Minggu, 24 November 2013

ANGINA PEKTORIS


MAKALAH  PLENO

BLOK KARDIOVASKULAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAPAK W DENGAN
KASUS ANGINA PECTORIS DI RUANG KEPERAWATAN JANTUNG KELAS II RSUD RADEN MATAHER JAMBI TAHUN 2011
DI SUSUN OLEH  :
KELOMPOK  1. A
ANGGOTA :
1.        AAN HERPANDI
2.        ABU SAMAH
3.        BENI SATRIA
4.        ENDANG SITI
5.        ERIDIA
6.        FERA FENOLIA
7.        MUKOROMAH
8.        NINA HARDIANTI
9.        NITA ASTRINOVITA
10.    SRI LIAH SUZARIN
11.    SRI PUJI ASTUTI
12.    SUPARTI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HARAPAN IBU JAMBI
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR


Assalam’mualaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini di susun agar pembaca dapat mengetahui “ ANGINA PECTORIS “ dalam dunia kesehatan terutama keperawatan terhadap perkembangan tubuh manusia berdasarkan dari berbagai sumber. Kami saling berkerja sama dengan kelompok.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada koordinator Blok Kardiovaskular kepada ibu Ns. Hevy Mustika S,Kep yang telah banyak membantu dalam penyusun serta memberi motivasi yang luar biasa agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Wassalam mu’alaikum Wr.Wb.





                                                                                                Jambi,    Febuari 2012
                                                                                                            Penulis


                                                                                                            Kelompok 1



DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ………………………………………………………….……….. i
Daftar isi………………………………………………………………..…..….....   ii
Bab  I Pendahuluan………………………………………..……………..…......    1
A.  Latar Belakang ………………….……………….…………..…...…….    1
B.  Tujuan Penulisan ……………………..………….………….…………..    3
C.  Manfaat Penulisan………………………………………………...…….    3
Bab II Tinjauan Teoritis …………………...……………………….…..….…..    4
A.  Anatomi fisiologi ……………………....................................................     4
B.  Angina pectoris  ………….…………….…………................................   7
1.    Defenisi ……….….…………………………………………...……..    7
2.    Etiologi ……….….…….…………………………………………….    7
3.    Patofisiologi ……….….…….………………………………………..   8
4.    Manifestasi klinis ……….….………………………………………...  10
5.    Penatalaksanaan keperawatan ……….….…….………………………. 10
6.    Pemeriksaan penunjang ……….….…….…………………………….. 10
7.    Komplikasi ……….….…….…………………………………………. 11
8.    Asuhan keperawatan teoritis pada angina pectoris ……….….…….…. 12
Bab  III Pemicu kasus angina pectoris…..……………….………………….……16
A.  Pengkajian …………………………….……………………….….…….....16
B.  Data medic ……….….…….………………………………………………17      
C.  Pengelompokan data ……….….…….…………………………………… 20
D.  Analisa data ……….….…….……………………………………………..21
E.   Dignosa keperawatan  ……….….…….………………………………….. 22
F.   Rencana asuhan keperawatan secara kasus ……….….……………….…. 22
G.  Catatan perkembangan……….…………………….....….………………. 26        
Bab  IV penutup ……….….…….…………………………………………………29
A.    Kesimpulan ……….….…….……………………………………………….29
B.     Saran ……….….…….………………………………………………………30      
Daftar pustaka


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pada awal sejarah keperawatan dikenal sebagai bentuk pelayanan komunitas dan pembentukannya berkaitan erat dengan dorongan alami untuk melayani dan melindungi keluarga. Keperawatan lahir sebagai bentuk untuk menjaga seseorang tetap  sehat dan memberikan rasa nyaman, pelayanan dan keamanan bagi orang yang sakit. Walaupun secara umum tujuan dari keperawatan relative sama dari tahun ketahun, praktik keperawatan dipengeruhi oleh perubahan kebutuhan masyarakat sehingga keperawatan terlibat secara bertahap. Umum keperawatan sama tuanya dengan kedokteran. Sepanjang sejarah , propesi kleperawatan dan kedokteran saling bergantung satu sama lain. Selama era Hippocrates, kedokteran bekerja tanpa perawat dan selama abat pertengahan, keperawatan bekerja tanpa dukungan medis ( potter, 2005  ).
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Jadi dari pengertian perawat tersebut dapat artikan bahwa seorang dapat dikatakan sebagai perawat dan mempunyai tanggungjawab sebagai perawat manakalah yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa dirinya telah menyelesaikan pendidikan perawat baik diluar maupun didalam negeri yang biasanya dibuktikan dengan ijazah atau surat tanda tamat belajar. Dengan kata lain orang disebut perawat bukan dari keahlian turun temurun, malainkan dengan memalui jenjang pendidikan perawat ( Sjaifoelah Noor, 2001 )
Perawatan jantung adalah pilihan bagi mahasiswa yang tertarik dalam bidang keperawtan. Sebuah perawat jantung mengkhususkan diri dalam membantu mereka yang menderita berbagi kondisi jantung, mereka memperlakukan  pasien dengan jantung koroner atau dengan kata lain, atau teleh menjalani operasi jantung dengan memberikan rehabilitasi pasca-operasi penerbit ( smaltzer, 2006 ).
Angina pectoris adalah sutu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan, penyebab diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak adekuat, atau dengan katalain, suplai kebutuhan jantung meningkat. Agina biasanya diakibatkan oleh penyakit aterosklerotik dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama ( Barbara C Long, 2006 ).
     Di Amerika serikat didapatkan bahwa kurang lebih 50% dari penderita penyakit jantung koroner mempunyai manifestasi awal angina pectoris stabil ( APS ). Jumlah pasti penderita angina pectoris sulit deketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina pectoris pertahun pada penderita diatas usia 30 tahun sebesar 213 penderita per 100.000 penduduk. Asosiasi jantung Amerika Memperkirakan ada 6.200.000 penderita APS ini di Amerika serikat. Tapi data ini nampaknya sangat kecil dibandingkan dari laporan dua studi besar dari Olmsted Country dan Framingham, yang mendapatkan bahwa kejadian infark miokard akut sebesar 3% sampai 3,5% dari penderita angina pectoris pertahun, atau kurang lebih 30 penderita angina pectoris untuk setiap penderita infark miokard akut. ( tucker, 2008 )
Di Indonesia penyakit jantung adalah pembunuh no. tiga. Jantung adalah organ tubuh yang nekerja paling kuat. setiap harinya organ tubuh ini memompa ± 16.000 liter darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah sekitar 90.000 km. walaupun relative kecil namun organ ini bekerja dua kali lebih keras dari pada betis pelari sprint atau otot petinju kelas berat. Tidak ada otot kecuali otot rahim wanita yang bekerja siang dan malam selama 70 tahun atau lebih seperti jantung. Berikut ini terdapat beberapa anjuran yang akan berguna bagi pemeliharaan kesehatan jantung. Namun, yang perlu ditekankan bahwa dengan mengikuti anjuran-anjuran bukan berati kita akan kebal terhadap penyakit jantung, sebab sampai sekarang belum ada sesuatupun yang dapat member kekebalan seperti itu ( Barbara C Long, 2006 ).
Mengingat banyaknya jumlah penderita angina pectoris dan kerugian yang ditimbulkan terutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang lebih komperehensif. Tetapi angina pectoris stabil terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya infark miokardnakut dan kematian sehingga meningkatkan harapan hidup, seta mengurangi gejala dengan harapan meningkatnya kualitas hidup. Pada penderita yang berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan awal didapatkan kemungkinan sedang atau tinggi untuk menderita suatu penyakit jantung koroner perlu dilakukan tes secara noninvasive maupun invasive untuk memastikan diagnose serta menentukan sertifikasi resiko. Penderita angina pectoris stabil dengan resiko tinggi atau resiko sedang yang kurang berhasil dengan terpi standar, perlu dilakukan tindakan revaskularisasi, terutama bila penderita memang menghendaki. Walaupun telah banyak kemajuan dalam penatalaksanaannya. (Departemen ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran universitas Indonesia, 2006 ).
Berdasrkan uraian , masih banyak penyakit angina pectoris yang timbul karena kerugian dasar ekonomi dan diperlukan penatalaksanaan yang lebih kompehensif. Maka dari kelompok tertarik untuk membahas asuhan keperawatan angina pectoris ( smaltzer, 2006 ).

B.       Tujuan Penulisan
1.         Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar dalam angina pectoris dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus Bpk. W dengan angina pectoris di RS Raden Mataher Jambi.
2.         Tujuan khusus
a.       Mahasiswa mampu melakukan pengkajian terhadap pada kasus Bpk. W dengan angina pectoris di RS Raden Mataher Jambi.
b.      Mahasiswa mampu menegakkan diagnose pada kasus Bpk. W dengan angina pectoris di RS Raden Mataher Jambi.
c.       Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada kasus Bpk. W dengan angina pectoris di RS Raden Mataher Jambi.
d.      Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada kasus Bpk. W dengan angina pectoris di RS Raden Mataher Jambi.
e.       Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada kasus Bpk. W dengan angina pectoris di RS Raden Mataher Jambi.

C.      Manfaat penulisan
1.    Mahasiswa
 Dapat mempelajari dan memahami tentang asuhan keperawatanpad bapak W. dengan kasus angina pectoris di ruang jantung RSUD Raden Mataher Jambi.

2.    Institusi
Semoga bermanfaat dan menambah wawasan tentang asuhan keperawatan pada seluruh mahasiswa keperawatan dari kasus angina pectoris di ruang jantung RSUD Raden Mataher Jambi.



BAB II
TEORITIS

A.      Anatomi fisiologi system kardiovaskular

Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari rongga dada atau toraks, diantara kedua paru-paru. Selaput yang melapisi jamtung disebut perkardium yang terdiri atas dua lapisan :
1.         Pericardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru.
2.         Pericardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat caiaran pericardium sebagai pelumas yang berfungsi mengurangi akibat gerakan jantung saat memompa ( syaifudin, 2009  ).

1.    Struktur jantung
Menurut Sjaifolelah Noor , 2001 : dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :
a.    Pericardium yaitu lapisan bagian luar yang membungkusi jantung.
b.    Miokardium yaitu lapisan tengah yang berisi lapisan otot.
c.    Endokarditis yaitu lapisan dalam jantung.


2.    Ruangan jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang , yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium dan dua ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel.
a.    Atrium jantung
1.    Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior serta sinus koronaria yang berasal dari jantung sendiri. Dari atrium kanan kemudian darah dipompakan keventrikel kanan.
2.    Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah dialirkan keventrikel kiri.
Antara kedua bagian atrium kanan dan kiri dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
b.    Ventrikel
1.    Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan yang kemudian dipompakan dari paru melalui arteri pulmonalis.
2.    Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri kemudian memompakannya keseluruh tubuh melalui aorta.
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.

Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh. Saluran darah ini merupakan sistem tertutup dan jantung sebagai pemompanya. Fungsi pembuluh darah mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke seluruh tubuh ke seluruh bagian tubuh dan mengangkut kembali darah yang sudah dipakai kembali ke jantung. Fungsi ini disebut sirkulasi darah dibagi menjadi dua, yaitu arteri dan vena.
Terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika intima (interna), tunika media, dan tunika  eksterna (adventitia).  Darah ini biasanya mengandung oksigen, pengecualian dibuat untuk paru dan arteri umbilikalis. Sistem peredaran darah ini sangat penting untuk mempertahankan hidup dan kehidupan manusia.  Fungsi tepatnya adalah bertanggung jawab atas pengiriman oksigen dan nutrisi ke semua sel didalam tubuh, serta penghapusan karbondioksida dan produk-produk limbah, pemeliharaan optimum pH, mobilitas dari unsur protein dan sel-sel dari sistem kekebalan tubuh. Di negara maju, ada dua penyebab utama meningkatnya kematian yaitu infark miokard dan stroke ( syaifudin, 2009  ).
Pembuluh darah utama dimulai dari aorta yang keluar dari ventrikel sinistra melalui belakang kanan arteri pulmonalis, membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis kemudian turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma, selanjutnya ke rongga panggul dan berakhir pada anggota gerak bawah.
Fungsional sirkulasi bagian-bagian yang berperan dalam sirkulasi adalah :
1.    Arteri : mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan. Arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat karena darah mengalir dengan cepat pada arteri.
2.    Arteriola : cabang kecil dari arteri, berfungsi sebagai kendali dimana darah dikeluarkan ke dalam kapiler dan mengubah aliran darah ke kapiler sbagai respons terhadap kebutuhan jaringan.
3.    Kapiler : berfungsi untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit hormone, dan lain-lain. Bersifat sangat tipis dan permeable, terhadap molekul kecil.
4.    Venula : berfungsi mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap dan bergabung menjadi vena yang semakin besar.
5.    Vena : saluran penampung mengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung. Oleh karena tekanan pada system vena sangat rendah, maka dinding vena sangat tipis, tetapi dinding vena mempunyai otot untuk  berkontraksi sehingga darah ekstra dapat dikendalikan berdasarkan kebutuhan tubuh.

Menurut : syaifudin,( 2009 ), Secara anatomis sistem vaskular terdiri atas sistem-sistem yaitu :
1.    Sistem distribusi : arteri dan arteriola berfungsi sebagai pentranspor dan penyalur darah ke semua organ, jaringan, dan sel tubuh, serta mengatur alirannya kebagian tubuh yang membutuhkan.
2.    Sistem difusi : pembuluh darah kapiler yang ditandai dengan dinding yang tersusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya proses difuusi bahan di dalamnya seperti karbondioksida, oksigen, zat gizi, dan sisa metabolisme sehingga sel darah dapat melaluinya.
3.    Sistem pengumpul : berfungsi mengumpulkan darah dari kapiler dan pembuluh limfe langsung dari system vena yang berfungsi mengalirkan darah kembali ke jantung. System sluran vaskuler merupakan system tertutup. Kontraksi dan relaksasi  jantung menimbulkan perrubahan tekanan yang mampu memompakan darah dari jantung kembali ke jantung.
B.       ANGINA PECTORIS
1.      Definisi Angina Pectoris
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidak enak yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang disebabkan oleh ischemia miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali digambarkan sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa terbakar, rasa bengkak dan rasa seperti sakit gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di daerah retrosternal, tetapi dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri. Walaupun jarang, kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan. Kadang-kadang keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada saat aktivitas, yang disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia miokard ( Sjaifoelah Noor, 2001).
Angina pectoris adalah sutu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan, penyebab diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak adekuat, atau dengan katalain, suplai kebutuhan jantung meningkat. Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit aterosklerotik dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama ( smaltzer, 2006 ).
Tejadinya serangan angina menunjukan adanya iskemia. Iskemia yang terjadi pada agina terbatas pada durasi serangan tidak menyebabkan kerusakan permanen jaringan meokardium. Namun angina merupakan hal yang menancam kehidupan dan dapat menyebabkan disritmia atau bekembang menjadi infark meokardium ( udjianti, 2010 ).
2.      Penyebab
Penyebab dari angina pectoris antara lain : ateroskelerosis, spasme pembuluh koroner, latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan makanan berat dan stress. Karen hal ini kelanjutan dari stenosis aorta berat, insufiensi atau hipertropi kardiomiopati tanpa disertai obstruksi, peningkatan kebutuhan tubuh metabolic, takikardi paroksimal ( Barbara C Long, 2006).
Angina pectoris berkaitan dengan penyakit jantung koroner dteroskterosis, dan merupakan kelanjutan dari stenosis aurta berat, insufiensi atau hipertropi kardiomipati tanpa disertai obstruksi peningkatan kebutuhan metabolic, takhikardia paroksimal. Penywbab paling umum adalah aterosklerosis, digolongkan sebagai akumulasi sel-sel otot halus, lemak, dan jaringan konektif lapisan intimia elteri. Suatu plaque ( plak ) fibrous adalah lesi khas dari ateriosklerosis ( smaltzer, 2001).
Penyebab lainnya adalah spasme arteri koroner. Penyempitan dari lumen pembuluh darah terjadi bila serat otot halus dalam dinding pembuluh darah koroner, dapat mengiringi terjadinya iskemik actual / perluasan dari infark miokard. Sedangkan penyebab lain dari asteroskterosis yang dapat mempengaruhi diameter lumen pembuluh darah koroner dapat berhubungan dengan obnormalitas sirkulasi ( udjianti, 2010 ).
3.  Tipe Angina Pectoris
1.  Angina Stabil
Dapat diramal, konsisten, terjadi saat latihan dan hilang dengan istirahat. Dibedakan antara lain :
a.    Angina Nokturnal
Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat dikurangi dengan duduk tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.
b.        Angina Dekubitus : Angina saat berbaring
c.         Iskemia tersamar
Terdapat bukti obyektif ischemia ( seperti tes pada stress tetapi pasien tidak menunjukkan gejala.
2. Angina Non stabil ( angina prainfark, angina kresendo )
Frekwensi, intensitas, dan durasi serangan angina meningkat secara progresif. Angina non stabil di bedakan antara lain :
a.    Angina Refrakter atau intraktabel
b.    Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan
3.    Varian angina
a.  Angina Prinzmetal
Nyeri angina yang bersifat spontan disertai elevasi segmen ST pada EKG, di duga disebabkan oleh spasme arteri korone.

4.    Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pectoris didasarkan pada ketidak adekutan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner. Sewaktu beban kerja yang berat jaringan akan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau penyempitan akibat atriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik miokardium ( smaltzer, 2001).

WOC
d.     
- Asteroskelorosis – spesme pembuluh darah
Kebutuh 02 jantung meningkat
Adrenalin meningkat
Makan makanan berat
Stress
Latihan fisik
Perjalanan terhadap dingin
Aliran o2 ke jantung
menurun
Nyeri
Perlu menghindari komplikasi
Ischemia otot jantung
Jantung kekuranagan 02
Vasokontriksi
Kontraksi jantung menurun
Aliran 02 meningkat Ke kosentrikus
Nyeri b.d Ischemia
Curah juntung menurun
Takut mati
Asam laktat dan pH
Aliran 02 arteri koronaria menurun
Diperlukan pengetahuan tinggi
Cemas
Kurang pengetahuan b.d deficit knoeledge
Cemas b.d kematian
 

5.   Menifestasi klinis
Iskemia otot jantung akan menyebabakan myeri  dengan derajat  yang berfariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai  dengan rasa takut atau akna menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada daerah belakang sternum atau sternum atas  atau sternum ketiga tengahan meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar  keleher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.
Pasien biasanya melihatkan rasa sesak , tercekik dengan kualitas yang terus menerus. Rasa lemah atau baal dilengan atas, pergelangan tangan dan tangan akan menyertai nyeri. Selama terjadi  nyeri fisik, pasien mungkin akan merasa segera meninggal. Karakteristik utama nyeri angin adalah nyeri tersebut akan berkurang apabila factor presipitasinya dihilangkan ( smaltzer, 2001).

6.         Penatalaksanaan
Menurut udjianti ( 2010 ), penatalaksananya adalah :
a. terapi umum
Menghindari/ mengatasi faktir resiko : Diet, rokok, hipertensi, DM,dll.
1.    Istirahat
2.    Diet
a.    Berikan makan lunak yang tidak mengandung kolestrol dan makanan yang dapat memacu kerja jantung.
b.   Medikamentosa.
1.    Obat pertama:
1.      Nitrogliserin sublingual 0,3-0,6 mg di berikan waktu terjadi serangan.
2.      Isosorbid mono / dinitrat diberikan untuk mencegah serangan.
3.      Salep nitrogliserin penghambat betaadrenergik.
4.      Antagonis kalsium dianjurkan diltiazem atau verapamil.
2.    Obat alternative

7.         Pemeriksaan penunjang
Menurut udjianti ( 2010 ), pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
1.    enzim/isoenzim jantung, biasanya DBM: Meningkat, menunjukan kerusakan mikroard.
2.    EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada segmen ST gelombang T menunjukan iskemia. Peninggian ST atau penurunan lebih dari 1 mm selama nyeri tanpa  abnormalitas bila bebas nyeri menunjukan iskemia mikroard transient. Distrimia dan blok  jantung juga ada.
3.    pemantauan EKG 24 jam  holter : dilakukan untuk melihat episode  nyeri sehubungan         dengan segment ST berubah depresi ST tanpa nyeri menunjukan iskemia.
4.    foto dada : biasanya normal : namun ilfiltrat munkin ada menunjukan decompensasi jantung atau  komplikasi paru.
5.    PC02 kalium dan laktat miokard : mungkin meningkat selama serangan angina. Semua berperan dalam iskemia miokard dan dapat menimbulkannya.
6.    kolesterol/trigeliserida serum : munkin meningkat factor resiko CAD.
7.    pacu stress-takikardi atrial : dapat menunjukan perubahan segmen ST. LVEDP  dapat meningkatkan atau masih statis dengan iskemia. Meninggi dengan nyeri dada atau perubahan ST diagnostic iskemia.
8.    pemeriksaan pencitraan  nuklir : thalium 201 : area iskemia tampak sebagai sebagai area pengambilan taliumnya menurun.
9.    kateterisasi jantung dengan angiografi : diindikasikan pada pasien pda iskemia yang diketahui dengan angina atau nyeri dada tanpa kerja, pada pasien pada kolesterolmia dan penyakit jantung keluarga mengalami nyeri dada, dan pasien dengan EKG  istirahat abnormal.

8.    Komplikasi
1.    perasaan seperti diikat atau ditekan yang bermula dari tengah dada yang secara bertahap menyebar kerahang bawah, dipermukaan dalam tangan kiri dan permukaan ulnar jari manis dan jari kelingking.
2.    cirri khas : dilihat dari letaknya, kualitas sakit hubungan timbulnya sakit dengan aktifitas dan lamanya serangan.
3.    infraks miokardium yang akut  terjadi akibat aliran darah yang berisi nutrisi  dan oksigen ke otot  terganggu dan mengakibatkan nekrosis.
4.    aritmia kardiak merupakan suatu respon yang timbul akibat ada jaringan yang tidak mendapatkan suplai darah.
5.    unstable angina terjadi karena iskemia pada otot jantung yang sudah meluas sehingga  nyeri yang dirasakan akibat penimbunan asam laktat lebih sering terjadi.
6.    sudden death : terjadi akibat kelelahan jantung yang memomopa darah terus menerus dengan frekuensi yang tidak stabil dan diperberat oleh nekrosis otot jantung yang makin meluas.

C.      ASUAHAN KEPERAWATAN TEORITIS PADA ANGINA PECTORIS
1.    PENGKAJIAN
Dta hasil dari buku Doenges, tahun 2000, edisi 3 :
a.    Data / identitas  klien
Data identitas diri dari nama, umur, suku, bangsa, alamat.
1.         Keluhan utama.
2.         Riwayat kesehatan sekarang.
3.         Riwayat kesehatan dahulu.
4.         Riwayat kesehatan sekarang.
5.         Pengkajian fisik.
6.         Pengkajian data dasar.
b.    aktifitas istirahat
gejala : pola ghidup monoton, kelemahan.
Kelelahan , perasaan tidak berdaya setelah latihan. Nyeri dada bila bekerja menjadi terbangun bila nyeri dada
Tanda : dispenea saat bekerja
c.    sirkulasi
gejala : riwayat penyakit jantung, hipertensi, obesitas
tanda : takikarda, distritmia, tekanan darah normal, lambat atau mumursistolik transient lambat difungsi otot papilaris  mungkin ada saat nyeri. Membrane mukosa lembab, dingin pucat pada adanya vasokontriksi.
d.   Makanan cairan
Gejala : mual ,nyeri,ulu ati, diet tinggi kolesterol, garam , kafien, minuman keras.
Tanda : ikat penggang sesak, distensi gester.
e.    intergritas ego.
Gejala : stressor kerja, keluarga, dll.
Tanda : ketakutan ,mudah marah. Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada subternal, anterior yang menyebar kerahang leher, bahu dan ekstremitas atas  lebih pada kiri dan kanan.
Kualitas : ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar.
Durasi : biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit.
Faktor  pencetus : nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi besar, seperti marah atau hasrat seksual, olah raga pada suhu ekstrem, atau mungkin tak dapat diperkirakan  dan terjadi selama istirahat.
Faktor penghilang : nyeri mungkin responsive  terhadap mekanisme penghilang tertentu contoh istirahat, obat angina.
Nyeri dada baru atau ters menerus yang telah berubah frekuensinya,  durasinya, karakter atau dapat perkirakan, contoh tidak stabil, berfarasi, prinzmetai.
Tanda : wajah berkerut, melatak pergelangan tangan pada midsternum, memijit tangan kiri, tegangan otot, gelisah. Contohnya takikardi, perubahan TD.
f.     Pernapasan  
Gejala : dispnea saat kerja, riwayat merokok.
Tanda : meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.
g.    Penyuluhan/ pembelajaran.
Gejala : riwaya kesehatan keluarga sakit jantung, hipertensi, sakit jantung, stoke, diabetes, pengguanaan obat jantung, hipertensi, atau obat dijual bebas. Penggunaan olkohol teratur. Obat narkotika, contoh kokain, amfetamin. Pertimbangan perencanaan  pemulangan, perubahan pada gangguan / terapi obat.

2.    Diagnose keperawatan
Diagnose keperawatan yang dapat diangkat pada kasus angina pectoris ini : menurut Doenges,( 2000 ) adalah
a.    Nyeri dada berhubungan dengan berbagai frekuensi durasi dan itensitas  focus menyempit, prilaku distraksi, menangis, gelisah, merintih ,mondar mandir, respon otomatis seperti berkeringat, TD dan nadi berubah, dilatasipupil, peningkatan atau penurunan frekuensi pernapasan.
b.    Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik transient atau memanjang, gangguan pada frekuensi atau irama  dan irama dan kondusi alektrikal ditandai dengan perubahan pembacaan hemodenamik, dispnea, gelisah, penurunan toleransi aktifitas / kelemahan, menurunya nadi perifer, kkulit dingin, pucat, perubahan status mental, nyeri pada continue.
c.    Intoleransi aktifitas berhubungan ketidak seimbangan antara suplai 02 mikroard dan kebutuhan. Yang ditandai dengan gangguan frekuensi jantung dan TD  dalam aktifitas, terjadinya distridmia, perubahan warna kulit/kelembaban.

RENCANA KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
No.
Diagnosa keperawatan
        Tujuan
Intervensi
Rasional

1.












































2.

















3.
                                               Nyeri dada berhubungan dengan berbagai frekuensi durasi dan itensitas  focus menyempit, prilaku distraksi, menangis, gelisah, merintih ,mondar mandir, respon otomatis seperti berkeringat, TD dan nadi berubah, dilatasipupil, peningkatan atau penurunan frekuensi pernapasan.

































Penurunan curah jantung     berhubungan dengan perubahan inotropik transient atau memanjang, gangguan pada frekuensi atau irama  dan irama dan kondusi alektrikal ditandai dengan perubahan pembacaan hemodenamik, dispnea, gelisah, penurunan toleransi aktifitas / kelemahan, menurunya nadi perifer, kkulit dingin, pucat, perubahan status mental, nyeri pada continue


Intoleransi aktifitas berhubungan ketidak seimbangan antara suplai 02 mikroard dan kebutuhan. Yang ditandai dengan gangguan frekuensi jantung dan TD  dalam aktifitas, terjadinya distridmia, perubahan warna kulit/kelembaban.


Setelah dilakukan intervensi keperawatan . diharapkan nyeri menurun/terkontrol








































Setelah dilakukan tindakan askep 2x24 jam diharapkan curah jantung kembali normal












Setelah dilakukan tindakan askep 2x24 jam diharapkan aktivitas kembali normal













1.      Anjurkan pasien untuk memberitahuakan perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada.





















2.      Kaji dan catat respon pasien dan efek obat






3.Beri lingkungan        yang tenang


4.berikan obat anti nyeri


1.Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna & kehangatan kulit
2.Tegakkan derajat sianosis


3.pemberian diuretic sesuai indikasi





1.Anjurkan klien untuk melakukan permainan& aktivitas yang ringan

2.Melatih klien melakukan aktivitas sesuai usia, kondisi & kemampuan

3.Berikan priode istirahat setelah beraktivitas
4. Berikan diet sesuai program














1.nyeri  dan penurunan curah jantung yang merangsang system saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumah  besar norefinefrin, yang meningkatkan egregasi trombosit dan mengeluarkan tromboxone  potenpada yang menyebabkan spesme arteri koroner yang dapat mencetus, mengakplikasi atau memperlama serangan angina memanjang. Nyeri tak bias ditahan menyebabkan respon veso vegal menurunkan takanan darah dan frekuensi jantung.
2.Memberikan  informasi tentang kemajuan penyakit dan sebagai alat dalam evaluasi dan dapat menunjukan kebutuhan perubahan program pengobatan.
3. untuk mengurangi   rasa nyeri klien dengan ketengan


4. untuk menghilangkan nyeri





1.Permulaan dari gangguan pada jantung akan ada perubahan TTV, semuanya harus cepat dideteksi untuk penanganan lebih lanjut

2.Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi sekunder terhadap ketidak adekuatan curah jantung
3.untuk menurunkan volume plasma & menurunkan retensi cairan dijaringan sehingga menurunkan resiko edema






1.Melatih klien agar dapat beradaptasi & intoleransii pada aktivitasnya





2.Melatih klien agar dapat toleransi terhadap aktivitasnya






3.      Mencegah kelelahn berkepanjangan

4.      Mencegah retensi cairan akibat penurunan kontraktilitas jantung







BAB III
KASUS PEMICU

A.      KASUS PEMICU ANGINA PEKTORIS.
Bapak.w. usia 53 tahun, agama islam, suku bangsa melayu, pekerjaan PNS, alamat tinggal Jl. Tarmizi kadir No.16 Thehok Jambi, masuk RS : 6/05/2011, ruangan jantung, kelas II. Klien masuk RS karena keluhan nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu disertai dengan sesak napas. Keluhan ini terjadi saat klien membantu tetangganya mengangkat barang-barang karena pindah  rumah. Saat pengkajian klien mengeluh nyeri dadanya masih terasa menjalar keleher dan bahu. Leher juga merasa seperti terjepit dan terbakar, nyeri berlangsung selama ± 30 menit, selama 5 menit klien mengeluh pada saat nyeri dada nafasnya juga terasa sesak, dari hasil pemeriksaan pisik pada saat pengkajian diperoleh TD : 140/100 mmHg, N : 96 x / menit, RR : 30 x / menit, suhu : 36,5 oc, mukosa bibir klien juga mengeluh mual namun tidak sampai muntah. Klien mempunyai riwayat merokok sejak sebelum menikah ± sejak usia 18 tahun yang disertai dengan kebiasaan minum kopi pada pagi hari. Klien mengeluh nyeri dada ini dirasakan sejak umur 5 tahun yang lalu, yang mana nyeri sering timbul setelah klien melakukan pekerjaan berat, klien sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah sakit, hanya beberapa kali periksa dengan dokter dipuskesmas, selebihnya klien membeli obat diwarung. Dari keterangan keluarga klien diperoleh bahwa keluarga klien ( bapak dan dua orang saudara klien. Mempunyai riwayat hipertensi. Namun keluarga klien tidak ada yang menderita penderita penyakit yang sama seperti klien ataupun penyakit jantung lainya. Dari hasil pemeriksaan labor didapatkan Hg : 12gr%, leukosit 10.000 ml3.

B.       Pengkajian keperawatan
Unit                             : RS. Raden Mataher
Ruangan                      : Jantung
Tanggal masuk            : 6 mei 2011
Tanggal penkajian       : 7 mei 2011

1.      Identitas klien
Nama               : bpk W
Umur               : 53 tahun
 Jenis kelamin  : laki-laki
Agama             : islam
Suku bangsa    : melayu
Pendidikan      :
Pekerjaan         : PNS
Alamat            : Jl. Tarmizi Kadir No.15 Thehok Jambi
2.      Identitas Penanggung jawab
Nama                           : bapak S
Alamat rumah                         : Jln. Tarmizi kadir No. 15 Thehok  Jambi
Hubungan dengan klien : saudara kandung.
C.      Data medik
Diognasa Medik : Angina pectoris
·         Saat masuk : nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu
·         Saat pengkajia : nyeri dada masih terasa menjalar keleher dan bahu.
Alasan masuk rumah sakit
Yaitu karena nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu diserta dengan sesak napas.
Keluhan utama saat pengkajian : nyeri dada.
D.      Riwayat Kesehatan Sekarang
      P : Nyeri dada
     Q : Nyeri dirasakan pada saat istirahat dan beraktivitas
     R : Nyeri dada menjalar keleher dan bahu
     S : Skala nyeri 6
     T : Nyeri berlansung selama ± 30 menit
E.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram


                                                                          
 







Keterangan:
 

                     : Klien
 

                  : Perempuan yang sudah meninggal

                  : Saudara perempuan yang masih hidup



                  : Saudara laki – laki yang masih hidup
                          :  Tinggal serumah
F.         Riwayat Kesehatan Dahulu
Dari keterangan keluarga klien diperoleh bahwa keluarga klien ( bapak dan dua orang saudara klien ) mempunyai riwayat hipertensi.
G.      Kebiasaan sehari – hari
1.      Nutrisi
Sebelum MRS  klien makan 3 x sehari dengan porsi cukup dan suka makan di luar rumah, saat MRS pemenuhan nutrisi bubur kasar satu porsi habis setiap kali makan, kesulitan menelan tidak ada, keadaan yang menggangu nutrisi tidakada, status gizi yang berhubungan dengan keadaan tubuh : postur tubuh tinggi besar, keadaan rambut bersih.
2.      Pola eliminasi
BAB                          
Frekuensi                    : 1x/3 hari
Warna dan Bau                       : coklat pekat dan bau khas
Konsistensi                 : padat
Keluhan                      : tidak ada

BAK
Frekuensi                    : 2x / hari
Warna dan Bau                       : kuning pekat dan bau khas
Keluhan                      : tidak ada
3.      Pola tidur dan istirahat
Tidur
Frekuensi                    : 2x/ hari
Jam tidur siang                        : 1-3 jam/hari
Jam tidur malam         : 6-7 jam/hari
Keluhan                      : tidak ada

Istirahat
Frekuensi                    : 4-6 jam/hari
Keluhan                      : tidak ada
4.      Pola aktivitas
Klien melakukan aktivitas sehari – hari dibantu oleh orang lain dan alat tidak melakukannya sendiri atau secara mandiri.
5.      Pola sensori dan kognitif
Sensori            : Daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya pendengaran semuanya baik
Kognitif          : Proses bepikir, isi pikiran, daya ingat baik
H.      Pemeriksaan Fisik
1.      Status kesehatan Umum
Keadaan penyakit sedag, kesadaran komposmentis, suara bicara jelas, TD: 140/100 mmHg, N : 96 x / menit, RR : 30 x / menit, suhu : 36,5 oc,
2.       Sistem Integumen
Tidak tampak pucat, permukaan kulit baik, tekstur baik, rambut tipis dan bersih, tidak botak, sianosis tidak ada.
3.      Kepala
Normocephalic, simetris, nyeri kepala tidak ada.
4.      Muka/ Wajah
Simetris, odema (-), otot muka dan rahang kekuatan normal, sianosis pada circum oris tidak ada.
5.      Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjungtiva anemis, pupil isokor, sclera tidak ikterik, reflek cahaya(+), tajam penglihatan normal.
6.      Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas normal,pendengaran menurun.
7.      Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obtruksi tidak ada, pernapasan cuping hidung tidak ada.
8.      Mulut dan Faring
Bau mulut(-), stomatitis(-), gigi lengkap, kelainan lidah tidak ada.
9.      Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, pembesaran vena jungularis 5+0 cm H2O
10.  Thorax
Paru
Gerakan simetris, retraksi supra sternal(-), retraksi intercoste(-), perkusi resonan, ronchi(-), whezing(-), vocal fremitus kuat dan simetris
11.  Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5 axila anterior kanan, perkusi dullnes, bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop(-), murmur(-), CRT 2-3 detik
12.  Abdomen
Bising usus(+), tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan bawah tidak ada, pembesaran hepar tidak ada.
13.  Inguinal- Genetalia- Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limpa tidak ada, tidak ada hemoroid.
14.  Ekstremitas
Akral teraba hangat, edema(-), kekuatan 5/5, gerak yang tidak disadari(-).
15.  Tulang belakang
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
I.         Pemeriksaan diognostik.
1.    laboratorium
Darah :
Hb                   : 12 gr%
            Leukosit          : 1000 ml3
2.  pemeriksaan penunjang
a. EKG            : Irama sinus, HR 100/ menit, axis normal, hipetropi ventrikel tidak  ada, ST elevasi dan depresi tidak ada, interval PR < 0,20
            b. Ecocardiogram : Ef 22 %, dilatasi LV dan LA, hipokinetik global.
program terapi :
1.      Obat-obatan
a.       Obat pertama :
1)      Nitrogliserin sublingual 0,3-0,6 mg di berikan waktu terjadi serangan.
2)      Isosorbit mono/dinitrat di berikan untuk pencegahan serangan.
3)      Salep nitrogleserin penghambat betaadrenergik.
4)      Antagonis kalsium di anjurkan diltiazem atau verapamil.
b.      Obat alternative.

2.      Diet :
Memberikan makanan lunak yang mudah dicerna, tidak mengandung kolestrol serta makanan yang memacu kerja jantung.

.
J.        Pengelompokan data

Tabel pengelompokan data
No.
Data  subjektif
Data objektif
1.








2.







3.
·         klien mengeluh nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu.
·         Klien mengeluh lehernya seperti terjepit dan terbakar.

Klien mengeluh napasnya terasa sesak.






Klien mengatakan terasa nyeri timbul setelah melakukan aktifitas.
·         Nyeri berlangsung selama 30 menit dengan durasi 5 menit.
·         Skala nyeri 5.






·         Mukosa bibir klien tampak kering dan pucat.
·         Ekstremitas bawah teraba dingin.
·         TD : 140/100 mmHg.
·         RR : 30 x/menit.
·         Kafilarevil 4 detik.
·         Klien tampak banyak berkeringat.

·         TD : 140/100 mmHg.
·         Nadi : 96 x/ menit.
·         RR : 30 x/ menit.
·         Klien tampak meringis



K.      Analisa data

Table analisa data
No.
Data
Etiologi
Masalah
1.\









2.










3.
Ds:
-          Nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu,
-          klien mengeluh lehernya seperti terjepit dan terbakar.
Do:
-Nyeri berlangsung selama 30 / menit dengan durasi 5 menit,
- skala nyeri 6
- Klien tampak meringis.
Ds.
-                 klien mengeluh napasnya terasa sesak.  
Do:
- Mukosa bibir klien tampak kering dan pucat,
- ekstrimitas bahwa terasa dingin,
- TD: 140/100 mmHg,
- RR: 30/menit,
- kavilerevil: 4 detik,
- klien tampak banyak berkeringat.
Ds:
-          klien mengatakan terasa nyeri timbul setelah melakukan aktifitas.
Do:
 -TD: 140/100 mmhg,
-N: 96x/menit,
- RR: 30x/menit,

Penyumbatan pembuluh darah







Iskemia miorkard










Ketidak seimbangan antara suplai oksigen miorkard dengan kebituhan

Nyeri








Penurunana curah jantung









Intoleran aktifitas

L.       Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri b/d iskemia miokard d.d klien menyeluh nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu, klien mengeluh lehernya seperti terjepit dan terbakar.
Do: Nyeri berlangsung selama 30 / menit dengan durasi 5 menit, skala nyeri 5.
2.      Penurunan curah jantung b/d gangguan kontraksi d.d klien mengeluh napasnya teras sesak.
Do: Mukosa bibir klien tampak kering dan pucat, ekstrimitas bahwa terasa dingin, TD: 140/100 mmHg, RR: 30/menit, kavilerevil: 4 detik, klien tampak banyak berkeringat.
3.      Intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan suplai oksigen miokard dan kebutuhan d.d klien mengatakan terasa nyeri timbul setelah melakukan aktifitas,
Do: TD: 140/100 mmhg, N: 96x/menit, RR: 30x/menit, klien tampak meringis.

M.     Rencana Asuhan Keperawatan dengan Kasus Angina Pectoris

Table rencana asuhan keperawatn secara kasus
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan / Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1.























































2.











































3.
Nyeri b/d iskemia miokard d.d klien menyeluh nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu, klien mengeluh lehernya seperti terjepit dan terbakar.
Do: Nyeri berlangsung selama 30 / menit dengan durasi 5 menit, skala nyeri 5.





































Penurunan curah jantung b/d gangguan kontraksi d.d klien mengeluh napasnya teras sesak.
Do: Mukosa bibir klien tampak kering dan pucat, ekstrimitas bahwa terasa dingin, TD: 140/100 mmHg, RR: 30/menit, kavilerevil: 4 detik, klien tampak banyak berkeringat.






















Intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan suplai oksigen miokard dan kebutuhan d.d klien mengatakan terasa nyeri timbul setelah melakukan aktifitas,
Do:TD:140/100 mmhg, N: 96x/menit, RR: 30x/menit, klien tampak meringis.
Setelah dilakukan asuhan selama 1-3 jam diharapkan nyeri berkurang / hilang dengan kriterian :
-        pasien dapat mengekpresikan bahwa nyeri berkurang / hilang secara perbal dan oral.
-        Tanda vital dalam batas normal.
-        Individu dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk meningkatkan kenyamanan
-        Gambaran EGK tidak ada segmen ST elevanted/depresi.

































Setelah dilakukan asuhan selam 1-3 jam iharapkan curah jantung normal dengan kriteria:
-nyeri angina tidak ada.
- Klien bertoleransi terhadap aktivitas.
- klien berpartisipasi dalam prilaku yang emnurunkan curah jantung
- tanda vital dalam batas normal.
- Hipotensi orthostatic tidak ada
- AGD dalam batas normal.
- Tidak ada suara nafas tambahan.























-          Tingkat aktifitas kebutuhan dasar dapat dipenuhi.
-          Peningkatan kemampuan beraktivitas
-          Pengurangan tanda fisiologis yang tidak sesuai.
-          Mengungkapkan pentingnya terbatas.
Mandiri :
1.    Dianjurkan pasien untuk memberitahukan perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada.












2.    Gunakan flow sheet untuk memonitor nyeri terhadap efek pemberian obat angina.







Kolaborasi
1.    Menberiakan anti angina sesuai indikasi, nitrogliserin, subligual (nitrostrat, bukal, atau tabel oral, sprei sublingual)







2.    Lanjutkan tablet, kaplet, salep transmukosal, tabel kunyah ( kerja panjang ).




Mandiri:
1.kaji tanda vital: blood pressure, status resperasi rate, nadi dan suhu.



2. Kaji status menal: disorentasi, bingung.




3.    Catat warna kulit: cianosis, capillary refile.


Kolaborasi
1.    Beriakan obat sesuai indikasi: Penyekat saluran kalsium, contoh distianzem (cardizem), verapamil(calan).








2.    Siapkan untuk pendah keunit keperawatan kritis bila kondisi memerlukan nya.





Mandiri:
1.      Batasi aktifitas klien ( aktifitas yang berlebihan)


2.      Bantu klien untuk beraktifitas secra berangsur-angsur.


3.      Pantau TTV tiap 1 jam sekali

Kolaborasi
1.      Pemberian obat sesuai dengan indikasi.

1.Nyeri dan penurunanan curah jantung yang merangsang system saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar norefinefrin, yang meningkatnkan agregrasi trombosit dan pengeluarkan tromboxane poten pada yang menyebabkan spasme arteri koroner.

2.    Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit dan sebagaian alat dalam evaluasi keefektifan intervensi dan dapat menunjukan kebutuhan perubahan program pengobatan.


1.    Nitrogliserin mempunyai standar untuk pengobatan dan mencegah nyeri angina selama lebih dari 100 tahun. Kini masih digunakan terapi antiangina. Efek cepat vasolidator berakhir 10-30 menit dan dapat digunakan secaraprofilaksiuntuk mencegah serangan angina.
2.    Menurunkan frekuensi dan beratnya serangan dengan menghasilkan vasodilatasi panjang / kontinu.



1.    Nyeri jantung dapat menyebarkan, contoh nyeri sering lebih kepermukaaan di persarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama.
2.    Takiardi dapat menjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia, dan menurunnya curah jantung.
3.    Menurunkan perfusi otak dapat menghasilkan perubahan sensorium

1. meskipun berbeda pada bentuk kerjanya, penyekat saluran kalsium berperan penting dalam mencegah dan mengilangkan iskemia pencetus spame arteri koroner dan menurunkan tahanan vaskuler, sehingga menurunkan TD dan kerja jantung.
2. Nyeri dada dini/ memanjang dengan menurunkan curah jantung menunjukan terjadinya komplikasi yang memerlukan intervensi terus menerus / darurat.


1.      Aktifias yang berlebihan dapat meningkatkan pernafasan klien.
2.      Dengan perlahan klien dapat melakuakn aktifitas yang ringan.

N.      Catatan pengembangan
Nama klien : Bapak W.
Umur : 53 tahun.
Tanggal pengkajian : 7 mei 2011.

Table catatan pengelompokan data
No.
Hari / jam
Implementasi.
Evaluasi
Ket.
1.



















































2.





























3.
Minggu, 7 mei 2011
08.00 wib.

















































Minggu, 7 mei 2011
14.00 Wib



























Minggu, 7 mei 2011
20.00 Wib












Mandiri :
1.      Menganjurkan pasien untuk member tahu perawat dengan bila terjadi nyeri dada.
2.      Mengobservasi pasien tentang skla nyeri atau ketidak nyamanan.
3.      Menganjurkan pasien untuk memonitor nyeri terhadap efek pemberian obat angina.
4.      Mengkaji tentang kepercayaan terhadap nyeri pasien dan responnya.
5.      Menejemen nyeri :
-mengkaji secara koperehensip terhadap nyeri : lokasi, karakteristik, onset, durasi, frekuensi, dan kualitasnya.
-mengobservasi nonverbal pasien terhadap ketidaknyamanan.
6. mengobservasi gejala yang berhubungan dengan dispenia, mual/ muntah, pusing, palpitasi.
7. tekhnik nafas dalam : tarik nafas dari hidung dan keluarkan dari mulut.
8. posisi : atur posisi pasoen semi fowler.

Kolaborasi
1.      Memberikan anti angina sesuai indikasi : nitrogliserin, siblingual ( nitrostat, bukal/tablet oral, sprei sublingual ).

Manidiri
1.      Menkaji tanda vital : blood presurai, status respirasi, nadi dan suhu.
2.      Mengkaji setatus mentakl : disorentasi, binggung
3.      Mencatat warna kulit : sianosis, kafilarefil.
4.      Mengkaji toleransi klien terhadap perubahan aktivitas : napas pendek, nyeri, palpitasi dan pusing.
5.      Mengevaluasi respon pasien terhadap O2.

Kolaborasi :
1.      Memberikan obat sesuai indikasi : penyekat saluran kalsium, contoh distiazem ( kardiazem ), nifedivin/prokardia, perapamil/calan.

Mandiri :
1.      Membatasi aktivitas klien / aktivitas yang berlebihan.
2.      Membantu klien untuk beraktivitas secara berangsur –angsur.

Kolaborasi :
1.      Memberikan obat sesuai indikasi

S :
Klien mengatakan nyerinya berkurang.

O :
-          Klien tampak tenang dan tidak meringgis lagi.
-          Skla nyeri pasien 5.

A :
Masalah teratasi sebagian.

P :
Lanjutkan intervensi no. 5


Waktu evaluasi : dari jam 08.00 – 14.00 Wib




































S : klien mengatakan sesaknya berkurang.

O :
Tanda –tanda vital klien dalam batas normal.

A :
Masalah teratasi sebagian.

P :
Lanjutkan intervensi no. 1, 3, 5.



















S :
Klien mengatakan nyeri berkurang saat melakukan aktivitas.


O :
Tanda vital klien dalam rentang normal.

A :
Masalah teratasi sebagian.

P :
Intervensi di lanjutkan.


















BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari rongga dada atau toraks, diantara kedua paru-paru.  
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidak enak yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang disebabkan oleh ischemia miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali digambarkan sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa terbakar, rasa bengkak dan rasa seperti sakit gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di daerah retrosternal, tetapi dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri. Walaupun jarang, kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan. Kadang-kadang keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada saat aktivitas, yang disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia miokard.
Tipe Angina Pectoris antara lain : Angina Stabil, Angina Non stabil ( angina prainfark, angina kresendo ), dan Varian angina.
Mekanisme timbulnya angina pectoris didasarkan pada ketidak adekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner. Tidak diketahui secara pasti penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi sebagai respon peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka iskemik atau kekurangan suplai darah miokardium dan hanya endotel yang cedera mengakbatkan hilangnya produksi No atau Nitrat Oksid yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang relative.
Iskemia otot jantung akan menyebabakan myeri  dengan derajat  yang berfariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai  dengan rasa takut atau akna menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada daerah belakang sternum atau sternum atas  atau sternum ketiga tengahan meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar  keleher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.

B.       Saran
            Didalam penyusunan dan pembuatan makalah ini, tentulah tak luput dari kesalahan maupun kekurangan. Karena itu saran bapak/ibu/saudara/I diperlukan dalam penyempurnaan makalah ini.
1.      Mahasiswa
Diharapkan  mahasiswa mampu untuk memahami,mempelajari dari asuhan keperawatanpad bapak W. dengan kasus angina pectoris di ruang jantung RSUD Raden Mataher Jambi atau pun kasus penyakit yang lain.

2.      Institusi
Semoga bermanfaat dan menambah wawasan lebih lanjut tentang asuhan keperawatan pada seluruh mahasiswa keperawatan dari kasus angina pectoris di ruang jantung RSUD Raden Mataher Jambi.





















DAFTAR PUSAKA

Barbara C Long, 2006. Perawatan Medikal Bedah,Edisi II, Yayasan ikatan alumni pendidikan keperawatan padjajaran, Bandung.
Doenges, E. Marlynn . 2000 . Rancana Asuhan Keperawatan . E&. 3 : Jakarta : EGC
Drs. Syaifuddin, A. Mk. 2009 . Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan . edisi 2 . Jakarta :  salemba medika
Drs. Syaufuddin, A.Mk . 2006 . Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan . edisi 3 . Jakarta : EGC
Perry, dan Potter (2005). Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smaltzer, Susanna . 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah . E&. 8 .Jakarta : EGC
Sjaifoelah Noor, 2001. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Pustaka.
Udjianti, Juni Wajan . 2010 . Keperawatan Kardiovaskular . Jakarta : Salemba Medika

Tidak ada komentar: