Jumat, 26 September 2014

manajemen logistik


BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (planning, Organizing, Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Roymond, 2009) .
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Manajemen juga merupakan proses pengumpulan dan mengorganisasi sumber-sumber dalam mencapai tujuan (melalui kerja orang lain) yang mencerminkan dinamika suatu organisasi.tujuan ditetapkan berdasarkan misi, filosofi dan tujuan organisasi. proses manajemen meliputi kegiatan mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan organisasi, pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia, fisik, dan teknologi. Semua perawat yang terlibat dalam manajemen keperawatan dianggap perlu memahami misi, Filosofi dan tujuan pelayanan keperawatan serta kerangka konsep kerjanya.
Manajemen logistik adalah serangkaian kegiatan taua perencanaan, perorganisasian pengawaasan terhadap kegiatanpengadaan, pencataan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, dan penguanaan logistik guna mendukung produktifitas dan efisiensi dalam upaya pencapain tujuan organisasi.
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan didukung oleh pengelolaan factor-faktor antara lain Man, Money, Machine, Methode dan Material. Pengelolaan yang seimbang dan baik dari kelima factor tersebut akan memberikan kepauasan kepada kostumer baik kostumer internal maupun eksternal. Rumah sakit yang telah terakreditasi seharusnya telah memiliki pengelolaan yang baik dan terstandar termasuk lima factor tersebut. Pada kesempatan ini, akan membahas secara khusus tentang pengelolaan Material atau logistic keperawatan.
        Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum.
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit (Syafrudin 2009).
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan kimia, gas medik, peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana manajemen logistik.

C.     Tujuan
1.    Tujuan umum
Secara umum mahasiswa mampu mengetahui manajemen logistik.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mahasiswa mampu mengetahui tentang pengertian manjemen logistik.
b.    Mahasiswa mampu mengetahui tentang tujuan manajemen logistic.
c.    Mahasiswa mampu mengetahui tentang maksud manajemen logistik.
d.    Mahasiswa mampu mengetahui tentang fungsi manajemen logistik.
e.    Mahasiswa mampu mengetahui tentang kegiatan manajemen logistik.
f.      Mahasiswa mampu mengetahui tentang tanggung jawab bagian logistik.
g.    Mahasiswa mampu mengetahui tentang masalah umum manajemen logistik.

D.    Manfaat
1.      Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan informasi bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi (STIKES – HI ) mengenai manajemen logistik.
2.      Bagi Mahasiswa Keperawatan
Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang manajemen logistik.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.            Pengertian Manajemen Logistik
Logistik adalah segala sesuatu atau benda yang berwujud dan dapat diperlakukan secara fisik, baik yang digunakan  untuk menyelenggarakan kegiatan pokok maupun kegiatan penunjang dalam organisasi ( Donald, 2006).
Nama lain logistik : perbekalan, barang, material, peralatan, perlengkapan, saranan, dan prasarana.
Manajemen logistik adalah serangkaian kegiatan taua perencanaan, perorganisasian pengawaasan terhadap kegiatanpengadaan, pencataan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, dan penguanaan logistik guna mendukung produktifitas dan efisiensi dalam upaya pencapain tujuan organisasi (Syafrudin 2009).

B.            Tujuan Manajemen Logistik
1.         Tujuan umum
a.         Tujuan Operasional : agar tersedia barang atau bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai
b.         Tujuan keuangan Merupakan oprasional  dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya.
c.         Tujuan pengamanan agar persediaan tidak terganggu dari kerusakan, pemborosan, pencucian dan pengusutan yang tidak wajar.
2.      Tujuan khusus
Mendukung efektifitas dan efisiensi dalam setiap upaya pencapaian tujuan organisasi.




C.            Fungsi Manajemen Logistik
Menurut Syafrudin (2009), Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai berikut :
Masing-masing fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain. Untuk itu kita bahas satu persatu fungsi logistik tersebut.
1.        Fungsi Perencanaan
Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari: 2007). Subagya menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan
Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisi-devisi yang terjadi.
Suatu rencana harus di dukung oleh semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalam pelaksanaannya. Di bawah ini akan dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas
Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian tujuan ( Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi.
Perencanaan dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:
a.         Rencana jangka panjang (Long range)
b.         Rencana jangka menengah (Mid range)
c.         Rencana jangka pendek (Short range)
Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan usaha penentuan skala perioritas secara menyeluruh dan berguna untuk usaha tindak lanjut yang terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan ini akan menghasilkan antara lain:
a.         Rencana Pembelian
b.         Rencana Rehabilitasi
c.         Rencana Dislokasi
d.         Rencana Sewa
e.         Rencana Pembuatan.
Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat menjawab dan menyimpulkan pernyataan  sebagai berikut:
a.         Apakah yang di butuhkan (what) untuk menentukan jenis barang yang tepat
b.         Berapa yang di butuhkan (how much, how many) untuk menentukan jumlah yang tepat
c.         Bilamana dibutuhkan (when) untuk menentukan waktu yang tepat
d.         Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang tepat
e.         Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk menentukan orang atau unit yang tepat
f.          Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang tepat
g.         Mengapa di butuhkan (why) untuk mengecek apakah keputusan yang di ambil benar-benar tepat


2.        Fungsi Penganggaran
Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari)
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang reliable.
Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Pengaturan keuangan yang jelas, sederhan dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan.
Dalam menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain adalah:
a.    Peraturan–peraturan terkait
b.    Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi
c.    Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran
d.    Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan logistik
Sumber anggaran di suatu rumah sakit bermacam-macam, tergantung pada institusi yang ada apakah milik pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah sakit. Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran berasal dari  Dana Subsidi (Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari pihak ketiga (Mustikasari).
Alokasi anggaran  logistik Rumah Sakit 40 % - 50 % dalam bentuk obat-obatan dan bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan suku cadang.
3.        Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi. Cara–cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah:
a.    Pembelian
b.    Penyewaan
c.    Peminjaman
d.    Pemberian ( hibah )
e.    Penukaran
f.     Pembuatan
g.    Perbaikan
Proses pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a.         Perencanaan dan penentuan kebutuhan
b.         Penyususnan dokumen tender
c.         Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang
d.         Pemasukan dan pembukuan penawaran
e.         Evaluasi penawaran
f.          Pengusulan dan penentuan pemenang
g.         Masa sanggah
h.        Penunjukan pemenang
i.           Pengaturan kontrak
j.           Pelaksanaan kontrak

Mengingat fungsi pengadaan adalah fungsi tehnis yang menyangkut pihak luar maka pengendalian fungsi pengadaan perlu mendapatkan perhatian. Pengendalian dilaksanakan dari awal kegiatan sampai dengan pemeliharaan. Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pengadaan barang adalah Keppres No. 80 tahun 2003.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain:
a.         Kode etik pengadaan
Kode etik pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara lain:
·          Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun seorang pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua tahap perdagangan
·          Tidak boleh ada keterangan orang dalam, kepada siapapun.
·          Memberi batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika
b.         Pelelangan pengadaan barang
Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus dibentuk panitia pengadaan dan pelangan milik negara yang ditentukan sebagai berikut:
·          Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari unsur: Perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan, penaggung jawab keuangan, penanggung jawab perlengkapan, penanggung jawab tehnis.
·          Dilarang duduk sebagai anggota panitia adalah: Kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek, pegawai pada inspektorat jenderal atau unit-unit yang berfungsi sebagai pemeriksa.
·          Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek
·          Masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah pemenang pelelangan ditunjuk.
4.        Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan. Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah: Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.
Faktor – faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan adalah:
a.              Pemilihan lokasi
Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung barang yang disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
b.             Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)
Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:
§  Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat, brankar, kursi roda dll.
§  Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat medis dll.
c.         Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
d.         Prosedur/sistem penyimpanan
Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan, cara pengambilan barang, pengawetan dll.
e.         Penggunaan alat bantu
f.          Pengamanan dan keselamatan
Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap kecelakan, gangguan terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.
5.        Fungsi Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya  (Subagya: 1994). Faktor yang mempengaruhi penyaluran barang antara lain:
a.         Proses Administrasi
b.         Proses penyampaian berita (data-data informasi)
c.         Proses pengeluaran fisik barang
d.         Proses angkutan
e.         Proses pembongkaran dan pemuatan
f.          Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan
Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6.        Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah kgiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Alasan penghapusan barang antaralain:
a.         Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan
b.         Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya. Keadaan tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi.
c.         Surplus dan ekses
d.         Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e.         Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara

Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:
a.         Aspek yuridis, administrasi dan prosedur
Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai, identifikasi dan inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan atau ketentuan terhadap barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang dihapus.
b.         Aspek rencana pelaksana tehnis
Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut. Cara-cara penghapusan yang lazim dilakukan antaralain:
§   Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi komponen-komponen yang masih dapat digunakan kembali dan dimasukkan sebagai barang persediaan baru.
§   Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang yang dihapus menjadi barang lain
§   Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka pemanfaatan langsung
§   Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau pihak di luar instansi (Pemerintah)
§   Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang
§   Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan
7.           Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung. Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
a.         Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan prosedur lain
b.         Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari rencana
c.         Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan
d.         Melakukan supervisi

Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan sarana-sarana pengendalian sebagai berikut:
1)        Struktur organisasi yang baik
2)        Sistem informasi yang memadai
3)        Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi
4)        Pendidikan dan pelatihan
5)        Anggaran yang cukup memadai

D.           Maksud Menajemen Logistik
1.             Mampu menyediakan logistik sesuai dengan kebutuhan
2.             Mampu menyediakan informasi berkaitan dengan keberadaan logistik
3.             Mampu menyediakan logistik yang siap pakai
4.             Mampu menjaga dan mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil logistik.
5.             Mampu mencegah dan mengambil tindakan antisipatif terhadap berbagai penyimpangan dalam setiap kegiatan pengelolahan maupun pengolahan logistik
6.             Mampu menyediakan pedoman kerja baagi setiap unit kerja maupun personal maupun membangun budaya, penguanaan logistik secara bertangung jawab.


E.            Kegiatan Manajemen Logistik
1.             Kegiatan manajerial
2.             Perencanaan dan penentuan kebutuhna mencangkup aktivitas, pemikiran, penetapan sasaran, pedoman, perhitungan, perumusan tindakan yang akan dilaksankan di masa yang akan datang.
3.             Perorganisasian mencangkup kegiatan merancang dan merumuskan struktur formal dalam upaya pengelolaan logistik dengan mengunakan kegiatanmengelompokkan, pengatur dan membagi tuigas sekaligus wewenang kepada setiap unit atau anggota organisasi
4.             Pengawasan mencangkup setiap  upaya untuk menjaga pelaksanaan setiap tindakan dan kegiatan dalam pengelolaan logistik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, baik berkaiatan dengan pengunaan logistik, maupun proses pengolaan logistik.
5.             Kegiatan operasional
6.             Pengadaan logistik : serangkaian untuk menyediakan logistik sesuai dengan kebutuhan, baik berkaiatan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu mauapun tempat, dengan harga yang tersumber yang dapat dipertanggung jawaban
7.             Pencatatan ( infentarisasia ) : kegiatan untuk menyediakan data atas semua logistik yang dimiliki.
8.             Penyimpanan atau pengundangan : kegiatan pengurusan logistik baik yang bersifat  administratif maupun operasional berkaiatan dengan perumusan maupun kebersamaan tata kerja, tata ruang, tata usaha, maupun pengetahuan barang digudang.
9.             Pendistribusian : kegiatan yang berkaiatan dengan pembagian dan penyampaian logistik kepada satuan unit atau unit organisasi yang membutuhkan sesuai dengan sistem kerja yang ditetapkan.
10.         Pemeliharaan : kegiatan yang berkaaiatan dengan upaya mempertahankan kondisi teknis, daya guna, dan daya hasil logistik serta menjamin jangka waktu pemakaian barang mencapai batas waktu yang optimal.
11.         Menghapus atau pemusnahan : kegiatan pembebasan logistik dari petanggung jawaban baik secra fisik maupun pun adsministratif karena logistik tersebut lebih di nilai sudah tidak berdaya guna lagi.

F.             Tanggung Jawab Bagian Logistik
Menurut Andri Lukaman, (2006) tanggung jawab bagian logistik antara lain :
1.        Menyediakan barang dan jasa dalam jumlah mutu dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
2.        Menjaga kegiatan pemasokan aterial dan jasa agar tidak putus.
3.        Mengadakan pembelian inventaris secara bersaing.
4.        Menjadwal infestasi barang dalam tingkat serendah mungkin
5.        Menegmbangkan sumber pasokan yang dapat dipercayadan alternatif  pasokan lain.
6.        Mengembangkan dan menjaga hubungan baik dengan bagian lain
7.        Memantapkan integrasi yang maksimal dengan bagian lain.
8.        Melatih dan membina pegawai yang kompeten

G.           Masalah Umum Dalam Manajemen Logistik
Menurut masalah umum dalam manajemen logistik Syafrudin (2009), antara lain :
1.         Salah rencana dan pengadaan kebutuhan
a.         Kekeliruan dalam menetapkan kebituhan logistik.
b.         Kurang cermat dalam menganaliis, kurang memperhatikan lingkungan.
c.         Kesalahan berkaiatan dengan jenis logistik, metode pengadaan logistik, jumlah logistik, waktu pengadaan, tempat asal maupun kesalahan dalam rencana harga logistik.
2.        Salah pengadaan
3.        Salah tempat
Salah peletakan logistik sehingga menggu kelancaran aktifitas secra keseluruhan.
4.        Salah pakai
Kekeliruan dalam penggunaan barang karena tanpa disertai rasa tanggung jawab baik secraa teknik maupun fungsional mau[pun hak pemakaian barang.
5.        Lalai dalam pencatatan
Alpa dalam pencatatan logistik baik menyangkut pelayanan kegiatan, waktu, jumlah, harga, kondisi maupun data pencatatan lainnya.
6.        Lalai perawatan
Ketidak teraturan dan kesalahan dalam perawatan logistik sehingga menimbulkan kerusakan yang dapat berdampak pada menurunnya kuatintas ouput, tidak tercapainya batas pemakaian barang secara optimal dan terjadi pemborosan.
7.        Lalai penyimpanan
Tidak ditempatkan nya baang pada tempat yang semestinya.
8.        Lalai kontrol
Alpa dalam pengawasan baik terhadap barangnya, waktu pengawasan, mauapun metode pengawasan.














BAB III
PENUTUP

A.            Kesimpulan
Manajemen logistik adalah serangkaian kegiatan taua perencanaan, perorganisasian pengawaasan terhadap kegiatanpengadaan, pencataan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, dan penguanaan logistik guna mendukung produktifitas dan efisiensi dalam upaya pencapain tujuan organisasi.
Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai berikut : fungsi perencanaan, fungsi penganggaran, fungsi pengadaan, fungsi penyimpanan, fungsi penyaluran (Distribusi), fungsi penghapusan, ungsi pengendalian.
Masalah umum dalam manajemen logistik yaitu salah rencana dan pengadaan kebutuhan seperti : kekeliruan dalam menetapkan kebituhan logistik, kurang cermat dalam menganaliis, kurang memperhatikan lingkungan, dan kesalahan berkaiatan dengan jenis logistik, metode pengadaan logistik, jumlah logistik, waktu pengadaan, tempat asal maupun kesalahan dalam rencana harga logistik. Masa umum manajemen logistik lainnya yaitu Salah pengadaan, salah tempat, salah pakai, lalai dalam pencatatan, lalai perawatan, lalai penyimpanan, lalai control.

B.            Saran
1.        Bagi Institusi
Penulis berharap makalah ini dapat menjadi informasi tambahan untuk PSIK STIKES HI pada khususnya dan semua pembaca pada umumnya.
2.        Bagi Mahasiswa
Setelah mempelajari dan memahami secara lebih dalam tentang manajemen logistik, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dan diperolehnya. Serta mengimplementasikan langsung melalui praktik di lapangan tentang manajemen keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA



Andri Lukaman, SKM. 2006. Manajemen dan Logistik Bantuan Kemanusiaan dalam Sektor Kesehatan. Jakarta : EGC
Donald. J. Bowersox . 2006. Manajemen Logistik. Jakarta: Bumi Aksara
Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep. 2009. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC
Syafrudin, SKM. M.Kes. 2009. Organisasi dan Manajemen pelayanan Kesehatan. Jakarta: TIM


Tidak ada komentar: