mus selalu besabar hingga anaknya berusia 3 tahun.
Namun ntah apa salahnya mak dari Syariful menjatuhkan telur dan mengatkan yang tidak-tidak sama mus. “ enak nian ya gawe Cuma makan tidur, sedangkan Syariful kerja banting tulang. Kalau seperti ini terus lebih baik cerai saja kalian dan pergi sekarang dari rumah ini “ kata mertuanya. Mus hanya terdiam sejenak dan mengeluarkan air mata, saat itu Syariful tidak ada dirumah ia lagi di kebun. Mus tidak menjawab dan membatah mertuanya, besoknya suaminya pulang, dan mertunaya tetap saja masih marah-marah, sehingga Syariful sendiri tidak bisa berkata apa-apa terhadap istrinya.
Akhirnya mus dan anaknya suparti pulang kerumah orang tua mus, dan ia motong karet punya orang tuanya sendiri, setiap hari ia berulang dengan sepeda, dan anaknya dititipkan dengan mbahnya yang selalu dirumah. Namun mus berpikir ia ingin pulang saja kerumahnya sendiri, soalnya rumahnya tidak pernah ditunggu lagi semenjak kejadian itu.
Sekarang mus tinggal berdua dengan anaknya namun kalau malam sepi ia bemalaman ditempat tetangganya yaitu wawak pariyo. Begitu la setiap hari mereka menjalani kehidupannya. Terkadang mus berpikir “ dulu hidupku sangatlah senang, saling perhatian dan saling menyayangi, tapi sekarang semua itu hilang begitu saja.”
Suatu hari ketika Syariful datang kerumah, ia berniat baik untuk menjalini hubungan keluarga mereka dengan baik, serta membicarakan masalahnya dengan baik sampai selesai serta didengarkan oleh wak pariyo, sebagai saksinya bahwa Syariful ingin kumpul dengan istri serta anaknya. Istrinya pun menerima Syariful kembali.
Serta Syariful menjelaskan baik-baik dengan keluarganya, agar keluarganya masih menerima istrinya kembali. Dengan musyawarah dngan keluarga ahahirnya syariful hidup bahagia dengan kelurganya, walaupun kadang karet murah sampai-sampai mereka hanya makan nasi sama minyak goreng yang dikasih garam.
Setelah suparti berumur 6 tahun mus hamil, dan desa rasau berkembang lebih baik, sudah banyak masyarakat dan jalan sudah lebar walaupun masih becek. Kerja selama ini memuaikan hasil dan Syariful berniat ingin membuat rumah dipinggir jalan, agar sekolah anaknya semakin dekat. Rencana berjalandengan baik,,,mereka pindah kerumah barunya yang terbuat dari papan....
Suatu malam jumat syariful pergi yasinan dan istrinya dirumah dengan suparti, sekitar jam 22.00 malam mus merasakan bahwa erutnya sakit dan sepertinya ia ingin melahirkan, suparti sangat khawatir dan tak tau mau melakukan apa, bapaknya pun belum pulang juga. Tiba-tiba hujan deras turun, dan bapaknya pulag dengan kehujanan, sampai dirumah melihat istrinya lagi kesakitan. Ia cepat-cepat mencari pertolongan dan menjemput bidan dan orangtua hujan-hujanan. Sekitar jam 03.00 subuh anaknya lahir dengan sehat dan selamat, anaknya cowok. “ ye aku punya adik cowok” kata suparti.
Kebahagian keluarga Syariful pun menjadi sayang dan menjadi keluarga berencana mempunyai sepasang anak. Walaupun hidupnya banyak sekali masalah tapi mereka tetap sabar dan membuktikan bahwa cintanya itu tulus pada istri dan menyayangi anaknya.



SELESAI

Tidak ada komentar: