BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen
merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan di organisasi. Di dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC
(planning, Organizing, Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Roymond, 2009) .
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu
lingkungan yang berubah. Manajemen juga merupakan proses pengumpulan dan
mengorganisasi sumber-sumber dalam mencapai tujuan (melalui kerja orang lain)
yang mencerminkan dinamika suatu organisasi.tujuan ditetapkan berdasarkan misi, filosofi dan tujuan
organisasi. proses manajemen meliputi kegiatan mencapai tujuan organisasi melalui
perencanaan organisasi, pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia, fisik, dan
teknologi. Semua perawat
yang terlibat dalam manajemen keperawatan dianggap perlu memahami misi, Filosofi dan
tujuan pelayanan keperawatan serta kerangka konsep kerjanya.
Manajemen logistik adalah serangkaian
kegiatan taua perencanaan, perorganisasian pengawaasan terhadap
kegiatanpengadaan, pencataan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, dan
penguanaan logistik guna mendukung produktifitas dan efisiensi dalam upaya
pencapain tujuan organisasi.
Keberhasilan organisasi mencapai
tujuan didukung oleh pengelolaan factor-faktor antara lain Man, Money, Machine, Methode dan Material. Pengelolaan yang
seimbang dan baik dari kelima factor tersebut akan memberikan kepauasan kepada
kostumer baik kostumer internal maupun eksternal. Rumah sakit yang telah
terakreditasi seharusnya telah memiliki pengelolaan yang baik dan terstandar
termasuk lima factor tersebut. Pada kesempatan ini, akan membahas secara khusus
tentang pengelolaan Material atau
logistic keperawatan.
Keberhasilan pengelolaan logistik rumah
sakit tergantung pada kompetensi dari manajer logistik rumah sakit. Manajer
berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi,
merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem
pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan
berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga
berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum.
Manajer
logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala
prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan
umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan
efektifitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau
meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang
akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit (Syafrudin 2009).
Menurut
pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit dikelompokkan
menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan kimia, gas medik,
peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada
makalah ini adalah bagaimana manajemen logistik.
C. Tujuan
1.
Tujuan umum
Secara umum mahasiswa mampu mengetahui manajemen logistik.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa mampu mengetahui tentang pengertian manjemen logistik.
b.
Mahasiswa mampu mengetahui tentang tujuan manajemen logistic.
c.
Mahasiswa mampu mengetahui tentang maksud manajemen logistik.
d.
Mahasiswa mampu mengetahui tentang fungsi manajemen logistik.
e.
Mahasiswa mampu mengetahui tentang kegiatan manajemen logistik.
f.
Mahasiswa mampu mengetahui tentang tanggung jawab bagian logistik.
g. Mahasiswa
mampu mengetahui tentang masalah umum manajemen
logistik.
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan informasi bagi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi (STIKES – HI ) mengenai manajemen
logistik.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Mahasiswa mampu
memahami dan mengerti tentang manajemen logistik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Manajemen Logistik
Logistik adalah segala sesuatu atau
benda yang berwujud dan dapat diperlakukan secara fisik, baik yang
digunakan untuk menyelenggarakan
kegiatan pokok maupun kegiatan penunjang dalam organisasi ( Donald, 2006).
Nama lain logistik : perbekalan,
barang, material, peralatan, perlengkapan, saranan, dan prasarana.
Manajemen logistik adalah serangkaian
kegiatan taua perencanaan, perorganisasian pengawaasan terhadap
kegiatanpengadaan, pencataan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, dan
penguanaan logistik guna mendukung produktifitas dan efisiensi dalam upaya
pencapain tujuan organisasi (Syafrudin 2009).
B.
Tujuan Manajemen Logistik
1.
Tujuan umum
a.
Tujuan Operasional : agar
tersedia barang atau bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai
b.
Tujuan keuangan Merupakan
oprasional dapat terlaksana dengan biaya
yang serendah-rendahnya.
c.
Tujuan pengamanan agar
persediaan tidak terganggu dari kerusakan, pemborosan, pencucian dan pengusutan
yang tidak wajar.
2.
Tujuan khusus
Mendukung efektifitas dan efisiensi
dalam setiap upaya pencapaian tujuan organisasi.
C.
Fungsi Manajemen Logistik
Menurut Syafrudin (2009), Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk
skema siklus kegiatan logistik sebagai berikut :
Masing-masing
fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain. Untuk itu
kita bahas satu persatu fungsi logistik tersebut.
1.
Fungsi Perencanaan
Pengertian
umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang
harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan
secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang
pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari:
2007). Subagya menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas
pokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang
merupakan cara terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan
pedoman tindakan
Pengelolaan
logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat
sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik.
Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting
yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian
terhadap devisi-devisi yang terjadi.
Suatu
rencana harus di dukung oleh semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit
mendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalam
pelaksanaannya. Di bawah ini akan dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan,
perencana, pelaksana dan pengawas
Dalam
suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian
tujuan ( Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan /
staf, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan
(untuk mencapai sasaran) organisasi.
Perencanaan
dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:
a.
Rencana jangka panjang (Long
range)
b.
Rencana jangka menengah (Mid
range)
c.
Rencana jangka pendek (Short
range)
Periodisasi dalam suatu perencanaan
sekaligus merupakan usaha penentuan skala perioritas secara menyeluruh dan
berguna untuk usaha tindak lanjut yang terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan
ini akan menghasilkan antara lain:
a.
Rencana
Pembelian
b.
Rencana
Rehabilitasi
c.
Rencana
Dislokasi
d.
Rencana
Sewa
e.
Rencana
Pembuatan.
Dalam tahapan perencanaan logistik
pada umumnya dapat menjawab dan menyimpulkan pernyataan sebagai berikut:
a.
Apakah yang di butuhkan (what)
untuk menentukan jenis barang yang tepat
b.
Berapa yang di butuhkan (how
much, how many) untuk menentukan jumlah yang tepat
c.
Bilamana dibutuhkan (when)
untuk menentukan waktu yang tepat
d.
Di mana dibutuhkan (where)
untuk menentukan tempat yang tepat
e.
Siapa yang mengurus atau siapa
yang menggunakan (who) untuk menentukan orang atau unit yang tepat
f.
Bagaimana diselenggarakan (how)
untuk menentukan proses yang tepat
g.
Mengapa di butuhkan (why) untuk
mengecek apakah keputusan yang di ambil benar-benar tepat
2.
Fungsi Penganggaran
Penganggaran
(budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian
penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata
uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari)
Dalam
fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi perencanaan dan penentu
kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari
dana-dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan
yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang
reliable.
Apabila semua
perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek berulang kali dan diketahui
untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka
penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan
terpaksa.
Pengaturan
keuangan yang jelas, sederhan dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan.
Dalam
menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain
adalah:
a.
Peraturan–peraturan
terkait
b.
Pertimbangan
politik, sosial, ekonomi dan tehnologi
c.
Hal-hal
yang berhubungan dengan anggaran
d.
Pengaturan
anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan logistik
Sumber
anggaran di suatu rumah sakit bermacam-macam, tergantung pada institusi yang
ada apakah milik pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber
anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari
penerimaan rumah sakit. Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran
berasal dari Dana Subsidi (Yayasan dan
Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari pihak ketiga (Mustikasari).
Alokasi
anggaran logistik Rumah Sakit 40 % - 50
% dalam bentuk obat-obatan dan bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat
rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan suku cadang.
3.
Fungsi Pengadaan
Pengadaan
adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang
dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang
tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap
mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. Sedangkan
Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi
atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui
sebelumnya.
Pengadaan
tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan
pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan
organisasi. Cara–cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi pengadaan
adalah:
a.
Pembelian
b.
Penyewaan
c.
Peminjaman
d.
Pemberian
( hibah )
e.
Penukaran
f.
Pembuatan
g.
Perbaikan
Proses
pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan
sebagai berikut:
a.
Perencanaan
dan penentuan kebutuhan
b.
Penyususnan
dokumen tender
c.
Pengiklanan/penyampaian
uandangan lelang
d.
Pemasukan
dan pembukuan penawaran
e.
Evaluasi
penawaran
f.
Pengusulan
dan penentuan pemenang
g.
Masa
sanggah
h.
Penunjukan
pemenang
i.
Pengaturan
kontrak
j.
Pelaksanaan
kontrak
Mengingat
fungsi pengadaan adalah fungsi tehnis yang menyangkut pihak luar maka
pengendalian fungsi pengadaan perlu mendapatkan perhatian. Pengendalian
dilaksanakan dari awal kegiatan sampai dengan pemeliharaan. Kebijakan
pemerintah yang mengatur tentang pengadaan barang adalah Keppres No. 80 tahun
2003.
Beberapa
hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain:
a.
Kode
etik pengadaan
Kode etik pengadaan yang
dikemukakan oleh George W. Aljian, antara lain:
·
Hubungan
pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun seorang pembeli harus tetap
tidak berpihak dalam semua tahap perdagangan
·
Tidak
boleh ada keterangan orang dalam, kepada siapapun.
·
Memberi
batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika
b.
Pelelangan
pengadaan barang
Setiap
mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus dibentuk panitia pengadaan dan
pelangan milik negara yang ditentukan sebagai berikut:
·
Keanggotaan
panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari unsur: Perencana, pemikir
pekerjaan yang bersangkutan, penaggung jawab keuangan, penanggung jawab
perlengkapan, penanggung jawab tehnis.
·
Dilarang
duduk sebagai anggota panitia adalah: Kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin
proyek, pegawai pada inspektorat jenderal atau unit-unit yang berfungsi sebagai
pemeriksa.
·
Panitia
pelelangan dibentuk oleh kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek
·
Masa
kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah pemenang pelelangan
ditunjuk.
4.
Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan
merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan barang persediaan
di tempat penyimpanan. Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang
telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan
setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua
kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang
lain adalah: Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari
kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.
Faktor –
faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan adalah:
a.
Pemilihan
lokasi
Aksesibilitas,
utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung barang yang disimpan,
keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
b.
Barang
(Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)
Jenis dan
bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:
§ Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance,
alat-alat berat, brankar, kursi roda dll.
§ Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat
medis dll.
c.
Pengaturan
ruang
Bentuk-bentuk
tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan ruang secara efisien dan
pengawasan ruangan.
d.
Prosedur/sistem
penyimpanan
Formulir-formulir
transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan, cara pengambilan
barang, pengawetan dll.
e.
Penggunaan
alat bantu
f.
Pengamanan
dan keselamatan
Pencegahan
terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap kecelakan, gangguan
terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.
5.
Fungsi Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran
atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang
dari satu tempat ke tempat lainnya
(Subagya: 1994). Faktor yang mempengaruhi penyaluran barang antara lain:
a.
Proses
Administrasi
b.
Proses
penyampaian berita (data-data informasi)
c.
Proses
pengeluaran fisik barang
d.
Proses
angkutan
e.
Proses
pembongkaran dan pemuatan
f.
Pelaksanaan
rencana-rencana yang telah ditentukan
Ketelitian
dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan unsur yang
sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6.
Fungsi Penghapusan
Penghapusan
adalah kgiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Alasan penghapusan
barang antaralain:
a.
Barang
hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang
salah, tercecer atau tidak ditemukan
b.
Tehnis
dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya. Keadaan
tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki,
obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu
barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan,
aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling,
Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat
dipergunakan lagi.
c.
Surplus
dan ekses
d.
Tidak
bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e.
Rampasan
yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
Program penghapusan dapat
ditinjau dari dua aspek antara lain:
a.
Aspek
yuridis, administrasi dan prosedur
Dalam
aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai, identifikasi dan
inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan atau ketentuan
terhadap barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang dihapus.
b.
Aspek
rencana pelaksana tehnis
Evaluasi,
rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut. Cara-cara
penghapusan yang lazim dilakukan antaralain:
§ Pemanfaatan langsung: Usaha
merehabilitasi/merekondisi komponen-komponen yang masih dapat digunakan kembali
dan dimasukkan sebagai barang persediaan baru.
§ Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan
nilai ekonomis dari barang yang dihapus menjadi barang lain
§ Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang
memerlukan dalam rangka pemanfaatan langsung
§ Hibah: Pemanfaatan langsung atau
peningkatan potensi kepada badan atau pihak di luar instansi (Pemerintah)
§ Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah
tangan atau dilelang
§ Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan
keselamatan lingkungan
7.
Fungsi Pengendalian
Pengendalian
adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan
pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah
berlangsung. Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
a.
Merumuskan
tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan
prosedur lain
b.
Melaksanakan
pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna mendapatkan gambaran dan
informasi tentang penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari rencana
c.
Melakukan
kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan dalam rangka
pencapaian tujuan
d.
Melakukan
supervisi
Agar
pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan sarana-sarana
pengendalian sebagai berikut:
1)
Struktur
organisasi yang baik
2)
Sistem
informasi yang memadai
3)
Klasifikasi
yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi
4)
Pendidikan
dan pelatihan
5)
Anggaran
yang cukup memadai
D.
Maksud Menajemen Logistik
1.
Mampu menyediakan logistik
sesuai dengan kebutuhan
2.
Mampu menyediakan informasi
berkaitan dengan keberadaan logistik
3.
Mampu menyediakan logistik yang
siap pakai
4.
Mampu menjaga dan
mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil logistik.
5.
Mampu mencegah dan mengambil
tindakan antisipatif terhadap berbagai penyimpangan dalam setiap kegiatan
pengelolahan maupun pengolahan logistik
6.
Mampu menyediakan pedoman kerja
baagi setiap unit kerja maupun personal maupun membangun budaya, penguanaan
logistik secara bertangung jawab.
E.
Kegiatan Manajemen Logistik
1.
Kegiatan manajerial
2.
Perencanaan dan penentuan
kebutuhna mencangkup aktivitas, pemikiran, penetapan sasaran, pedoman,
perhitungan, perumusan tindakan yang akan dilaksankan di masa yang akan datang.
3.
Perorganisasian mencangkup
kegiatan merancang dan merumuskan struktur formal dalam upaya pengelolaan
logistik dengan mengunakan kegiatanmengelompokkan, pengatur dan membagi tuigas
sekaligus wewenang kepada setiap unit atau anggota organisasi
4.
Pengawasan mencangkup
setiap upaya untuk menjaga pelaksanaan
setiap tindakan dan kegiatan dalam pengelolaan logistik sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan, baik berkaiatan dengan pengunaan logistik, maupun proses
pengolaan logistik.
5.
Kegiatan operasional
6.
Pengadaan logistik :
serangkaian untuk menyediakan logistik sesuai dengan kebutuhan, baik berkaiatan
dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu mauapun tempat, dengan harga yang
tersumber yang dapat dipertanggung jawaban
7.
Pencatatan ( infentarisasia ) :
kegiatan untuk menyediakan data atas semua logistik yang dimiliki.
8.
Penyimpanan atau pengundangan :
kegiatan pengurusan logistik baik yang bersifat
administratif maupun operasional berkaiatan dengan perumusan maupun
kebersamaan tata kerja, tata ruang, tata usaha, maupun pengetahuan barang
digudang.
9.
Pendistribusian : kegiatan yang
berkaiatan dengan pembagian dan penyampaian logistik kepada satuan unit atau
unit organisasi yang membutuhkan sesuai dengan sistem kerja yang ditetapkan.
10.
Pemeliharaan : kegiatan yang
berkaaiatan dengan upaya mempertahankan kondisi teknis, daya guna, dan daya
hasil logistik serta menjamin jangka waktu pemakaian barang mencapai batas
waktu yang optimal.
11.
Menghapus atau pemusnahan :
kegiatan pembebasan logistik dari petanggung jawaban baik secra fisik maupun
pun adsministratif karena logistik tersebut lebih di nilai sudah tidak berdaya
guna lagi.
F.
Tanggung Jawab Bagian Logistik
Menurut Andri Lukaman, (2006) tanggung jawab
bagian logistik antara lain :
1.
Menyediakan barang dan jasa
dalam jumlah mutu dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
2.
Menjaga kegiatan pemasokan
aterial dan jasa agar tidak putus.
3.
Mengadakan pembelian inventaris
secara bersaing.
4.
Menjadwal infestasi barang
dalam tingkat serendah mungkin
5.
Menegmbangkan sumber pasokan
yang dapat dipercayadan alternatif
pasokan lain.
6.
Mengembangkan dan menjaga
hubungan baik dengan bagian lain
7.
Memantapkan integrasi yang
maksimal dengan bagian lain.
8.
Melatih dan membina pegawai
yang kompeten
G.
Masalah Umum Dalam Manajemen Logistik
Menurut masalah umum dalam manajemen logistik Syafrudin (2009), antara lain :
1.
Salah rencana dan pengadaan
kebutuhan
a.
Kekeliruan dalam menetapkan
kebituhan logistik.
b.
Kurang cermat dalam
menganaliis, kurang memperhatikan lingkungan.
c.
Kesalahan berkaiatan dengan
jenis logistik, metode pengadaan logistik, jumlah logistik, waktu pengadaan,
tempat asal maupun kesalahan dalam rencana harga logistik.
2.
Salah pengadaan
3.
Salah tempat
Salah peletakan logistik sehingga
menggu kelancaran aktifitas secra keseluruhan.
4.
Salah pakai
Kekeliruan dalam penggunaan barang
karena tanpa disertai rasa tanggung jawab baik secraa teknik maupun fungsional
mau[pun hak pemakaian barang.
5.
Lalai dalam pencatatan
Alpa dalam pencatatan logistik baik
menyangkut pelayanan kegiatan, waktu, jumlah, harga, kondisi maupun data
pencatatan lainnya.
6.
Lalai perawatan
Ketidak teraturan dan kesalahan
dalam perawatan logistik sehingga menimbulkan kerusakan yang dapat berdampak
pada menurunnya kuatintas ouput, tidak tercapainya batas pemakaian barang
secara optimal dan terjadi pemborosan.
7.
Lalai penyimpanan
Tidak ditempatkan nya baang pada tempat yang semestinya.
8.
Lalai kontrol
Alpa dalam pengawasan baik terhadap
barangnya, waktu pengawasan, mauapun metode pengawasan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen
logistik adalah serangkaian kegiatan taua perencanaan, perorganisasian
pengawaasan terhadap kegiatanpengadaan, pencataan, pendistribusian,
penyimpanan, pemeliharaan, dan penguanaan logistik guna mendukung produktifitas
dan efisiensi dalam upaya pencapain tujuan organisasi.
Fungsi
logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai
berikut : fungsi perencanaan, fungsi penganggaran, fungsi pengadaan, fungsi penyimpanan, fungsi penyaluran (Distribusi), fungsi penghapusan, ungsi pengendalian.
Masalah
umum dalam manajemen logistik yaitu salah
rencana dan pengadaan kebutuhan seperti
: kekeliruan dalam menetapkan kebituhan logistik, kurang cermat dalam
menganaliis, kurang memperhatikan lingkungan, dan kesalahan berkaiatan dengan jenis logistik,
metode pengadaan logistik, jumlah logistik, waktu pengadaan, tempat asal maupun
kesalahan dalam rencana harga logistik. Masa umum manajemen logistik lainnya yaitu Salah
pengadaan, salah
tempat, salah
pakai, lalai
dalam pencatatan, lalai perawatan, lalai penyimpanan, lalai control.
B.
Saran
1.
Bagi Institusi
Penulis berharap makalah ini dapat
menjadi informasi tambahan untuk PSIK STIKES HI pada khususnya dan semua pembaca pada
umumnya.
2.
Bagi Mahasiswa
Setelah mempelajari dan memahami secara lebih
dalam tentang manajemen logistik, diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dan diperolehnya. Serta
mengimplementasikan langsung melalui praktik di lapangan tentang manajemen keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Andri Lukaman, SKM. 2006. Manajemen dan Logistik Bantuan Kemanusiaan
dalam Sektor Kesehatan. Jakarta : EGC
Donald. J. Bowersox . 2006. Manajemen Logistik. Jakarta: Bumi Aksara
Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep.
2009. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.
Jakarta: EGC
Syafrudin, SKM. M.Kes. 2009. Organisasi dan Manajemen pelayanan Kesehatan.
Jakarta: TIM
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/05/makalah-manajemen-logistik.html. di akses tanggal 26 september 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar