Cinta yang tulus dan
menghargai
Ada sebuah desa yang
terpencil, nama desanya rasau kecamatan pemayung, hiduplah seorang keluarga
yang harmonis. Hidup suami istri yang saling menyayangi dan saling memberi
perhatian yang lebih, suaminya bernama Syariful, ia berkerja sebagai petani
yaitu motong karet, itu pun kebun karetnya punya orang yang ia potong dan
sorenya ia berusaha membuat kebun karet diladangnya sendiri. Istrinya bernama
Mus, setiap hari ia selalu membantu suaminya berkerja. Desa tersebut sangatlah
nyaman, masyarakat selalu hidup yag rikun saling membantu satu sama yang lain. Pas
malam harinya, dirumah Syariful sangatlah sunyi dan sepi, didesa tersebut
semuanya masih banyak hutan, jalan satapak hanya pas untuk sepada, mobil pun
belum bisa masuk kedesa tersebut. Saat hujan tiba jalan didesa rasau sangatla
becek dan lengket dan didesa tersebut belum ada listrik. Semua masyarakat
disana hidupnya cukup sederhana, pada malam hari ia semua masyarakat hanya
mehidupkan lampu duduk yang dibuat dari kaleng, yang berisi dengan minyak
tanah, sumbunya terbuat dari tali karung goni.
Saat ayam berkokok pada
pagi hari, terbangunlah istri bapak Syariful yang akan membuat sarapan pagi
hari sebelum mereka berangkat kerja. Ibu Mus ini membuat gorengan pisang dan
memasang air dengan tunku kayu yang sederhana. Tak lama sang suami pun terbagun
dari lelapnya tidur, lalu bapak Syariful kebelakang dan mencuci mukanya.
Setelah itu ia duduk disebuah amben yang telah disiapi sarapan pagi oleh
istrinya yang disuguhi air kopi serta sepiring goreng pisang. Suami istri
tersebut sarapan bersama-sama dengan nikmatnya. Setelah sarapan seperti biasa
suaminya merokok terlebih dahulu sebelum berangkat kerja. Istrinya mengatakan “ia
ingin sekali mempunyai seorang anak karena sudah setahun mereka menikah sampai
sekarang belum dikaruniai anak.” Namun sang suami hanyalah terdiam sejenak, tapi ia sebenarnya juga ingin mempunyai seorang ank hanya saja ia ingin
kebunnya karetnya sudah tertanam dulu, jadi setelah ditanam tinggal merawatnya
saja.
Sang suami istri
tersebut berangkat kekebun dimana ia kerja sebagai motong karet. Dan istrinya
memyiapi makanan siang untuk dibawa kekebun. Biasanya keluarga bapak Syariful
ini selesai kerja tidak lagi pulang kerumah, ia hanya istirahat digubuk yang
sederhana dikebunya setelah rasa capeknya hilang dan perutnya sudah kenyang
mereka pergi kekebunnya sendiri intuk melanjutkan menanam karet. Jadi jangan
sampai kesiangan kalau matahari telah terbit nanti selesai kerjanya kesiangan
atau bisa juga sampai sore. Mereka merasa kepanasan dan haus. Biasanya mereka
pulang kerja sekitar jam 11.00 WIB atau jam 12.00 WIB, itu pun mereka berangkat
kerjanya pagi sekali malahan sebelum matahari terbit keluarga bapak Syariful
sudah ada dikebun dan siap untuk berkerja. Selesai kerja mereka istirahat
disebuah gubuk, dan siap untuk menyantap makan siang. Kebiasaan setelah makan
bapak Syariful ini selalu saja merokok, dengan santai istrinya pun duduk dengan
tenang. Kira-kira mereka sudah hilang capeknya mereka melanjutkan kerja lagi yaitu
nanam karet supaya saat anaknya sudah lahir nanti batang karetnya sudah tubuh
dengan baik dan bapak Syariful tinggal merawat serta menjaga kebun karetnya
dari binatang yang ganas menghabiskan kebunnya.
Setiap hari masyarakat
didesa rasau ini semuanya berkerja sebagai motong karet, jauh dari kecamatan
jangankan kota atau kecematan toko sayur saja jauh. Kebanyakan didesa rasau
masyarakatnya berkebun sayuran sendiri, jadi tidak perlu selalu mencari
sayuran yang jauh. Ya palingan seminggu
sekali baru pergi ketoko mencari beras dan keperluan yang lain.
Setiap hari, setiap
bulan suami dan istri bapak Syariful menjalani hidupnya dengan baik. Dan istri
Syariful berharap sekali ia hamil secepatnya, agar kehidupan rumah tangganya
menjadi lebih romantis dan harmonis.
Suatu hari ketika istri
Syariful dikabarkan hamil. 9 bulan kemudian, dan tinggal waktunya melahirkan.
Istrinya mengatakan “ bang aku ingin melahirkan ditempat orang tuaku, apakah
abang mengizinkan kalau ia besok kita pulang ya bang ketempat orang tuaku”
Suaminya menjawab “ ya,
boleh saja jadi ada yang bisa menjaga dan merawat kamu nanti saat telah
lahiran.” “ terima kasih ya bang.”
Besoknya sang suami
tidak berkerja, ia ingin mengantarkan sang istrinya kerumah orang tuanya, sang
istri pun senag sekali. Setelah sampai mertua bapak Syariful juga menerima dan
menjaga serta membantu lahiran anaknya, yaitu cucu pertama mbah Mu’in. Besok
paginya bapak Syariful pun pulang kerumahnya dikebun untuk bekerja mencari uang
untuk kehdupan anaknya dan syukuran anaknya bila anak pertamanya telah lahiran.
Beberapa hari kemudian anak bapak Syariful lahir. Istrinya dibantu lahiran sama
dukun beranak dan seorang bidan, serta semua keluarga kumpul dan berdoa agar
anak dan istrinya selamat. Setelah lahir ternyata anaknya perempuan dan diazani
oleh bapaknya. Setiap hari mbahnya selalu merawat dan menjaga dengan baik cucu
pertamanya ini.
Setelah 40 hari
ditempat mbahnya mengadakan syukuran dan cucunya diberi nama suparti.
Sepertinya keluarga besar bapak syariful dan mus ini sangat senang sekali
setelah lahirnya suparti. Besoknya setelah syukuran anaknya dan cucunya pulang
ketempat orang tua sang suami. Tapi ntah mengapa setelah beberapa bulan tinggal
ditempat keluarga sang suami, istrinya merasa keluarganya itu selalu menyalahkan
Mus. Hanya saja datuk suparti yang selalu menyayangi nya, sedangkan Syariful
jarang pulang, ia kerja dikebun, dan setelah nimbang baru lah ia pulang
ketempat orang tuanya. Setalah suparti berumur setahun datuknya meninggal
dunia, keluarga Syariful sangatlah sedih, dan ia menyalah kan bahwa mus yang
telah meracuninya, semenjak itu mus selalu besabar hingga anaknya berusia 3
tahun.
Namun ntah apa salahnya
mak dari Syariful menjatuhkan telur dan mengatkan yang tidak-tidak sama mus. “
enak nian ya gawe Cuma makan tidur, sedangkan Syariful kerja banting tulang.
Kalau seperti ini terus lebih baik cerai saja kalian dan pergi sekarang dari
rumah ini “ kata mertuanya. Mus hanya terdiam sejenak dan mengeluarkan air
mata, saat itu Syariful tidak ada dirumah ia lagi di kebun. Mus tidak menjawab
dan membatah mertuanya, besoknya suaminya pulang, dan mertunaya tetap saja
masih marah-marah, sehingga Syariful sendiri tidak bisa berkata apa-apa
terhadap istrinya.
Akhirnya mus dan
anaknya suparti pulang kerumah orang tua mus, dan ia motong karet punya orang
tuanya sendiri, setiap hari ia berulang dengan sepeda, dan anaknya dititipkan
dengan mbahnya yang selalu dirumah. Namun mus berpikir ia ingin pulang saja
kerumahnya sendiri, soalnya rumahnya tidak pernah ditunggu lagi semenjak
kejadian itu.
Sekarang mus tinggal
berdua dengan anaknya namun kalau malam sepi ia bemalaman ditempat tetangganya
yaitu wawak pariyo. Begitu la setiap hari mereka menjalani kehidupannya.
Terkadang mus berpikir “ dulu hidupku sangatlah senang, saling perhatian dan
saling menyayangi, tapi sekarang semua itu hilang begitu saja.”
Suatu hari ketika
Syariful datang kerumah, ia berniat baik untuk menjalini hubungan keluarga
mereka dengan baik, serta membicarakan masalahnya dengan baik sampai selesai
serta didengarkan oleh wak pariyo, sebagai saksinya bahwa Syariful ingin kumpul
dengan istri serta anaknya. Istrinya pun menerima Syariful kembali.
Serta Syariful
menjelaskan baik-baik dengan keluarganya, agar keluarganya masih menerima
istrinya kembali. Dengan musyawarah dngan keluarga ahahirnya syariful hidup
bahagia dengan kelurganya, walaupun kadang karet murah sampai-sampai mereka
hanya makan nasi sama minyak goreng yang dikasih garam.
Setelah suparti berumur
6 tahun mus hamil, dan desa rasau berkembang lebih baik, sudah banyak
masyarakat dan jalan sudah lebar walaupun masih becek. Kerja selama ini
memuaikan hasil dan Syariful berniat ingin membuat rumah dipinggir jalan, agar
sekolah anaknya semakin dekat. Rencana berjalandengan baik,,,mereka pindah
kerumah barunya yang terbuat dari papan....
Suatu malam jumat
syariful pergi yasinan dan istrinya dirumah dengan suparti, sekitar jam 22.00
malam mus merasakan bahwa erutnya sakit dan sepertinya ia ingin melahirkan,
suparti sangat khawatir dan tak tau mau melakukan apa, bapaknya pun belum
pulang juga. Tiba-tiba hujan deras turun, dan bapaknya pulag dengan kehujanan,
sampai dirumah melihat istrinya lagi kesakitan. Ia cepat-cepat mencari
pertolongan dan menjemput bidan dan orangtua hujan-hujanan. Sekitar jam 03.00
subuh anaknya lahir dengan sehat dan selamat, anaknya cowok. “ ye aku punya
adik cowok” kata suparti.
Kebahagian keluarga
Syariful pun menjadi sayang dan menjadi keluarga berencana mempunyai sepasang
anak. Walaupun hidupnya banyak sekali masalah tapi mereka tetap sabar dan
membuktikan bahwa cintanya itu tulus pada istri dan menyayangi anaknya.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar